Blog yang diperuntukan untuk anak kuliah, terutama Mahasiswa Manajemen dan Ekonomi Syariah

Saturday, 13 June 2015

Posted by Dian Prasetyo in | 06:06:00 1 comment
MAKALAH

NILAI TUKAR MATA UANG (KURS)



Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata kuliah : Ekonomi Makro
Dosen Pengampu : Amirussodiq, Lc, MA



Disusun Oleh :

Dian Prasetyo                          1320310118



 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARIAH
2015




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang  
            Dewasa ini kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat memproduksinya sendiri tetapi memerlukan pihak lain. Salah satu satu aktivitas yang tak pernah lepas dari kegiatan pemenuhan kebutuhan tersebut adalah kegiatan perdagangan.  Kegiatan perdagangan merupakan proses pertukaran yang memerlukan alat tukar yang bernama uang. Jika perdagangan dilakukan dalam satu negara tentu saja dapat dilakukan melalui mata uang negara yang bersangkutan, tetapi jika dalam perekonomian terbuka atau perdagangan antar negara tentu saja terdapat dua mata uang yang berbeda.
            Seandainya ada mata uang tunggal internasional tidak akan ditemukan masalah dalam penetapan harga, namun karena mata uang tersebut belum ada maka terdapatkebutuhan menukarkan mata uang yang satu menjadi matauang yang lain. Maka dari itu perlu diadakannya kebijakan untuk menukarkan uang yang telah beredar di pasar uang internasional sehingga nilai tukar uang antar negara dapat ditentukan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa nilai dari uang ?
2.      Apa pengertian nilai tukar ?
3.      Bagaimana nilai tukar mata uang?
4.      Bagaimana penentuan nilai tukar ?
5.      Apa yang dimaksud kurs valuta asing (valas) ?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Nilai Dari Uang
Nilai dari uang diukur dengan kemarnpuannya untuk dapat rnembeli (ditukarkan dengan) barang dan jasa (internal value) serta valuta asing (external value). Dengan demikian besamya nilai uang ditentukan oleh harga barang dan jasa. Apabila harga barang ini naik (turun) maka nilai uang akan turun (naik). Biasanya ada tiga metode untuk mengukur nilai uang, yakni dengan rnenggunakan: indeks biaya hidup, indeks harga barang- barang perdagangan besar atau apa yang disebut dengan GNP deflator.
Indeks biaya hidup umunmya banyak dipakai sebagai ukuran nilai uang. Indeks ini mencakup harga beberapa barang kebutuhan hidup. Di Indonesia kita kenal indeks harga 9 (sembilan) bahan pokok, indeks harga 62 macam barang dan sebagainya. Sedangkan indeks harga perdagangan besar merupakan indeks harga barang- barang yang dipakai oléh perusahaan untuk menghasilkan barang lain. GNP deflator mencakup harga-harga barang yang lebih luas/banyak dibanding dengan indeks biaya hidup maupun indeks harga perdagangan besar. Cara menghitungnya dengan membagi GNP norninal dengan GNP riil pada harga konstan.[1]
Jadi nilai dari uang dapat dilihat dari kemampuannya untuk membeli suatu barang atau jasa beserta valuta asing (valas).
B.     Pengertian Nilai Tukar
Pengertian nilai tukar (exchange rate) adalah harga satu mata uang yang diekspresikan  terhadap mata uang lainnya (M. Faisal, 2001: 20). Kurs dapat diekspresikan sebagai sejumlah mata uang asing disebut  direct quote atau sebaliknya sejumlah mata uang lokal disebut indirect quotes.
Berdasarkan pendapat David K. Eiteman, dkk (2003: 103) nilai tukar (exchange rate) valuta asing adalah harga salah satu mata uang yang dinyatakan menurut mata uang lainnya.[2]
Kurs mata uang menunjukkan harga mata uang apabila ditukarkan dengan mata uang lain. Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain ditentukan sebagai mana halnya barang yaitu oleh permintaan dan penawaran mata uang yang bersangkutan. Hukum ini juga berlaku untuk kurs rupiah, jika demand akan rupiah lebih banyak daripada suplainya maka kurs rupiah ini akan terapresiasi, demikian pula sebaliknya. Apresiasi atau depresiasi akan terjadi apabila negara menganut kebijakan nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate) sehingga nilai tukar akan ditentukan oleh mekanisme pasar (Kuncoro, 2001).
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai tukar (exchange rate) adalah harga atau nilai tukar yang menunjukkan jumlah unit mata uang tertentu yang dapat ditukar dengan satu mata uang lain. Kurs dapat diekspresikan sebagai sejumlah mata uang asing yang disebut  direct quote atau sebaliknya sejumlah mata uang lokal disebut indirect quotes.

C.     Nilai tukar mata uang
Nilai tukar mata uang dibagi menjadi dua yaitu :
a.       Nilai tukar nominal, adalah nilai tukar yang ditulis dengan angka nominal. Misalnya US$ 1,00=Rp10.000. kurs antara dua Negara adalah yang dinamakan kurs nominal.
b.       Nilai tukar Riil atau kurs riil (riil exchange rate) adalah harga relative dari barang-barang kedua Negara yang menyatakan tingkat dimana kita dapat memperdagangkan barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang Negara lain. Oleh karena itu nilai tukar riil juga disebut terms of trade.     
            Secara umum dapat dituliskan = Nilai tukar nominal x  Harga barang domestic
Harga barang luar negeri. Nilai tukar riil diantara kedua Negara dihitung dari nilai tukar nominal dan tingkat harga di kedua Negara.Jika nilai tukar riil adalah tinggi, berarti harga barang-barang luar negeri relative murah, dan harga barang-barang domestic relatif mahal. Dan sebaliknya, jika nilai tukar riil rendah, berarti harga barang-barang luar negeri relative mahal, dan harga-harga barang domestic relative murah.[3]

D.     Penentuan Nilai Tukar
Ada beberapa faktor penentu yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar, yaitu (Madura, 1993):
1.       Faktor Fundamental
Faktor fundamental berkaitan dengan indikator ekonomi seperti inflasi, suku bunga, perbedaan relatif pendapatan antar negara, ekspektasi pasar dan intervensi bank sentral.
2.       Faktor Teknis
Faktor teknis berkaitan dengan kondisi permintaan dan penawaran devisa pada saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan, sementara penawaran tetap, maka harga valuta asing akan terapresiasi, sebaliknya apabila ada kekurangan permintaan, sementara penawaran tetap maka nilai tukar valuta asing akan terdepresiasi.
3.       Sentimen Pasar
Sentimen pasar lebih banyak disebabkan oleh rumor atau berita politik yang bersifat insidentil, yang dapat mendorong harga valuta asing naik atau atau turun secara tajam dalam jangka pendek. Apabila rumor atau berita sudah berlalu, maka nilai tukar akan kembali normal.

E.     Kurs Valuta Asing
            Penentuan kurs valuta asing dapat dibedakan kepada dua sistem: kurs tetap dan Kurs fleksibel. Yang dimaksudkan dengan kurs tetap adalah sistem-penentuan nilai mata uang asing di mana bank sentral menetapkan harga berbagai mata uang asing tersebut dan harga tersebut tidak diubah dalam jangka masa yang lama. Sedangkan sistem kurs fleksibel adalah nilai mata uang asing yang ditetapkan berdasarkan perubahan permintaan dan penawaran di pasaran valuta asing dari hari ke hari.
1.      Sistem Kurs Tetap
            Dalam sistem ini semua transaksi mata uang akan menggunakan kurs yang direncanakan oleh bank sentral. Dalam melakukan jual beli mata uang asing lembaga-Iembaga keuangan. terutama bank perdagangan, akan menggunakan kurs yang ditetapkan ini. Sebagai contoh misalkan bank sentral menetapkan kurs yang berikut di antara dolar US dengan rupiah: USSl,00 = Rp10.000. Berdasarkan kurs ini, jual beli dolar akan menggunakan kurs tersebut. Seorang pengekspor yang menerima dolar US akan menjual kepada bank perdagangan pada kurs yang ditetapkan tersebut. Sebaliknya pula, suatu perusahaan yang ingin mengimpor barang dari luar negeri dan memerlukan dolar US, akan membayar sebanyak Rpl0.000 juga untuk setiap dolar yang dibelinya.
            Sistem kurs tetap tidak dapat menjamin agar keseimbangan permintaan dan penawaran mata uang asing dicapai pada kurs yang ditetapkan. Pada umumnya keseimbangan di pasaran bebas dicapai spada kurs yang berbeda. Dengan demikian, pada kurs yang ditetapkan biasanya permintaan dan penawaran tidak seimbang.[4]
2.      Sistem Kurs Fleksibel (Berubah Bebas)
            Dalam sistem kurs valuta asing yang tleksibel, harga valuta asing ditetapkan oleh permintaan dan penawaran valuta asing di pasaran. Dari sehari ke sehari permintaan dan penawaran valuta asing mengalami perubahan. Maka kurs valuta using akan selalu mengalami penambahan. Dalam sistem penentuan kurs pertukaran ini bank sentral tidak perlu secara aktif menyertai jual beli valuta asing di pasaran.
            Fleksibilitas harga valuta asing akan menjamin tercapainya keadaan di mana permintaan valuta asing adalah sama dengan penawaran valuta asing. Dengan demlkian bank sentral tidak perlu menyimpan cadangan valuta asing yang berlebih-lebilian untuk digunakan dalam intervensi pasaran apabila ketidak seimbangan di antara permintaan dan penawaran valuta asing berlaku.
            Ini merupakan kebaikan utama dari sistern kurs fleksibel. Di samping menyadari kebaikannya di atas, perlu pula dicatat bahwa sistem kurs fleksibel mempunyai beberapa kelemahan. Salah satu yang panting adalah: sistem itu dapai mengakibatkan fluktuasi harga valuta asing yang sangat besar dari satu periode ke periode lainnya. Fluktuasi yang tidak teratur ini dapat mempengaruhi tingkat harga, tingkat kegiatan ekonomi dan keadaan kesempatan kegia. Dengan perkataan lain fluktuasi kurs valuta asing yang terlalu bebas dapat menimbulkan beberapa akibat buruk kepada kegiatan ekonomi dan kehidupan masyarakat, Untuk menghindari implikasi buruk tersebut sering kali bank sentral melakukan jual beli valuta asing dengantujuan untuk mengurangi fluktuasi harga valuta asing.
            Pada ketika harga valuta asing dianggap terlalu tinggi, bank sentral akan menjual valuta asing. Apabila harga valuta asing dianggap terlalu rendah, bank sentral akan membeli valuta asing. Apabila dalam sistem kurs pertukaran fleksibel bank sentral secara aktif turut Serta dalam jual beli valuta asing, maka sistem penentuan kurs pertukaran itu dinamakan dirty float atau managed float. Sejak tahun 1973 berbagai negara menggunakan sistem ini dalam menentukan kurs valuta asing.[5]




BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
            Nilai dari uang dapat dilihat dari kemampuannya untuk membeli suatu barang atau jasa beserta valuta asing (valas). Sedangkan nilai tukar (exchange rate) adalah harga atau nilai tukar yang menunjukkan jumlah unit mata uang tertentu yang dapat ditukar dengan satu mata uang lain.
Nilai tukar mata uang dibagi menjadi dua yaitu :
a.       Nilai tukar nominal, yaitu nilai tukar yang ditulis dengan angka nominal.
b.      Nilai tukar Riil atau kurs riil (riil exchange rate), yaitu harga relative dari barang-barang kedua Negara yang menyatakan tingkat dimanakita dapat memperdagangkan barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang Negara lain
Dalam menukarkan uang ada beberapa faktor penentu yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar, yaitu (Madura, 1993): Faktor Fundamental, Faktor Teknis, dan Sentimen Pasar.
            Penentuan kurs valuta asing dapat dibedakan kepada dua sistem: kurs tetap dan Kurs fleksibel. Yang dimaksudkan dengan kurs tetap adalah sistem-penentuan nilai mata uang asing di mana bank sentral menetapkan harga berbagai mata uang asing tersebut dan harga tersebut tidak diubah dalam jangka masa yang lama. Sedangkan sistem kurs fleksibel adalah nilai mata uang asing yang ditetapkan berdasarkan perubahan permintaan dan penawaran di pasaran valuta asing dari hari ke hari.
B.     Penutup
Demikian paper ini kami buat. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan pembahasan paper ini kami mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk lebih baiknya paper yang kami buat selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Nopirin.Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro. BPFE. Yogyakarta. 2000.
Sukirno. Sadono. Makroekonomi Moder., PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2000.




     




[1] Nopirin, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro, BPFE, Yogyakarta, 2000, hlm. 121.
[3] http://coretankutilang.blogspot.com/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html, Diakses pada tanggal 23 Mei 2015 pukul 0.11 WIB
[4] Sukirno, Sadono, Makroekonomi Modern, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm. 197.
[5] Ibid, hlm. 199.

1 comment:

  1. Sekarang rupiah lagi down. Semoga rupiah tidak merosot lagi dipermainkan Dollar dan tidak dipecundangi oleh kebijakan pemerintah sendiri. Salam kenal, mampir ke blogku ada apa aja

    ReplyDelete

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter