MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
Disusun Oleh :
Dian Prasetyo 1320310118
JURUSAN / PRODI SYARI’AH MBS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Persaingan bisnis yang
semakin ketat, menimbulkan banyak konsekuensi
dalam persaingan perusahaan. Perusahaan dituntut untuk meningkatkan daya
saingnya secara terus menerus. Perusahaan dalam waktu cepat harus mampu
mengubah diri menjadi lebih kuat dan mampu menanggapi kebutuhan pasar. Jika
dikaitkan dengan aspek pemasaran, perusahaan yang memiliki pemasaran yang kuat
akan mampu bersaing dalam persaingan bisnis yang ketat.
Aspek pemasaran erat
kaitannya dengan penggunaan periklanan. Iklan adalah sebuah komunikasi
persuasif yang mampu mengubah perilaku khalayak. Sebuah iklan diciptakan untuk
dapat menggiring pola pikir dan atau tindakan tindakan yang diharapkan oleh
pembuat iklan. Daya pikat iklan di bangun untuk mengingatkan khalayak pada
pencitraan tertentu, karena iklan berhubungan langsung dalam memperkenalkan produk
kepada konsumen. Menurut Lee dan Johnson (2004:03) mengatakan bahwa iklan
adalah komunikasi komersil dan non personal tentang sebuah organisasi dan
produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak melalui media bersifat
misal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail, reklame luar ruang
atau kendaraan umum.
Iklan merupakan salah
satu instrument pemasaran modern yang aktivitasnya didasarkan pada konsep
komunikasinya maka keberhasilannya dalam mendukung program pemasaran merupakan
pencerminan dari keberhasilan komunikasi. Dengan beriklan, perusahaan berusaha
mengkomunikasikan baik keberadaan perusahaan itu sendiri maupun produk ataupun
jasa yang dihasilkan dan semaksimal mungkin bagaimana iklan tersebut mampu
memuaskan konsumen dengan menyajikan pesan yang sesuai keinginan konsumen.
Tidak bisa dipungkiri,
hingga saat ini iklan masih menjadi sarana yang tepat dalam menunjang aktivitas
pemasaran karena dengan berkomunikasi melalui iklan beberapa tujuan bisa
tercapai, seperti meningkatkan awareness, sales dan image suatu
produk ataupun jasa. Demi tercapainya tujuan tersebut maka masing-masing
perusahaan bersaing untuk memperebutkan pasar konsumen melaui iklan. Akhirnya,
yang terjadi adalah persaingan iklan besar-besaran. Oleh sebab itu, iklan dapat dijadikan sebagai salah satu parameter yang dapat
digunakan untuk melakukan analisis persaingan untuk mengukur posisi suatu
produk ataupun jasa dari suatu perusahaan terhadap produk ataupun jasa dari
perusahaan pesaingnya.
Tampilan
iklan-iklan pada media televisi berlomba-lomba menarik simpati para pemirsanya
dengan berbagai variasi. Salah satunya adalah tampilan iklan yang mengandung
unsur persaingan. Persaingan provider celullar paling seru saat ini adalah
antara XL dan Telkomsel.
1.2.
Tujuan
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimanakah persaingan
yang terjadi dua produk provider besar baik dalam aspek pemasaran maupun posisi
produknya di masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pangsa pasar atau market share adalah presentase dari keseluruhan
pasar untuk sebuah kategori produk atau jasa yang telah dipilih. Presentase ini
dikuasai satu atau lebih produk atau jasa tertentu yang dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan dalam kategori yang sama (Malahayati, 2010). Market share merupakan suatu proporsi atau perbandingan antara
penjualan industry keseluruah (total) yang dibuat suatu perusahaan dalam suatu
industry (Umar, 2000).
Menurut Lubis (2004), Strategi bersaing bergantung pada besar dan
posisi masing-masing perusahaan dalam pasar. Perusahaan besar mampu menerapkan strategi tertentu, yang jelas
tidak bisa dilakukan oleh perusahaan kecil. Dan bukanlah merupakan sesuatu hal
yang jarang terjadi bahwa perusahaan kecil dengan strateginya sendiri mampu
rnenghasilkan tingkat keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik daripada yang
diperoleh perusahaan besar.
Sehubungan dengan besarnya usaha, maka dapat dibedakan menjadi empat kelompok
usaha, yaitu market leader menguasai 40% pasar , market challenger menguasai
30% pasar , market follower menguasai 20% pasar, dan market nicher menguasai
10% pasar.
a.
Strategi Market Leader
Perusahaan seperti ini
rnemegang bagian terbesar dalam pasar, biasanya perusahaan-perusahaan lain
mengikuti tindakan-tindakan perusahaan dalam hal perubahan harga, pengenalan
produk baru, pencakupan saluran distribusi, dan intensitas promosi. Perusahaan
yang dominan selalu ingin tetap menjadi nomor satu, oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan
seperti ini biasanya mengembangkan strategi.
a.
Mengembangkan pasar keseluruhan, hal ini
dapat dilakukan dengan cara:
ü
Mencari konsumen baru dengan cara strategi
penerobosan pasar, strategi pasar baru, dan strategi perluasan geografis
ü
Mencari dan mengenalkan kegunaan baru
suatu produk
ü
Meyakinkan masyarakal konsumen agar menggunakan
produk lebih banyak pada setiap kesempatan.
b.
Melindungi
bagian-bagian pasar yang telah dikuasai. Sementara mencoba memperkuat pasar.
Perusahaan yang dominan tetap harus melindungi usahanya secara terus menerus
dari serangan saingan-saingannya. Untuk itu yang harus dikerjakan oleh
perusahaan pemimpin dalam mempertahankan daerah kekuasaannya adalah inovasi
(Pembaharuan ) yang terus menerus.
c.
Meningkatkan
bagian pasar. Selain mencari konsumen baru pada pasar yang baru, perusahaan
juga dapat meningkatkan jumlah konsumen pada bagian pasar yang sudah dikuasai.
b.
Strategi Market
Challenger
Perusahaan yang mempunyai urutan kedua atau lebih rendah lagi
didalam pasar bisa disebut "runner up" atau "Penyusul".
Mereka dapat menyerang Market leader dan pesaing-pesaing lainnya dalam suatu
usaha yang gencar merebut bagian pasar, perusahaan inilah yang disebut Market Challenger.
Dan mereka yang bersikap asal rnenerima tidak menggoncangkan pasar, disebut
juga Market Follower.
Beberapa strategi penyerangan
yang bisa digunakan oleh market challenger :
a.
Menetapkan
sasaran strategi lawan.
Langkah
awal yang harus dilakukan oleh penantang pasar adalah menetapkan sasaran
strategis dan memilih lawan yang dihadapi, untuk itu perusahaan harus melakukan
analisis persaingan yang sistematis.
b. Memilih strategi penyerangan.
Secara umum ada lima strategi penyerangan yang dapat
dipilih dan dilakukan market challenger :
·
Serangan
Frontal. Dalam serangan frontal ini, penyerang menandingi produk, iklan, harga,
dari lawannya, sehingga apabila lawan tidak kuat maka akan kalah. Biasanya yang memakai strategi
ini adalah market challenger yang kuat.
·
Serangan Melambung. Prinsip pokok dart serangan modern adalah
Konsentrasi kekuatan untuk menyerang kelemahan. Ada dua strategi yang dapat dilakukan oleh market challenger
yaitu serangan geografis, yaitu serangan-serangan yang ditujukan pada
daerah-daerah pemasaran dimana pesaing tidak menanganinya dengan baik. Dan kedua adalah serangan
dengan menutup segmen pasar yang selama ini belum dipenuhi oleh market
leader.
·
Serangan mengepung. Serangan ini merupakan
usaha menembus daerah pemasaran lawan, yaitu dengan mengadakan penyerangan
secara besar-besaran terhadap seluruh pasar lawan dan pada saat bersamaan
perusahaan penantang memasarkan segala apa saja yang dipasarkan oleh pesaing,
dan melebihi apa yang dimiliki oleh pesaing, sehingga tawaran perusahaan ini
tidak mungkin ditolak oleh konsumen.
·
Serangan lintas. Strategi ini adalah
strategi yang paling tidak langsung, serta menjauhkan diri dari gerakan yang
mengarah kepemasaran pesaing. Ada tiga pendekatan, yaitu: diversifikasi ke
produk-produk yang tidak berkaitan, diversifikasi kepasar geografis yang baru
dan menciptakan produk yang lebih baik.
· Serangan gerilya. Serangan ini dilakukan
perusahaan-perusahaan yang kekurangan modal dengan menyerang pada berbagai
wilayah lawan dengan serangan kecil yang tiba-tiba dan terputus-putus.
Tujuannya adalah untuk mengganggu konsentrasi lawan. Serangan dapat dilakukan
dengan tindakan memotong harga secara selektif, mengganggu persediaan, membajak
eksekutif, kegiatan promosi intensif dan berbagai tindakan ilegal lainnya.
c.
Strategi Market
Follower
Perusahaan seperti ini lebih suka menawarkan hal-hal
yang serupa, biasanya dengan meniru produk perusahaan yang memimpin. Setiap
market follower selalu menonjolkan sifat khasnya kepada target pasar, misalnya
lokasi, jasa pelayanan, atau keuangannya. Strategi umum yang biasa dilakukan
oleh maeket follower yaitu:
· Mengikuti dari dekat. Market follower berusaha menyamai
perusahaan pemimpin pasar pada sebanyak mungkin segmen pasar dan wilayah bauran
pemasaran.
· Mengikuti dari jauh. Dalam strategi ini market follower
membuat beberapa differensiasi, namun tetap mengikuti market leader dalam hal
pembauran pasar.
· Mengikuti secara selektif. Market follower mengikuti
dengan dekat beberapa hal yang dilakukan market leader, namum pada hal-hal yang
lain perusahaan berjalan dengan sendiri.
d.
Strategi Market
Nicher
Perusahaan seperti ini, menyandang berbagai nama
seperti; penggarap relung pasar, spesialisasi pasar, perusahaan ambang pintu,
atau perusahaan tumpuan. Market nicher menempati sebagian kecil
dari seluruh pasar yang ada. Perusahaan jenis ini mencoba masuk kesatu atau
lebih celah-celah pasar yang aman dan menguntungkan yang dilupakan atau
terlewatkan oleh perusahaan besar. Umumnya market micher adalah perusahaan yang
mempunyai spesialisasi tertentu dan keahlian yang khas didalam pasar, konsumen,
produk atau lini-lini dalam bauran pemasaran.
Menurut Rangkuti (1997), Analisis
SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan
kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman,
instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk
melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang
bias dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.
1.
Peluang
(Opportunities)
Suatu peluang merupakan situasi utama yang mengguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan utama adalah salah satu dari
peluang identifikasi dari segmen pasar yang sebelumnya terlewatkan,
perubahan-perubahan dalam keadaan bersaing, atau peraturan, perubahan
teknologi, dan hubungan pembeli dan pemasok yang diperbaiki dapat menunjukan
peluang bagi perusahaan.
2.
Ancaman
(Threaths)
Ancaman adalah rintangan-rintangan utama bagi posisi sekarang atau
yang diinginkan dari perusahaan. Masuknya pesaing baru, perumbuhan pasar yang
lambat, daya tawar pembeli dan pemasok utama yang meningkat, perubahan
teknologi, dan peraturan yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman
bagi keberhasilan suatu perusahaan.
3.
Kekuatan
(Strenghts)
Kekuatan adalah sumber daya, ketrampilan atau keunggulan lain yang
relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar suatu perusahaan layani atau
hendak layani. Kekuatan merupakan suatu kompetensi yang berbeda (destintive
competence) yang memberi perusahaan suatu keunggulan komparatif (comparative
advantage) dalam pasar. Kekuatan berkaitan dengan sumber daya, keuangan, citra,
kepemimpinan pasar, hubungan pembeli/pemasok, dan faktor-faktor lain.
4.
Kelemahan
(weaknesses)
Kelemahan
merupakan keterbatasan/kekurangan dalam sumber daya, ketrampilan, dan kemampuan
yang secara seerius menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan.
BAB III
STUDI KASUS
Persaingan antara XL dan
Telkomsel termasuk kedalam persaingan merk, dimana di dalamnya terjadi
persaingan dalam penetapan harga, feature yang ditawarkan dan yang paling
kentara adalah pada persaingan iklan. Berkali-kali dapat dilihat pada
iklan-iklan kartu XL dan kartu as/simpati (Telkomsel) saling menjatuhkan dengan
cara saling memurahkan tarif sendiri.
Kini persaingan 2 kartu
yang sudah ternama ini kian meruncing dan langsung tak tanggung-tanggung
menyindir satu sama lain secara vulgar. Bintang iklan yang jadi kontroversi itu
adalah Sule, pelawak yang sekarang sedang naik daun. Awalnya Sule adalah
bintang iklan XL. Di XL, Sule bermain satu frame dengan bintang cilik Baim dan
Putri Titian.
Di situ, Baim diminta oleh
Om Sule untuk mengatakan, “Om Sule
ganteng”, tetapi dengan kepolosan dan kejujuran (yang sudah direkayasa
oleh sutradara ) Baim berkata, “Om Sule
jelek”.Setelah itu, Sule kemudian membujuk Baim untuk berkata lagi, “Om Sule
ganteng” tapi kali ini Baim diberi es krim olehSule. Tetapi tetap saja Baim berkata,
“Om Sule jelek”. XL membuat sebuah slogan, “sejujur Baim, sejujur XL”.
Iklan ini dibalas oleh Telkomsel
dengan meluncurkan iklan kartu AS. Awalnya, bintang iklannya bukan Sule, tetapi
pada iklan tersebut sudah membalas iklan XL tersebut dengan kata-katanya yang
kurang lebih berbunyi seperti ini, “makanya,
jangan mau diboongin anak kecil..!!!”
Tidak cukup di situ, kartu AS
meluncurkan iklan baru dengan bintang Sule. Di iklan tersebut, Sule menyatakan
kepada pers bahwa dia sudah tobat. Sule sekarang memakai kartu AS yang katanya
murahnya dari awal. Sule juga berkata bahwa dia kapok dibohongi anak kecil
sambil tertawa dengan nada mengejek.
Perang iklan antar operator
sebenarnya sudah lama terjadi. Namun pada perang iklan yang satu ini, tergolong
parah. Biasanya, tidak ada bintang iklan yang pindah ke produk kompetitor
selama jangka waktu kurang dari 6 bulan. Namun pada kasus ini, saat penayangan
iklan XL masih diputar di Televisi, sudah ada iklan lain yang “menjatuhkan”
iklan lain dengan menggunakan bintang iklan yang sama.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.
Identifikasi
Pesaing (XL)
4.1.1.
Profil Pesaing
PT XL Axiata
Tbk (dahulu PT Excelcomindo Pratama Tbk), atau disingkat XL, adalah sebuah
perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia. XL mulai beroperasi
secara komersial pada tanggal 8 Oktober 1996, dan merupakan perusahaan swasta
pertama yang menyediakan layanan telepon seluler di Indonesia. XL menyediakan
layanan korporasi yang termasuk Internet Service Provider (ISP) dan VoIP. XL
memiliki dua lini produk GSM, yaitu XL Prabayar dan XL Pascabayar.
XL Prabayar
merupakan peleburan dari 3 produk prabayar XL sebelumnya, yaitu Bebas, Jempol,
dan Jimat. Peleburan menjadi satu lini produk ini merupakan upaya XL untuk
memangkas biaya pemasaran Jempol yang memiliki perkembangan kurang siginifikan
jika dibandingkan dengan Bebas. Peleburan ini diawali pada 1 Agustus 2007dengan
menyatukan voucher isi ulang untuk kedua produk dan diresmikan pada 1 Januari 2008
dengan peluncuran merek XL Prabayar. Pelanggan XL Prabayar mendapat nomor
dengan awalan 0817, 0818, 0819, 0859, 0878, dan 0877. Bebas diluncurkan pertama
kali pada tanggal 1 Juni 2004. Produk ini merupakan kelanjutan produk XL
sebelumnya, XL Pascabayar sebelumnya dikenal dengan nama Xplor.
Perubahan ini seiring dengan restrukturisasi lini produk XL dimana hanya ada 1
lini produk masing-masing untuk prabayar dan pascabayar.
4.1.2.
Market Share Pesaing
PT.
XL Axiata Tbk. (XL) didirikan pada tahun 1989 dan dimiliki oleh Axiata Group
Berhad melalui perusahaan Indocel Holding Sdn Bhd (66,7%). Perusahaan ini
adalah salah satu pemain selular terbesar di area Asia Pasifik, Emirates
Telecommunications Corporation (Etisalat) melalui Etisalat International
Indonesia Ltd (13,3%). Perusahaan ini adalah penyedia selular terbesar di Timur
Tengah dan Afrika, dan sebanyak 20% saham dimiliki oleh publik secara
terbuka.XL memulai kegiatan komersialnya di tahun 1996, XL saat ini adalah
salah satu penyedia jasa layanan telekomunikasi selular terbesar dan tertinggi
untuk pertumbuhan di industri telekomunikasi dengan melayani 31,4 juta
pelanggan dari berbagai negara sampai akhir tahun 2009.
Fokus
XL pada 2 aspek bisnis utama: Consumer Solutions – ditujukan untuk pelayanan
selular telepon berkualitas tinggi, dan Business Solutions – ditujukan untuk
penyediaan solusi data dan komunikasi yang efisien dan terpercaya bagi pangsa
pasar korporat.
XL
sebagai perintis dalam teknologi komunikasi tanpa batas untuk pangsa pasar
telekomunikasi di Indonesia, sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi pertama
yang meluncurkan akses internet kecepatan tertinggi 3G-HSDPA (High Speed
Downlink Packet Access) melalui paket aplikasi Blackberry.Sedangkan untuk
melayani pangsa pasar internasional, XL mengembangkan hubungan mitra kerja
secara erat dengan lebih dari 357 penyedia jasa layanan telekomunikasi
internasional di lebih dari 140 negara.
Melalui
nilai-nilai perusahaan : integritas, Kesempurnaan layanan dan kerja tim, XL
memiliki komitmen untuk meningkatkan kemampuannya secara berkesinambungan dalam
usahanya menjadi penyedia jasa layanan telekomunikasi yang digemari di
Indonesia, dengan memperluas cakupan daerah layanan, kualitas, kapan saja dan
dimana saja.
4.1.3.
Identifikasi
Kekuatan dan Kelemahan Pesaing
Kekuatan dan
kelemahan operator seluler XL disajikan pada analisis SWOT berikut ini:
1. Strength (Kekuatan)
Kekuatan XL antara lain terdapat pada:
XL secara terus menerus mencari tempat dimana dapat melakukan praktek yang
terbaik dalam menjalankan bisnis. Perusahaan juga menyadari dinamika di seputar
tata kelola perusahaan di Indonesia yang telah mengalami kemajuan selama ini.
2.
Weakness
(Kelemahan)
Kelemahan XL antara lain terdapat pada:
Masalah tarif murah XL juga bisa dikaitkan dengan iklan. Banyak iklan yang
menipu untuk industri selular, dalam artian banyak
syarat dan ketentuan berlaku sebagai embel-embelnya.
syarat dan ketentuan berlaku sebagai embel-embelnya.
3.
Oppurtunities(Kesempatan)
Peluang bagi XL antara lain: besarnya
pasar domestik yang belum tergarap, terutama di daerah – daerah. Perluasan
jaringan yang dilakukan oleh XL cukup menguntungkan XL di masa mendatang.
4.
Threat
(Ancaman)
Ancaman bagi XL antara lain: banyak
masuknya pendatang baru dalam dunia operator selular di Indonesia, pendatang
baru tersebut dari dalam negeri dan dari luar negeri. Semua operator menawarkan
nilai lebih dari kompetitor nya, hal ini harus benar – benar ditanggapi serius
dengan XL.
Kesimpulan:
Setelah menganalisis data-data dan informasi sebelumnya,maka bisa ditarik beberapa kesimpulan mengenai manajemenstrategi XL, yaitu:
Setelah menganalisis data-data dan informasi sebelumnya,maka bisa ditarik beberapa kesimpulan mengenai manajemenstrategi XL, yaitu:
1. XL telah berupaya sepenuhnya untuk dapat
memenuhi kebutuhan para pelanggan melalui layanan yang berkualitas tinggi.
2. Fokus masa, dari yang pada awalnya XL
tidak terlalu menargetkan segmen pasarnya, akan tetapi sekarang mengarah ke
pasar yang ingin bicara tidak sebentar (anak muda yang mau curhat dan pebisnis
yang mau bicara dengan durasi yang lama).
4.1.4.
Identifikasi
Strategi Pesaing
Setelah sukses besar XL dengan program
Rp1/detik, Telkomsel meluncurkan Rp0,5/detik. Menjawab promo dari Telkomsel
tersebut, XL saat ini membidik komunikasi antar operator melalui Rp0,1/detik ke
semua operator, kemudian mencoba mengikuti pemain baru 3 dengan Rp1/menit.
Persaingan ini tentu juga dengan operator CDMA.
4.2.
Identifikasi
Produk (Telkomsel)
4.2.1.
Profil
Produk
Telkomsel merupakan operator selular terkemuka di
Indonesia yang dimiliki PT Telkom dengan kepemilikan saham sebesar 65 persen
dan SingTel sebesar 35 persen.Telkomsel didirikan pada tahun 1995 sebagai wujud
semangat inovasi untuk mengembangkan telekomunikasi Indonesia yang terdepan.
Untuk mencapai visi tersebut, Telkomsel terus memacu pertumbuhan jaringan
telekomunikasi di seluruh penjuru Indonesia secara pesat sekaligus
memberdayakan masyarakat. Telkomsel menjadi pelopor untuk berbagai teknologi
telekomunikasi selular di Indonesia, termasuk yang pertama meluncurkan layanan
roaming internasional dan layanan 3G di Indonesia.
Hingga Juni 2010, Telkomsel dipercaya melayani 88,3
juta pelanggan, menjadikan Telkomsel sebagai pemimpin pasar di industri
telekomunikasi selular dengan pangsa pasar sekitar 50 persen.
Sebagai operator selular yang memiliki visi “Best
and Leading Mobile Lifestyle and Solutions Provider in the Region”,
Telkomsel menyediakan ragam pilihan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan
pelanggan melalui produk paskabayar kartuHALO maupun prabayar simPATI
dan Kartu As.
Komitmen kuat Telkomsel dalam menghadirkan layanan mobile
lifestyle yang semakin berkualitas sangat jelas terlihat dengan secara
konsisten mengimplementasikan roadmap teknologi selular terkini, yakni
3G, HSDPA, HSPA, HSPA+, serta Long Term Evolution. Tahun ini Telkomsel
mengembangkan jaringan mobile broadband dengan mencanangkan 24 kota
besar sebagai broadband city.
Sebagai pemimpin di industri telekomunikasi selular,
Telkomsel telah menggelar 34.000 Base Transceiver Station termasuk lebih
dari 6.000 Node B yang menjangkau 95 persen wilayah populasi Indonesia. Seiring
diselesaikannya program Universal Service Obligation yang diamanahkan
pemerintah untuk menggelar jaringan di 25.000 desa, maka layanan Telkomsel
menjangkau hampir 100 persen wilayah populasi Indonesia.
Bahkan kenyamanan berkomunikasi pelanggan Telkomsel
yang sedang berada di luar negeri tetap terjamin berkat dukungan 403 mitra
operator international roaming dan 300 mitra operator data roaming
di lebih dari 200 negara di seluruh belahan dunia.
4.2.2.
Market
Share Produk
Telkomsel merupakan operator telekomunikasi selular dengan market share
terbesar di Indonesia yang kini dipercaya melayani lebih dari 83 juta
pelanggan. Pada tahun 2010, Telkomsel menargetkan penambahan sekitar 18 juta
pelanggan baru sehingga secara keseluruhan Telkomsel akan melayani sekitar 100
juta pelanggan.
Saat ini Telkomsel telah menggelar lebih dari 32.000 Base Transceiver
Station (BTS) termasuk lebih dari 5.000 Node B (BTS 3G) di 150 kota yang
menjangkau hampir 100 persen wilayah populasi Indonesia. Bahkan kenyamanan
komunikasi saat berada di luar negeri tetap terjamin karena Telkomsel juga
bekerjasama dengan sekitar 400 operator mitra International Roaming dan 290
operator mitra data roaming di seluruh dunia.
Dalam upaya memandu perkembangan industri
telekomunikasi selular di Indonesia memasuki era baru mobile broadband,
Telkomsel secara konsisten mengimplementasikan roadmap teknologi selular GSM
terkini, mulai dari 3G, HSDPA, HSPA+, serta dalam waktu dekat melakukan uji
coba Long Term Evolution (LTE) yang merupakan teknologi selular GSM generasi
keempat (4G). Diharapkan pada tahun ini total 24 kota besar di seluruh
Indonesia dapat menikmati full coverage layanan mobile broadband Telkomsel.
4.2.3.
Identifikasi
Kekuatan dan Kelemahan Produk
Telkomsel
menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan pra bayar GSM.
Telkomsel ini mengklaim sebagai operator seluler terbesar di Indonesia, dengan
81.644.000 pelanggan (pada 31 Desember 2007) dan market share sebesar 51% pada 1 Januari 2007. Telkomsel memiliki
tiga produk GSM, yaitu simPATI (prabayar), Kartu AS (prabayar), serta Kartu
HALO (pascabayar).
Pertumbuhan
pengguna layanan jejaring sosial dan komunitas di Indonesia sangat pesat
belakangan ini. Tak heran jika kemudian sejumlah operator telekomunikasi
berlomba untuk menjaringnya. Pesatnya pertumbuhan mungkin bisa mengacu pada
situs jejaring Facebook yang kini
memiliki pengguna aktif lebih dari 11.000.000 di Indonesia. Jumlahnya meningkat
13 kali lipat dibanding akhir 2008 lalu yang hanya berkisar 800.000 orang.
Untuk membangun kembali situs “one stop
destination” tersebut, Telkomsel kemudian menggandeng PT Access Mobile
Indonesia untuk mengembangkan konten yang bisa dinikmati pelanggan dan
komunitas berdasarkan minatnya. MyPulau menawarkan fitur seperti Social Status Integrator, My Interests, dan
My Buys. Melalui fitur tersebut,
pengguna dapat memanfaatkan profil uniknya yang terintegrasi dengan berbagai
situs jejaring sosial untuk menciptakan komunitas pertemanan sendiri, menulis
blog, serta bertransaksi dalam forum jual-beli secara e-commerce. Selain untuk bersilaturahim dengan kawan dan kerabat,
jejaring sosial juga kerap digunakan sebagai media untuk saling berinteraksi
dengan para netter yang memiliki
persamaan minat. Maka, terbentuklah beragam komunitas di Internet yang
jumlahnya kian banyak. Potensi ini yang kemudian dibidik sejumlah operator.
Telkomsel adalah contoh paling baru. Operator ini coba mengoptimalkan kembali
MyPulau, situs jejaring sosial dan komunitas yang telah dibangunnya sejak 2007.
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa kelebihan produk Telkomsel adalah memiliki video blog
yang bisa digunakan untuk merekam video klip dan dapat dilihat oleh pengguna
lain, jangkauannya lebih luas dibanding dengan operator lain, registernya mudah
hanya melalui SMS, memiliki pelayanan-pelayanan seperti movie, entertainment, infotainment, religion, music, dan life style.
Kekurangan utama
Telkomsel terletak pada mahalnya tarif. Telkomsel secara keseluruhan merupakan
operator dengan presentasi biaya yang paling mahal. Telkomsel mematok harga
yang cukup mahal untuk biaya telepon, pengiriman pesan, akses internet dan
berbagai layanan lainnya. Selain itu, jika dibandingkan dengan nama besarnya
yang memiliki jumlah konsumen paling banyak dengan jaringan yang luas,
komunikasi menggunakan kartu Telkomsel belum berada pada tingkat
kecepatan dan akurasi yang baik. Di beberapa wilayah pelosok, signal Telkomsel
juga masih sangat sulit didapat yang artinya jaringan tower mereka belum
memenuhi standar sebagai operator ternama. Padahal seharusnya harga dapat
disesuaikan dengan servisnya.
4.2.4.
Identifikasi
Strategi Produk
Persaingan
yang terjadi antar operator, tidak lagi hanya berkaitan dengan adu kecanggihan
teknologi dan keunggulan produk yang mereka miliki tetapi sudah mengarah
''perang harga''. Untuk mengantisipasi persaingan pasar tersebut disamping
mengandalkan kecanggihan teknologi yang dimilikinya, Telkomsel terus
mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam memberikan layanan dan fasilitas
(content) yang ditawarkan dari setiap produk yang dijualnya
sehingga tetap bisa memimpin pasar selular. Kartu As yang diluncurkan pada
tahun 2003 sedang memasuki tahap pertumbuhan. Tahap pertumbuhan ini ditandai
dengan peningkatan pesat penjualan. Konsumen awal menyukai produk tersebut, dan
konsumen berikutnya mulai membeli produk itu. Peluncuran kartu As ini merupakan
upaya PT.Telkomsel,Tbk untuk menawarkan produknya yang sesuai kebutuhan
pelanggan.
Di
saat terjadi perang harga kartu perdana murah dalam industri seluler,
PT.Telkomsel,Tbk meluncurkan Kartu As sebagai fighting brand. Kartu As
ditujukan bagi konsumen kelas menengah ke bawah yang sensitif terhadap harga.
Keputusan dilakukan karena tidak mungkin menurunkan harga simPATI dan Kartu
HALO secara drastis karena jika hal ini dilakukan dikhawatirkan para pelanggan
Kartu HALO dan simPATI akan mengira ada penurunan kualitas dari produk-produk
Telkomsel. Dalam menetapkan harga produk Kartu As, PT.Telkomsel,Tbk menggunakan
strategi penetration pricing. Dalam strategi ini, harga ditetapkan
relative rendah pada tahap awal Product Life Cycle (PLC). Tujuannya
adalah agar dapat meraih pangsa pasar yang besar dan sekaligus menghalangi
masuknya para pesaing.
Strategi produk untuk kartu As juga
menggunakan strategi diversifikasi tetapi dengan lebih menekankan pada
perluasan produk dan pelayanan. Perluasan produk dilakukan dengan meluncurkan
kartu As edisi Slank, sedangkan peluasan pelayanan dilakukan dengan melengkapi
fitur yang dimiliki kartu As yang pada awalnya hanya memiliki fitur standard
yaitu fitur percakapan dan pengiriman pesan singkat (SMS) menjadi memiliki
fitur yang lengkap sama seperti kartu Telkomsel lainnya.
Adapun
Kartu As, perdana Simpati yang memberikan nomor dan kartu secara cuma-cuma karena harga paket
perdanadengan isi pulsanya sama, yaitu Rp 25.000. Dengan berbagai produk
barunya itu, tidakberlebihan jika Telkomsel sampai saat ini masih tetap dapat
memimpin pasar selularIndonesia.
BAB V
KESIMPULAN
Persaingan antara XL dan Telkomsel termasuk
kedalam persaingan merk, dimana di dalamnya terjadi persaingan dalam penetapan
harga, feature yang ditawarkan dan yang paling kentara adalah pada persaingan
iklan. Berkali-kali dapat dilihat pada iklan-iklan kartu XL dan kartu
as/simpati (Telkomsel) saling menjatuhkan dengan cara saling memurahkan tarif
sendiri.
XL mengeluarkan beberapa gembrakan yaitu berupa pemberian
features layanan
dan
promosi
harga. Begitu pula, Telkomsel yang memberikan strategi persainga nuntuk menangani macam-macam persaingan.Misalnya saja pada pemberian strategiRp1/detikdari XL, Telkomsel kemudian meluncurkan Rp0,5/detik. Menjawab promo
dari Telkomsel tersebut, XL saat ini membidik komunikasi antar operator melalui
Rp0,1/detik ke semua operator, kemudian mencoba mengikuti pemain baru 3 dengan
Rp1/menit. Persaingan ini tentu juga dengan operator CDMA. Selain itu juga pemberian features layanan
internet, XL memberikan features seperti HotRod 3G sedangkan Telkomsel meluncurkanTelkom flash.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arlina
Nurbaity. 2004. Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis. Sumatra Utara:
Universitas Sumatra Utara.
Malahayati.
2010. Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah. Yogyakarta: Jogja Great Publisher.
Rangkuti,
Freddy. 1997. Riset Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Umar, Husein.
2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lanjutkan :))
ReplyDelete