Blog yang diperuntukan untuk anak kuliah, terutama Mahasiswa Manajemen dan Ekonomi Syariah

Saturday, 28 May 2016

Posted by Dian Prasetyo in | 11:14:00 No comments
MAKALAH
RUANG LINGKUP TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah                : Teknik Pengambilan Keputusan
DosenPengampu         : M. Sugihariyadi, S.Pd., MM




 Disusun Oleh :
            Ela Afniati                              1320310111
           Dian Prasetya                          1320310118   
                                               Dwi Aryani                             1320310125



     
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
TAHUN AKADEMIK 2015/2016




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Kehidupan sehari-hari kita sebenarnya adalah kehidupan yang selalu bergumul dengan keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang diperoleh setelah mengevaluasi berbagai alternatif. Di dalam arti tersebut, terkandung unsur situasi dasar, peluang munculnya situasi dasar, dan aktifitas pencapaian keputusan. Lantas pertanyaannya, apakah setelah evaluasi alternatif serta merta begitu saja hadir keputusan? Iya, secara rasional kesimpulan tersirat dalam premis-premis sehingga hanya kepentingan perumusan saja. Walaupun berbagai literatur yang memandang keputusan sebagai proses menampilkan tersurat kata keputusan di dalam modelnya.
Untuk memahami lebih jauh lagi mengenai pengambilan keputusanm itu,dalam makalah ini akan dijelaskan tentang ruang lingkup yang ada dalam proses pengambilan keputusan.

B.     Rumusan masalah
Dari paparan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang  akan menjadi pokok pembahasan adalah :
1.      Apa saja ruang lingkup pengambilan keputusan?
2.      Apa yang termasuk dalam kategori keputusan?
3.      Bagaimana klasifikasi keputusan?
4.      Bagaimana lingkungan situasi keputusan?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Ruang Lingkup Pengambilan Keputusan
Keberhasilan wirausaha dalam bisnis bergantung pada kemampuan membuat keputusan strategis yang meningkatkan kemajuan bisnisnya pada masa yang akan datang. Keputusan dalam istilah asingnya “decition” berkaitan dengan tindakan yang dilakukan seseorang ketika dihadapkan masalah. Berikut beberapa definisi yang dikemukakan para ahli mengenai keputusan, antara lain sebagai berikut.
1.      Keputusan menurut Ralp C. Davis, yaitu adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas, keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan.
2.      Keputusan menurut Prajudi Atmo Sudirjo, yaitu suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat untuk mengatasi masalah, yaitu dengan menjatuhkan satu pilihan pada satu alternatif.
3.      George R Terry, mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai pemilihan alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
4.      Sondang P Siagia, mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dalam mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Dari beberapa definisi pengambilan keputusan tersebut dapat disimpulkan pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terkait dari beberapa alternatif secara sistematis untuk digunakan sebagai suatu cara dalam memecahkan suatu masalah.[1]
Berdasarkan pengaruhnya, terdapat bermacam-macam jenis ruang lingkup keputusan, yaitu :
1.      Pengendalian operasional berurusan dengan kinerja yang efektif dan efisien atas tugas tertentu. Keputusan yang berhubungan dengan manajemen persediaan dan pemberian kredit adalah contoh-contoh aktivitas pengendalian operasional.
2.      Pengendalian manajemen berurusan dengan pemakaian yang efektif dan efisien atas sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi.
3.      Penganggaran, pengembangan praktek sumber daya manusia dan keputusan atas proyek penelitian serta perbaikan produk, adalah contoh-contoh aktivitas pengendalian manajemen.
4.      Perencanaan strategis berurusan dengan penetapan tujuan organisasi dan kebijakan untuk mencapai tujuan tersebut. Menetapkan kebijakan keuangan dan akuntansi, mengembangkan produk baru, dan mengakuisisi bisnis baru adalah contoh-contoh keputusan perencanaan strategis.
5.      Korespondensi antara tingkat seorang manajer dalam organisasi dengan tanggung jawab pengambilan keputusannya. Manajemen tingkat atas (top management) menghadapi keputusan tidak terstruktur dan semi terstruktur yang melibatkan masa1ah-masalah dalam perencanaan strategis. Manajer tingkat menengah (midlle managers) berhadapan dengan keputusan semi terstruktur yang rnelibatkan pengendalian manajemen. Supervisor di tingkat yang lebih rendah serta para pegawai menghadapi keputusan semi terstruktur atau keputusan terstruktur yang melibatkan pengendalian operasional.[2]

B.     Kategori Keputusan
Ditinjau dari sudut perolehan informasi dan cara memproses informasi, keputusan dapat pula dibagi dalam empat kategori:
a.       Keputusan representasi
Suatu keputusan dapat disebut keputusan representasi (representational decisions) apabila pengambil keputusan menghadapi informasi yang cukup banyak, dan mengetahui dengan tepat bagaimana memanipulasikan informasi tersebut. Dengan begitu, akan lebih mudah dibuatkan model sehingga model itu mewakili informasi yang tersedia.
b.      Keputusan Empiris
Suatu keputusan yang miskin informasi tetapi memiliki cara yang jelas untuk memprosess informasi pada saat informasi itu diperoleh. Pada keputusan ini terdapat ambioguitas serta konflik yang potensial mengenai informasi mana yang harus dicari dan bagimana menduga serta memperkirakan peristiwa-peristiwa yang tidak pasti. Tugas utama dari pengambil keputusan inio ialah mencari informasi lagi.
c.       Keputusan Informasi
Suatu situasi yang kaya informasi, tetapi diliputi kontroversi tentang bagaimana memproses informasi itu, akan menghasilkan apa yang disebut keputusan informasi (information decission). Konflik muncul ketika lahir perbedaan tentang informasi mana yang akan diproses dan yang akan digunakan untuk membuat prediksi-prediksi. Integrasi pemikiran diantara para pengambil keputusan terutama cara menangani informasi, diperlukan untuk meluruskan jalan kepada pembuatan keputusan yang baik.
d.      Keputusan eksplorasi
Istilah ini muncul karena situasi itu miskin dengan informasi dan tidak ada kataa sepakat tentang cara yang hendak dianut untuk memulai mencari informasi. Ambiguitas muncul terutama tentang darimana usaha pembuatan keputusan hendak dimulai dan ada perasaan khawatir akan terjadi konflik karena tidak tersedia cara untuk mengantisipasi sasaran-sasaran potensial. Dalam hal ini harus ada eksplorasi yang dilakukan untuk menemukan informasi yang tepat.
            Klasifikasi tipe-tipe keputusan ini menurut nutt dapat pula dpandang mewakili tingkat-tingkat keputusan. Pertama pengambil keputusan tidak menghadapi masalah yang serius. Sasaran jelas dan pencapaiannya tidak banyak mengalami kesulitan. Keduan, konteks situsasi dari keputusan empirikal mulai tampil ke permukaan. Sasaran dari pengambil keputusan harus jelas dan disesuaikan situasi lingkungan yang semakin penting. Ketiga, konteks situasi  dari keputusan situasi semakin  serius. Disini prefernsi dari para pengambil keputusan tidak dapat diperkirakan dan bisa berubah-ubah suatu waktu. Pada tingkat keempat yaitu tingkat terakhir, konteks situasi dari keputusan eksplorasi adalah yang paling sulit. Semua situasi serba tidak menentu dan para pemain kunci dari pengambil keputusan yang mempunyai kepentingan berbeda-beda sulit dikendalikan.[3]

C.    Klasifikasi Keputusan
a.       Struktur
Ditinjau dari segi struktur, ruang lingkup, dan tingkat pembuat keputusan dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis besar, yaitu:
1)      Keputusan umum yang timbul dari berbagai kebijaksanaan, peraturan dan prinsip yang sudah ditetapkan
2)      Keputusan unik yaitu keputusan kreatif yang memerlukan ketentuan tersendiri di luar batas aturan atau prinsip yang telah ditetapkan sebelumnya
Chamberlain mengklasifikasikannya sebagai keputusan-keputusan administratif yang umumnya berjangka pendek, lebih banyak berkaitan dengan berbagai faktor internal yang dapat di kontrol, sedangkan yang ke dua, keputusan-keputusan stratejik, yaitu yang lebih banyak berkaitan dengan faktor ekstern, berjangka panjang dan tidak dapat dikontrol
b.      Pembuat Keputusan
Ditinjau dari segi pembuat keputusan, Hittet al. (1979) menegaskan bahwa keputusan terprogram biasanya dibuat oleh mereka yang menduduki posisi manajemen yang lebih rendah, dan sebaliknya keputusan-keputusan besar, yaitu yang terprogram dan mempunyai implikasi luas terhadap organisasi, umumnya dibuat oleh manajemen tingkat tinggi. Semakin tinggi kedudukan para pengambil keputusan maka semakin luas ruang lingkup keputusan yang dibuatnya, yang juga berarti semakin luas dampaknya terhadap organisasi dan masyarakat. Mengingat keputusan terprogram maka itu telah ada pedomannya maka pembuat keputusan tingkat atas tidak perlu lagi melibatkan dirinya di dalam membuat keputusan seperti itu.
c.       Waktu dan Ketrampilan
Kalau tipe keputusan yang pertama lebih mudah, lebih cepat maka tipe yang kedua memerlukan kecakapan, latihan, pengalaman dan lain-lain karena kemampuan untuk membuatnyaakan dapat membedakan mana manajer yang efektif dan tidak. Kehadiran keputusan terprogram atau juga disebut keputusan tetap menurut Robbins adalah mengarahkan para administrator dan karyawan non administratif kedalam keputusan rutin yang sangat repetitif. Tentang keputusan tak terprogram, atau keputusan dengan maksud khusus, Robbins sependapat dengan penulis lain bahwa ini membutuhkan kreatifitas serta pertimbangan yang jauh lebih banyak.
d.      Tiga Jenis keputusan
Morgan dan Cerullo melihat klasifikasi itu dari tingkat manajemen. Pada manajemen tingkat atas, yaitu tingkat pertama, keputusan yang dihasilkan adalah keputusan stratejik, pada tingkat kedua manajemen tingkat menengah, lahir keputusan berupa perencanaan jangka menengah, yaitu untuk lima tahun atau kurang. Lahir juga keputusan tentang proses pengawasan. Pada keputusan jenis ini sudah lebih mungkin memakai model-model matematika dalam penyelesaian masalah dibanding pada keputusan stratejik. Keputusan tingkat ketiga ialah keputusan operasional yang berjangka waktu menit, jam, hari dan seterusnya.

e.       Empat Jenis Keputusan
Pandangan di atas searah dengan jalan pikiran Sutherland, tetapi Sutherland menyebut empat jenis, yang pertama adalah tujuan, cita-cita yang dibuat penanggung jawab tertinggi dalam organisasi yang kompleks, yang berhubungan dengan apa yang sebenarnya diinginkan. Kedua, keputusan stratejik yang mempersoalkan apa yang dapat dibuat untuk mencapai tujuan. Ketiga, keputusan taktis, yang mengarah pada bagaimana melaksanakan keputusan stratejik, dan lebih pendek jangka waktunya. Sungguhpun jangka waktunya pendek, ia mempunyai implikasi jangka panjang yaitu apabila terlangkahi atau dilupakan, dapat mengakibatkan kerugian bagi organisasi. Keempat, keputusan operasional.[4]

D.    Lingkungan Situasi Keputusan
            Pada suatu keputusan terdapat lingkungan, lingkungan tersebut dikategorikan menjadi empat, yaitu:
1.      Lingkungan sempit, contohnya seperti dalam lingkungan keluarga kecil yang terdiri dari bapak, ibu, dan dua anak.
2.      Lingkungan luas seperti organisasi ASEAN atau PBB keputusan yang diambil/dibuat mempunyai tingkatan dampak yang berbeda dengan dampak lokal, regional, nasional dan bahkan internasional. Keputusan yang dibuat atas nama ASEAN akan mengikat negara anggota ASEAN, keputusan yang dibuat atas nama PBB akan mengikat semua anggota PBB.
3.      Lingkungan eksternal, lingkungan ini didapat dari suatu organisasi atau perorangan mungkin terdapat didalam organisasi atau individu lainnya yang bersaing karena berebut keuntungan dalam linghkungan yang sama. Mungkin juga dalam lingkungan dimana keputusan dibuat terdapat elemen-elemen sebagai kendala atau batasan. Elemen penghambat tersebut berupa sosial, ekonomi dan sosial budaya serta politik dan alam.
4.      Lingkungan internal, lingkungan ini terdapat dalam organisasi seperti pengambilan keputusan oleh manajer. Pengambilan keputusan ini berhubungan dengan kualitas produk perusahaan, seperti mutu barang ekspor kurang baik, harga barang ekspor terlalu tinggi, pengiriman barang tidak tepat waktu dll.[5]





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Dari beberapa definisi pengambilan keputusan tersebut dapat disimpulkan pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terkait dari beberapa alternatif secara sistematis untuk digunakan sebagai suatu cara dalam memecahkan suatu masalah.
2.      Dalam teknik pengambilan keputusan terdapat beberapa ruang lingkup yang berupa:
a.       Pengendalian operasional
b.      Pengendalian manajemen
c.       Penganggaran
d.      Perencanaan strategis
e.       Korespondensi antara tingkat seorang manajer dalam organisasi dengan tanggung jawab pengambilan keputusannya
3.      Ditinjau dari sudut perolehan informasi dan cara memproses informasi, keputusan dapat pula dibagi dalam empat kategori: (a) Keputusan representasi, (b) Keputusan Empiris, (c) Keputusan Informasi, (d) Keputusan eksplorasi
4.      Pada suatu keputusan terdapat 5 klasifikasi, diantaranya yaitu: (a)   Struktur, (b) Pembuat Keputusan, (c) Waktu dan Ketrampilan, (d) Tiga Jenis keputusan, (e) Empat Jenis Keputusan
5.       Lingkungan  pengambilan keputusan terdiri dari lingkungan sempit, lingkungan luas , lingkungan eksternal, dan lingkungan internal

B.     Penutup
Demikian makalah ini kami buat. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan pembahasan makalah ini kami mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk lebih baiknya paper yang kami buat selanjutnya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.


DAFTAR PUSTAKA
Mulyono. 2011.  Teori Pengambilan Keputusan, http:// Mulyono.Blogspot.com.
Anneahira. 2011. Pengambilan Keputusan. http://Anneahira.Blogspot.com.
J. Salusu. Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik Dan
Organisasi Non Profit. PT Grasindo. Jakarta. 1996.
J. Suprianto. Teknik Pengambilan Keputusan. PT Rineka Cipta. Jakarta. 1991.




[1] Mulyono, 2011Teori Pengambilan Keputusan, http:// Mulyono.Blogspot.com, diakses 5 Maret 2016, pukul 14.10 WIB
[2] Anneahira, 2011, Pengambilan Keputusan. http://Anneahira.Blogspot.com, diakses 5 Maret 2016, pukul 14.25 WIB
[3] J. Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik Dan Organisasi Non Profit, PT Grasindo, Jakarta, 1996, hlm 61-62
[4] Ibid, hlm 55-59
[5] J. Suprianto, Teknik Pengambilan Keputusan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm 9-11

0 komentar:

Post a Comment

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter