HAL-HAL SUNNAH YANG MUNGKIN JARANG DIKETAHUI
1. Menghadapkan wajah ke arah Khatib Jumat
Dari Muthi’ bin Hakam radhiallahu’anhu ia menuturkan, “Apabila Nabishalallahu ‘alaihi wa sallam naik ke atas mimbar, kami menghadapkan wajah-wajah kami kepadanya.” (Silssilah Ahadits Shahihah, no. 2080).
Imam Bukhari meriwayatkan hadis di atas pada Bab Imam Menghadapkan Wajah ke Arah Jamaah, Jamaah Menghadapkan Wajah ke Arah Imam Pada Saat Ia Berkhutbah, Ibnu Umar dan Anas Menghadapkan Wajah ke Arah Imam. Kemudian Imam Bukhari memuat hadis Abu Sa’id di bawahnya.
2. Jangan mengintip ketika bertamu
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
”Sekiranya ada seseorang yang mengintip rumahmu tanpa ijin, lalu engkau melemparnya dengan batu sehingga tercungkil matanya, maka tidak ada dosa atasmu” [HR. Bukhari dan Muslim].
"Barangsiapa mengintip-intip rumah suatu kaum tanpa ijin mereka maka sah bagi mereka untuk mencolok matanya." [HR. Muslim]
Juga dalam sebuah hadist yang masih berkaitan, dari Hudzail ia berkata : “Seorang laki-laki – ‘Utsman bin Abi Syaibah menyebutkan laki-laki ini adalah Sa’ad bin Abi Waqqash radliyallaahu ‘anhu – berdiri di depan pintu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam untuk meminta ijin. Ia berdiri tepat di depan pintu. – Utsman bin Abi Syaibah mengatakan : Berdiri menghadap pintu - . Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata
”Menyingkirlah dari depan pintu, sesungguhnya meminta ijin itu disyari’atkan untuk menjaga pandangan mata” [HR. Abu Dawud].
3. Meninggalkan Debat
Abu Umamah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Aku menjamin sebuah rumah di pinggiran syurga bagi orang yang meninggalkan perdebatan sekalipun ia benar, dan sebuah rumah di tengah syurga bagi orang yang meninggalkan dusta, dan sebuah rumah di puncak syurga bagi orang yang memperelokkan akhlaknya.” (H.R. Abu Dawud, hasan)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yg paling keras penentangannya lagi lihai bersilat lidah." ( HR. Bukhari Muslim) -dinukil dari Ensiklopedi Larangan, Syaikh Salim bin 'Ied Hilali, bab Larangan Berdebat, Jidal dan Bertengkar, khususnya dalam masalah Al Quran
4. Mengambil dan membersihkan makanan yang jatuh
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika salah satu dari kalian makan lalu makanan tersebut jatuh, maka hendaklah ia memungutnya dan membuang kotorannya kemudian memakannya. Jangan ia biarkan makanan itu untuk setan.” (HR. At-Tirmidzi)
5. Memeluk saudara yang datang dari berpergian
Siapa yg lebaranan kemarin udah ngamalin ini?
Dari Asiyah radhiallahu anha berkata, “Zaid bin Haritsah datang ke Madinah dan saat itu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berada di rumahku. Lalu ia mengetuk pintu. Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menarik bajunya dan memeluk serta mencium Zaid” (HR: Tirmidzi dan berkata: ini hadits hasan))
Hadits Anas -Radiallahu anhu-, dia berkata, “Adalah para sahabat Nabi -Shalallahu alihi salam- apabila mereka bertemu mereka saling berjabat tangan, dan apabila datang dari safar mereka berpelukan.” (HR. Thabrani)
Ummu Darda’ berkata: “Salman al-Farisi -Radiallahu anhu- mendatangi kami lalu berkata: Mana saudaraku (maksudnya Abu Darda’ -Radiallahu anhu-)? Saya jawab: “Ada di masjid.” Lalu ia mendatanginya, ketika ia melihatnya ia memeluknya.”
Imam Thahawi berkata: “Mereka itu para sahabat Nabi -Shalallahu alihi salam- saling berpelukan maka hal ini menunjukkan bahwa apa yang diriwayatkan dari Rasulullah -Shalallahu alihi salam- tentang kebolehan berpelukan adalah datang belakangan setelah adanya larangan. Inilah yang kami ambil, yaitu ucapan Abu Yusuf رحمه الله. (HR. Thahawi, Syarhu Ma’anil Atsar)
Sya’bi berkata: Para sahabat Nabi -Shalallahu alihi salam-, jika bertemu mereka saling berjabat tangan, dan apabila datang dari safar mereka berpelukan.” (Thahawi, Syarah Musykil al-Atsar)
Dimuat di majalah Qiblati.
Dinukil dari berbagai sumber.
6. Makan dan minum menggunakan tangan kanan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian makan, makanlah dengan tangan kanan dan minumlah dengan tangan kanan, karena sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)
Seseorang makan di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam dengan tangan kirinya, maka beliau bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu.” Orang itu menjawab, “Saya tidak bisa.” Beliau bersabda, “Semoga kamu tidak bisa!” Orang tersebut tidak mau makan dengan tangan kanan hanya karena sombong. Akhirnya dia benar-benar tidak bisa mengangkat tangan kanannya ke mulutnya. (HR. Muslim)
7. Tidak Tasybik saat menunggu sholat
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallambersabda :
“Apabila salah seorang diantara kalian wudlu di rumahnya kemudian ia pergi ke masjid, maka ia senantiasa dalam keadaan shalat hingga ia kembali pulang ke rumahnya. Oleh karena itu, janganlah ia melakukan melakukan seperti ini ! – Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam memperagakan dengan menjalinkan jari-jemarinya (tasybik)” [HR. Ibnu Khuzaimah no. 439, Al-Haakim 1/206, dan Ad-Daarimi no. 1446; shahih].
Dari Abu Ummamah Al-Hanaath : Bahwasannya Ka’b bin ‘Ujrah bertemu dengannya saat ia hendak pergi ke masjid. Mereka saling bertemu waktu itu. Ka’b melihatku sedang menjalinkan jari-jemariku (tasybik), kemudian ia melarangku dan berkata : “Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallampernah bersabda : ‘Apabila salah seorang diantara kalian wudlu, membaguskan wudlunya, kemudian pergi menuju masjid; maka janganlah ia menjalinkan jari-jemarinya (tasybik). Sesungguhnya ia dalam keadaan shalat” [HR. Abu Dawud no. 562; At-Tirmidzi no. 386; Ahmad 4/241,242, 243; Ibnu Khuzaimah no. 441; Ad-Daarimi no. 1444; dan yang lainnya – shahih].
Dari Isma’il bin Umayyah, ia berkata : Aku bertanya kepada Naafi’ tentang seorang laki-laki yang menjalin jari-jemarinya (tasybik) ketika shalat ?. Maka ia berkata : Telah berkata Ibnu ‘Umar : “Itu adalah cara shalat orang-orang yang dimurkai oleh Allah” [HR. Abu Dawud no. 993; shahih].
Dinukil dari ustadz Abul Jauzaa'.
8. Mematikan lampu ketika hendak tidur
Nabishallallahu
'alaihi wasallam bersabda dalam hadits shahih:
"Padamkanlah
lampu-lampu di malam hari pada saat kalian tidur di malam hari, kuncilah pintu
dan tutuplah bejana, makanan dan minuman." (HR. al-Bukhari).
Namun ada juga
pendapat ulama yg menyebutkan bahwa yg dimaksud lampu di atas adalah lampu
minyak (masih menggunakan api) yg berbahaya jika tidak dimatikan.
Dari Jabir bin
Abdullah radhiyallahu 'anhuma dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
"Tutuplah
tempat air kalian, pintu rumah kalian, dan matikanlah lampu-lampu kalian,
karena bisa jadi tikus akan menarik sumbu lampu sehingga mengakibatkan
kebakaran yang menimpa para penghuni rumah." (HR. al-Bukhari)
Konon dari
penelitian, mematikan lampu di saat tidur lebih bermanfaat dalam banyak hal.
Wallahu a'lam.
9. Mimpi buruk jangan diceritain
Jangan lupa sebelum tidur kibas2 dulu ya kasurnya. Aku pernah beberapa tahun lalu saat pulang ke madura, sementara rumah udah kutinggal pergi beberapa hari dalam keadaan kosong. Sampe rumah langsung naik tempat tidur tanpa kibas2 karena udah malem dan lelah.
Naik ke kasur, pejamkan mata. Tapi kok aku merasa ga enak. Masih merem nih, dan semuaaa terasa gelap lap lap. Ada banyak halusinasi dlm wujud foto klise. Ini masih sadar lho. Ada suara2 rame, anak kecil pake loud speaker gitu. Ada suara gedombrang kenceng banget di sampingku (lagi2 aku merinding waktu nulis ini).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan ‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR. Al Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi dan Abu Dawud)
Sumber : Pengen Jadi Baik
Nah siapa hayo yang udah ngamalin amalan sunnah diatas ? dan tentu saja masih banyak amalan sunnah yang dapat kita lakukan gengs ! :D
Bonus nih buat kalian anak kos !
Bonus nih buat kalian anak kos !
Kata pak ustadz, "Ahlus sunnah wal jamaah itu seneng nraktir temennya."
Dinukil dari hadits riwayat Ath Thabrani, salah satu pekerjaan (amalan perbuatan) yang paling dicintai Allah adalah menghilangkan kelaparan dari seorang muslim.
0 komentar:
Post a Comment