MAKALAH
RUANG LINGKUP TEKNIK
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Disusun Untuk
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Teknik
Pengambilan Keputusan
DosenPengampu : M. Sugihariyadi,
S.Pd., MM
Disusun Oleh :
Ela Afniati 1320310111
Dian Prasetya 1320310118
Dwi
Aryani 1320310125
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN MANAJEMEN
BISNIS SYARIAH
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Kehidupan
sehari-hari kita sebenarnya adalah kehidupan yang selalu bergumul dengan
keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang diperoleh setelah
mengevaluasi berbagai alternatif. Di dalam arti tersebut, terkandung unsur
situasi dasar, peluang munculnya situasi dasar, dan aktifitas pencapaian
keputusan. Lantas pertanyaannya, apakah setelah evaluasi alternatif serta merta
begitu saja hadir keputusan? Iya, secara rasional kesimpulan tersirat dalam
premis-premis sehingga hanya kepentingan perumusan saja. Walaupun berbagai
literatur yang memandang keputusan sebagai proses menampilkan tersurat kata
keputusan di dalam modelnya.
Untuk memahami
lebih jauh lagi mengenai pengambilan keputusanm itu,dalam makalah ini akan
dijelaskan tentang ruang lingkup yang ada dalam proses pengambilan keputusan.
B.
Rumusan masalah
Dari paparan
latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang akan menjadi pokok pembahasan adalah :
1.
Apa saja ruang
lingkup pengambilan keputusan?
2.
Apa yang
termasuk dalam kategori keputusan?
3.
Bagaimana
klasifikasi keputusan?
4.
Bagaimana
lingkungan situasi keputusan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ruang Lingkup
Pengambilan Keputusan
Keberhasilan
wirausaha dalam bisnis bergantung pada kemampuan membuat keputusan strategis
yang meningkatkan kemajuan bisnisnya pada masa yang akan datang. Keputusan
dalam istilah asingnya “decition” berkaitan dengan tindakan yang
dilakukan seseorang ketika dihadapkan masalah. Berikut beberapa definisi yang
dikemukakan para ahli mengenai keputusan, antara lain sebagai berikut.
1.
Keputusan
menurut Ralp C. Davis, yaitu adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya
dengan tegas, keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan.
2.
Keputusan
menurut Prajudi Atmo Sudirjo, yaitu suatu pengakhiran daripada proses pemikiran
tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus
diperbuat untuk mengatasi masalah, yaitu dengan menjatuhkan satu pilihan pada
satu alternatif.
3.
George R Terry,
mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai pemilihan alternatif perilaku
tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
4.
Sondang P
Siagia, mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dalam mengambil tindakan
yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Dari beberapa
definisi pengambilan keputusan tersebut dapat disimpulkan pengambilan keputusan
merupakan suatu proses pemilihan alternatif terkait dari beberapa alternatif
secara sistematis untuk digunakan sebagai suatu cara dalam memecahkan suatu
masalah.[1]
Berdasarkan
pengaruhnya, terdapat bermacam-macam jenis ruang lingkup keputusan, yaitu :
1.
Pengendalian
operasional berurusan dengan kinerja yang efektif dan efisien atas tugas
tertentu. Keputusan yang berhubungan dengan manajemen persediaan dan pemberian
kredit adalah contoh-contoh aktivitas pengendalian operasional.
2.
Pengendalian
manajemen berurusan dengan pemakaian yang efektif dan efisien atas sumber daya
yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi.
3.
Penganggaran,
pengembangan praktek sumber daya manusia dan keputusan atas proyek penelitian
serta perbaikan produk, adalah contoh-contoh aktivitas pengendalian manajemen.
4.
Perencanaan
strategis berurusan dengan penetapan tujuan organisasi dan kebijakan untuk
mencapai tujuan tersebut. Menetapkan kebijakan keuangan dan akuntansi,
mengembangkan produk baru, dan mengakuisisi bisnis baru adalah contoh-contoh
keputusan perencanaan strategis.
5.
Korespondensi
antara tingkat seorang manajer dalam organisasi dengan tanggung jawab
pengambilan keputusannya. Manajemen tingkat atas (top management) menghadapi
keputusan tidak terstruktur dan semi terstruktur yang melibatkan
masa1ah-masalah dalam perencanaan strategis. Manajer tingkat menengah (midlle
managers) berhadapan dengan keputusan semi terstruktur yang rnelibatkan
pengendalian manajemen. Supervisor di tingkat yang lebih rendah serta para
pegawai menghadapi keputusan semi terstruktur atau keputusan terstruktur yang
melibatkan pengendalian operasional.[2]
B.
Kategori
Keputusan
Ditinjau dari
sudut perolehan informasi dan cara memproses informasi, keputusan dapat pula
dibagi dalam empat kategori:
a.
Keputusan
representasi
Suatu keputusan dapat disebut
keputusan representasi (representational decisions) apabila pengambil keputusan
menghadapi informasi yang cukup banyak, dan mengetahui dengan tepat bagaimana
memanipulasikan informasi tersebut. Dengan begitu, akan lebih mudah dibuatkan
model sehingga model itu mewakili informasi yang tersedia.
b.
Keputusan
Empiris
Suatu keputusan yang miskin
informasi tetapi memiliki cara yang jelas untuk memprosess informasi pada saat
informasi itu diperoleh. Pada keputusan ini terdapat ambioguitas serta konflik
yang potensial mengenai informasi mana yang harus dicari dan bagimana menduga
serta memperkirakan peristiwa-peristiwa yang tidak pasti. Tugas utama dari
pengambil keputusan inio ialah mencari informasi lagi.
c.
Keputusan
Informasi
Suatu situasi yang kaya informasi,
tetapi diliputi kontroversi tentang bagaimana memproses informasi itu, akan
menghasilkan apa yang disebut keputusan informasi (information decission).
Konflik muncul ketika lahir perbedaan tentang informasi mana yang akan diproses
dan yang akan digunakan untuk membuat prediksi-prediksi. Integrasi pemikiran
diantara para pengambil keputusan terutama cara menangani informasi, diperlukan
untuk meluruskan jalan kepada pembuatan keputusan yang baik.
d.
Keputusan
eksplorasi
Istilah ini muncul karena situasi
itu miskin dengan informasi dan tidak ada kataa sepakat tentang cara yang
hendak dianut untuk memulai mencari informasi. Ambiguitas muncul terutama
tentang darimana usaha pembuatan keputusan hendak dimulai dan ada perasaan
khawatir akan terjadi konflik karena tidak tersedia cara untuk mengantisipasi
sasaran-sasaran potensial. Dalam hal ini harus ada eksplorasi yang dilakukan
untuk menemukan informasi yang tepat.
Klasifikasi
tipe-tipe keputusan ini menurut nutt dapat pula dpandang mewakili
tingkat-tingkat keputusan. Pertama pengambil keputusan tidak menghadapi masalah
yang serius. Sasaran jelas dan pencapaiannya tidak banyak mengalami kesulitan.
Keduan, konteks situsasi dari keputusan empirikal mulai tampil ke permukaan.
Sasaran dari pengambil keputusan harus jelas dan disesuaikan situasi lingkungan
yang semakin penting. Ketiga, konteks situasi
dari keputusan situasi semakin
serius. Disini prefernsi dari para pengambil keputusan tidak dapat
diperkirakan dan bisa berubah-ubah suatu waktu. Pada tingkat keempat yaitu
tingkat terakhir, konteks situasi dari keputusan eksplorasi adalah yang paling
sulit. Semua situasi serba tidak menentu dan para pemain kunci dari pengambil
keputusan yang mempunyai kepentingan berbeda-beda sulit dikendalikan.[3]
C.
Klasifikasi
Keputusan
a.
Struktur
Ditinjau dari segi struktur, ruang
lingkup, dan tingkat pembuat keputusan dapat diklasifikasikan ke dalam dua
jenis besar, yaitu:
1)
Keputusan umum
yang timbul dari berbagai kebijaksanaan, peraturan dan prinsip yang sudah
ditetapkan
2)
Keputusan unik
yaitu keputusan kreatif yang memerlukan ketentuan tersendiri di luar batas
aturan atau prinsip yang telah ditetapkan sebelumnya
Chamberlain
mengklasifikasikannya sebagai keputusan-keputusan administratif yang umumnya
berjangka pendek, lebih banyak berkaitan dengan berbagai faktor internal yang
dapat di kontrol, sedangkan yang ke dua, keputusan-keputusan stratejik, yaitu
yang lebih banyak berkaitan dengan faktor ekstern, berjangka panjang dan tidak
dapat dikontrol
b.
Pembuat
Keputusan
Ditinjau dari segi pembuat
keputusan, Hittet al. (1979) menegaskan bahwa keputusan terprogram biasanya
dibuat oleh mereka yang menduduki posisi manajemen yang lebih rendah, dan
sebaliknya keputusan-keputusan besar, yaitu yang terprogram dan mempunyai implikasi
luas terhadap organisasi, umumnya dibuat oleh manajemen tingkat tinggi. Semakin
tinggi kedudukan para pengambil keputusan maka semakin luas ruang lingkup
keputusan yang dibuatnya, yang juga berarti semakin luas dampaknya terhadap
organisasi dan masyarakat. Mengingat keputusan terprogram maka itu telah ada
pedomannya maka pembuat keputusan tingkat atas tidak perlu lagi melibatkan
dirinya di dalam membuat keputusan seperti itu.
c.
Waktu dan
Ketrampilan
Kalau tipe keputusan yang pertama
lebih mudah, lebih cepat maka tipe yang kedua memerlukan kecakapan, latihan,
pengalaman dan lain-lain karena kemampuan untuk membuatnyaakan dapat membedakan
mana manajer yang efektif dan tidak. Kehadiran keputusan terprogram atau juga
disebut keputusan tetap menurut Robbins adalah mengarahkan para administrator
dan karyawan non administratif kedalam keputusan rutin yang sangat repetitif.
Tentang keputusan tak terprogram, atau keputusan dengan maksud khusus, Robbins
sependapat dengan penulis lain bahwa ini membutuhkan kreatifitas serta
pertimbangan yang jauh lebih banyak.
d.
Tiga Jenis
keputusan
Morgan dan Cerullo melihat
klasifikasi itu dari tingkat manajemen. Pada manajemen tingkat atas, yaitu
tingkat pertama, keputusan yang dihasilkan adalah keputusan stratejik, pada
tingkat kedua manajemen tingkat menengah, lahir keputusan berupa perencanaan jangka
menengah, yaitu untuk lima tahun atau kurang. Lahir juga keputusan tentang
proses pengawasan. Pada keputusan jenis ini sudah lebih mungkin memakai
model-model matematika dalam penyelesaian masalah dibanding pada keputusan
stratejik. Keputusan tingkat ketiga ialah keputusan operasional yang berjangka
waktu menit, jam, hari dan seterusnya.
e.
Empat Jenis
Keputusan
Pandangan di atas searah dengan
jalan pikiran Sutherland, tetapi Sutherland menyebut empat jenis, yang pertama
adalah tujuan, cita-cita yang dibuat penanggung jawab tertinggi dalam
organisasi yang kompleks, yang berhubungan dengan apa yang sebenarnya
diinginkan. Kedua, keputusan stratejik yang mempersoalkan apa yang dapat dibuat
untuk mencapai tujuan. Ketiga, keputusan taktis, yang mengarah pada bagaimana
melaksanakan keputusan stratejik, dan lebih pendek jangka waktunya. Sungguhpun
jangka waktunya pendek, ia mempunyai implikasi jangka panjang yaitu apabila
terlangkahi atau dilupakan, dapat mengakibatkan kerugian bagi organisasi.
Keempat, keputusan operasional.[4]
D.
Lingkungan
Situasi Keputusan
Pada suatu
keputusan terdapat lingkungan, lingkungan tersebut dikategorikan menjadi empat,
yaitu:
1.
Lingkungan
sempit, contohnya seperti dalam lingkungan keluarga kecil yang terdiri dari
bapak, ibu, dan dua anak.
2.
Lingkungan luas
seperti organisasi ASEAN atau PBB keputusan yang diambil/dibuat mempunyai
tingkatan dampak yang berbeda dengan dampak lokal, regional, nasional dan
bahkan internasional. Keputusan yang dibuat atas nama ASEAN akan mengikat
negara anggota ASEAN, keputusan yang dibuat atas nama PBB akan mengikat semua
anggota PBB.
3.
Lingkungan eksternal,
lingkungan ini didapat dari suatu organisasi atau perorangan mungkin terdapat
didalam organisasi atau individu lainnya yang bersaing karena berebut keuntungan
dalam linghkungan yang sama. Mungkin juga dalam lingkungan dimana keputusan
dibuat terdapat elemen-elemen sebagai kendala atau batasan. Elemen penghambat
tersebut berupa sosial, ekonomi dan sosial budaya serta politik dan alam.
4.
Lingkungan
internal, lingkungan ini terdapat dalam organisasi seperti pengambilan
keputusan oleh manajer. Pengambilan keputusan ini berhubungan dengan kualitas
produk perusahaan, seperti mutu barang ekspor kurang baik, harga barang ekspor
terlalu tinggi, pengiriman barang tidak tepat waktu dll.[5]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Dari beberapa
definisi pengambilan keputusan tersebut dapat disimpulkan pengambilan keputusan
merupakan suatu proses pemilihan alternatif terkait dari beberapa alternatif
secara sistematis untuk digunakan sebagai suatu cara dalam memecahkan suatu
masalah.
2.
Dalam teknik
pengambilan keputusan terdapat beberapa ruang lingkup yang berupa:
a.
Pengendalian
operasional
b.
Pengendalian
manajemen
c.
Penganggaran
d.
Perencanaan
strategis
e.
Korespondensi
antara tingkat seorang manajer dalam organisasi dengan tanggung jawab
pengambilan keputusannya
3.
Ditinjau dari
sudut perolehan informasi dan cara memproses informasi, keputusan dapat pula
dibagi dalam empat kategori: (a) Keputusan representasi, (b) Keputusan Empiris,
(c) Keputusan Informasi, (d) Keputusan eksplorasi
4.
Pada suatu
keputusan terdapat 5 klasifikasi, diantaranya yaitu: (a) Struktur, (b) Pembuat Keputusan, (c) Waktu dan Ketrampilan, (d) Tiga
Jenis keputusan, (e) Empat Jenis Keputusan
5.
Lingkungan pengambilan keputusan terdiri dari lingkungan sempit,
lingkungan luas , lingkungan eksternal, dan lingkungan internal
B.
Penutup
Demikian
makalah ini kami buat. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan
pembahasan makalah ini kami mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun sangat
kami butuhkan untuk lebih baiknya paper yang kami buat selanjutnya. Selamat
membaca dan semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyono. 2011. Teori
Pengambilan Keputusan, http:// Mulyono.Blogspot.com.
J. Salusu. Pengambilan
Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik Dan
Organisasi Non Profit. PT
Grasindo. Jakarta. 1996.
J. Suprianto. Teknik
Pengambilan Keputusan. PT Rineka Cipta. Jakarta. 1991.
[1]
Mulyono, 2011, Teori Pengambilan Keputusan, http:// Mulyono.Blogspot.com, diakses 5 Maret 2016,
pukul 14.10 WIB
[2] Anneahira, 2011, Pengambilan Keputusan.
http://Anneahira.Blogspot.com, diakses 5 Maret 2016, pukul 14.25 WIB
[3]
J. Salusu, Pengambilan Keputusan
Stratejik Untuk Organisasi Publik Dan Organisasi Non Profit, PT Grasindo,
Jakarta, 1996, hlm 61-62
[4]
Ibid, hlm 55-59
[5]
J. Suprianto, Teknik Pengambilan
Keputusan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm 9-11
0 komentar:
Post a Comment