PENGARUH PROSES PSIKOLOGIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERILAKU
KONSUMEN
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
kuliah: Perilaku Konsumen
Dosen
Pengampu: Ratna Yulia W., SE. MM.
Disusun Oleh :
Nafis Makhshush Syarofi NIM : 1320310117
Dian Prasetyo NIM
: 1320310118
Nurul Amala NIM
: 1320310120
Farichatul Maftuchah NIM
: 1320310122
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI KUDUS
MANAGEMEN BISNIS SYARIAH
TAHUN AKADEMIK 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini faktor psikologis
adalah salah satu faktor yang
timbul dari dalam diri konsumen
yang sangat mempengaruhi keputusan pembelian. Faktor psikologis konsumen
dalam mengambil keputusan pembelian terdiri dari motivasi,
persepsi, pengetahuan serta sikap dan
keyakinan dalam kaitannya dengan pembelian
suatu produk. Oleh karena itu penulis berusaha menganalisis faktor-fakor
yang mempengaruhi keputusan pembelian kondumen terutama
mengenai prilaku konsumen dari sisi psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan
sikap.
Dari kondisi diatas produsen harus
semakin jeli melihat kebutuhan konsumen dan dapat menangkap peluang pasar. Bagi
perusahaan strategi pemasar merupakan faktor penting untuk mencapai
keberhasilan usahanya, dimana perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada
konsumen sehingga konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan,
yang pada akhirnya perusahaan dapat tumbuh dan berkembang. Menurut Lamb (2005),
faktor psikologis menentukan bagaimana individu menerima dan berinteraksi
dengan lingkungannya dan pengaruh pada keputusan yang diambil konsumen, semakin
tinggi faktor psikologis yang diambil oleh konsumen maka semakin tinggi pula
keputusan pembelian.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian
Psikologis Konsumen?
2.
Bagaimana Teori
Psikologis Perilaku Konsumen?
3.
Apa Faktor-faktor Proses
Psikologis Konsumen?
4. Bagaimana Proses Keputusan Pembelian?
5.
Bagaimana Hubungan
Psikologis Konsumen dengan Keputusan Pembelian?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologis
Konsumen
Pengertain Psikologi secara umum, itu merupakan
sebuah ilmu mengenai jiwa. Secara bahasa
psikologi berasal dari perkataan Psyche
yang diartikan jiwa dan perkataan logos yang berarti ilmu atau ilmu
pengetahuan. Karena itu perkataan psikologi sering diartikan dengan ilmu
pengetahuan dengan jiwa atau disingkat dengan ilmu jiwa.[1]
Sedangkan Psikologi konsumen adalah cabang ilmu
psikologi yang mempelajari tentang perilaku konsumen pada seseorang atau
manusia. Psikologi konsumen berakar pada psikologi periklanan dan penjualan.
Pada psikologi konsumen tercakup penelitian tentang konsumen sebagai pembeli
dan konsumen sebagai warga negara, serta sebagai sumber data dari pengetahuan
perilaku dasar. Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses
psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli,
menggunakan dan menghabiskan produk dan jasa.[2]
B. Teori Psikologis
Perilaku Konsumen
Teori
psikologis ini mendasari diri pada faktor-faktor psikologis individu yang
selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkunngan.
a.
Teori belajar
Teori belajar biasanya lebih menekankan pada
tindakan penafsiran dan peramalan terhadap proses belajar konsumen merupakan
kunci untuk mengetahui tingkah laku pembelinya.
Beberapa prinsip terkandung dalam teori ini adalah:
·
Stimulus
Response - Theory (Teori Rangsang –
Tanggapan)
Menurut teori ini, proses belajar merupakan suatu
tanggapan dari seseorang (binatang) terhadap suatu rangsang yang dihadapinya.
·
Cognitif
Theory (Teori Kesadaran)
Menurut teori kesadaran, proses belajar itu
dipengaruhi oleh faktor sikap, keyakinan, pengelaman masa lalu, dan kesadaran
untuk mengorganisir.
·
Gestalt
dan Field
Theory (Teori Bentuk dan Bidang)
Gestalt memandang bahwa rangsang individual diterima
dan diartikan berdasarkan pengalaman masa lalu, proses pengamatan dan
pengarahan tujuan, yang merupakan variabel yang menentukan terhadap perilaku. Field theory mengemukakan bahwa perilaku
secara umum adalah hasil interaksi yang nampak antar individu dan lingkungan
psikologis. Lingkungan psikologis ditentukan oleh sifat-sifat lingkungan dan
hasil sifat-sifat pribadi.
b.
Teori Psikonalitis
Menurut teori ini perilaku manusia dipengaruhi oleh
keinginan yang terpaksa dan adanya motif yang tersembunyi. Perilaku manusia
semakin komplek, sehingga sumber motifnya sulit diketahui dan bahkan tidak
dipahami oleh yang bersangkutan.[3]
C. Faktor-faktor Proses Psikologis
Konsumen
Perilaku pembelian juga dipengaruhi oleh
fakto-faktor psikologis, seperti motivasi, persepsi, pengetahuan dan
pembelajaran, keyakinan dan sikap.[4]
a.
Motivasi
Yang diaksud dengan motivasi adalah
dorongan kebutuhan yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan. Para psikolog
telah mengembangkan teori-teori motivas I manusia antara lain dikemukakan oleh
para ahli seperti, Sigmun Freud, Abraham Maslow, Frederick Hezberg. Sigmun
Freud mengemukakan bahwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku manusia
sebagai sebagian besar tidak disadari dan bahwa seseorang tidak dapat memahami
motivasi dirinya secara menyeluruh. Sebuah think yng disebut perjenjangan dapt
digunakan untuk menelusuri motivasi seseorang mulai dari motivasi yang bersifat
alat sampai ke motivasi yang lebih bersifat tujuan. (Kotler, 2000 : 196)
Abraham Maslow berusaha menjelaskan mengapa
seseorang terdorong oleh kebutuhan tertentu pada saat-saat tertentu. Maslow
mengemukakan kebutuhan manusia tersusun dalam sebuah hirarki, dari yang paling
mendesak sampai yang kurang mendesak. Hierarki kebutuhan Maslow dapat dilihat
di gambar 2.1. diurut dari segi
kepentingannya, kebutuhan itu adalah, kebutuhan fisiologi, kebutuhan keamanan,
kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan diri, dan kebutuhan aktualisasi. Orang
berusaha memuaskan kebutuhan yang paling penting terlebih dahulu. Pada saat
kebutuhan tersebut terpenuhi, kebutuhan tersebut akan terhenti sebagai motivator
dan dia akan memenuhi kebutuhan paling penting selanjutnya. Contoh, orang yang lapar (kebutuhan
fisiologis) tidak akan tertarik pada apa yang terjadi baru-baru ini di dunia
seni (kebutuhan aktualisasi diri), juga tidak tertarik pada apakah mereka dipandang
atau dihargai oleh orang lain (kebutuhan penghargaan diri), juga tidak tertarik
pada apakah dia menghirup udara segar (kebutuhan keamanan)
Gambar 2.1
Hierarki kebutuhan Maslow
Sumber: Kotler dan Armstrong
(2008)
b.
Persepsi
Persepsi diartikan sebagai proses
yang dilakkukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan ke dalam
gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia (Leon G Schiffman @ Leslie
Lazar Kanuk, 2004: 137). Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan melihat reaksi
setiap orang akan berbeda sekalipun stimuli yang dihadapi adalah sama baik
bentuknya, tempatnya, dan waktunya. Umpamanya, dua orang pada lingkungan yang
sama akan berbeda bentuk reaksinya daam menghadapi stimuli yang sama. Ha ini
karena komposisi potensi dan kapabilitas mereka berbeda dalam menunjukan
kemampuan, kualitas berfikir, dan keakuratan mengambil tindakan. Kaitan ini
sifatnya sangat individual.[5]
Dalam hubunganya dengan perilaku
konsumen muslim, perbedaan persepsi manusia ini tidak dapat dielakan. Namun
demikian, bukan berarti bahwa persepsi tidak memiliki rambu-rambu, sebab pada
dasarnya ada batasan-batasan tertentu yang harap ditaati persepsi agar tidak
liar.
c.
Pengetahuan
dan Pembelajaran
Pada umumnya perilaku manusia
merupakan hasil dari proses belajar. Pengetahuan seorang dihasilkan melalui
unsur-unsur dorongan, rangssangan, petunjuk, tanggapan dan penguatan yang
saling berinteraksi satu sama lainnya. Pengembangan suatu prouk harus sinkron
dengan proses pembentukan pengetahuan konsumen tersebut, karena bagaimanapun
pengetahuan seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku pembeliannya. Pemasar
harus bisa mempengaruhi proses pembentukan pengetahuan pembeli sehingga
konsumen mempunyai pengetahuan yang positif yang dapat menunjang pemasaran
suatu produk. Suatu teori pengetahuan mengajarkan kepada para pemasar supaya
mengembangkan dan menciptakan suatu produ yang ada relevansinya dengan dorongan
kepada konsumen, penggunaan petunjuk untuk memotiasi konsumen dan memberikan
penguatan yang positif. Sedangkan pembelajaran meliputi perubahan perilaku
sseseorang yang timbul dari pengetahuan dan pengalaman. Beberapa ahli
pendidikan mengatakan bahwa pebelajaran dihasilkan dari perpaduan kerja antara
dorongan, rangsangan, petunjuk bertindak, tanggapan dan penguatan.
d.
Keyakinan
dan Sikap
Melalui tindakan, pengalaman dan
proses pembelajaran yang konsumen lakukan maka hal ini akan berpengaruh pada
perilaku pembelian mereka. Keyakinan dibentuk melalui proses belajar dan
tindakan pembuktian. Keyakinan dapat dipengaruhi atau tidak dipengarhi oleh
unsur emosional. Keyakinan konsumen terhadap suatu merk akan embentuk citra
poitif atau negative konsumen terhadap produk tersebut. Keyakinan konsumen yang
positif terhadap suatu produk tentu saja sangat diharapkan ooleh pemasar,
karena pada akhirnya keyakinan akan menimbulkan kesetiaan konsumen dalam
pemakaian suatu produk. Maka harus diusahakan untuk selalu bisa merubah
keyakinan konsumen menjdi keyakinan yang baik terhadap produk yang di tawarkan.
Keyakinan pada akhirnya juga akan menumbuhkan sikap pendirian seseorang.
Pendirian cenderung mendrong seseorang untuk bersikap konsisten terhadap suatu obyek
yang sama. Merubah pendirian seseorang relatif lebih sukar dibanding merubah
keyakinan. Jadi sebaiknya sebuah perusahaan menyesuaikan produknya dengan pendirian
konsumen yang sudah mapan daripada harus merubah pendirian konsumen.[6]
D.
Proses
Keputusan Pembelian
a.
Pengenalan
Kebutuhan.
Proses pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan. Pembeli
merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang diinginkan.Pada
tahap ini, orang pemasaran harus meneliti konsumen untuk menemukan jenis
kebutuhan atau masalah apa yang akan muncul, apa yang memunculkan mereka, dan
bagaimana kebutuhan atau masalah tadi mengarahkan konsumen pada produk
tertentu.
b.
Pencarian
Informasi.
Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber.
Sumber-sumber ini meliputi:
1. Sumber pribadi :
keluarga, teman, tetangga, kenalan
2. Sumber komersial :
iklan, wiraniaga, dealer, kemasan
3. Sumber publik :
media massa, organisasi penilai pelanggan
4. Sumber pengalaman : menangani, memeriksa, menggunakan Produk
c.
Evaluasi Berbagai Alternatif.
Orang pemasaran perlu mengetahui tentang evaluasi berbagai
alternatif, yaitu bagaimana konsumen memproses informasi untuk memilih
merek-merek yang dikehendaki konsumen.
d.
Keputusan Pembelian.
Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat atas merek dan
membentuk niat untuk membeli. Biasanya, keputusan pembelian konsumen adalah
membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat
untuk membeli dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain.
Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan.
e.
Perilaku Pasca Pembelian.
Tugas orang pemasaran tidak berakhir ketika produknya sudah dibeli
konsumen. Setelah membeli produk tersebut, konsumen bisa puas bisa juga tidak
puas dan akan terlibat dalam perilaku pasca pembelian yang tetap menarik
bagi orang pemasaran. (Fandy Tjiptono, 2008: 2)
E. Hubungan Psikologis
Konsumen dengan Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (Bernard, 2009:31), melalui bertindak dan belajar
orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku
pembelian mereka. Keyakinan menggambarkan mengenai seseorang yang mempercayai
sesuatu. Seseorang percaya tentang perubahan keputusan pembelian produk atau
jasa. Sikap sama pentingnya dengan keyakinan, dimana sikap adalah evaluasi
seseorang terhadap suka atau tidak suka, perasaan dan tindakan mereka terhadap
sesuatu.
Secara sederhana, studi perilaku
konsumen meliputi enam hal sebagai berikut : (what They Buy) Apa yang dibeli konsumen?, (Why They Buy) Mengapa konsumen membelinya, (When They Buy) Kapan membelinya, (Where They Buy) Di mana mereka membelinya, (How Often They Buy) Seberapa sering mereka membelinya), (How Often They Use It) Berapa sering
mereka menggunakanya. [7] Maka
dari itu para pemasar harus memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil
keputusan konsumsi, sehingga pemasar dapat merancang strategi pemasaran yang
lebih baik, pemasar yang mengerti perilaku konsumen akan mampu memperkirakan
bagaimana kecenderungan konsumen untuk beraksi terhadap informasi yang
diterimanya, sehinnga pemasaran dapat menyusun stategi pemasaran yang sesuai.
Proses keputusan konsumen dalam
membeli kan mengkonsumsi produk dan jasa akan dipengaruhi oleh tiga faktor
utama, yaitu:
a)
Kegiatan pemasaran yang
dilakukan oleh produsen dan lembaga lainya,
b)
Faktor perbedaan
individu konsumen,
c)
Faktor lingkungan
konsumen.[8]
Proses keputusan konsumen akan terdiri atas
tahap-tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
pembelian dan keputusan konsumen. Pemahaman terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen akan memberikan pengetahuan kepada pemasar
bagaimana menyusun strategi dan komunikasi pemasaran yang lebih baik.
Pengambilan keputusan oleh konsumen akan berbeda menurut jenis
keputusan pembelian. Assael,seperti dikutip Kotler (Simamora, 2008:22),
membedakan empat tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan pada tingkat
keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan di antara merek.
a.
Perilaku Membeli yang Rumit.
Perilaku membeli yang rumit membutuhkan
keterlibatan yang tinggi dalam pembelian dengan berusaha menyadari perbedaan-
perbedaan yang jelas di antara merek- merek yang ada.
b.
Perilaku Membeli untuk Mengurangi
Ketidakcocokan
Perilaku membeli semacam ini mempunyai
keterlibatan yang tinggi dan konsumen menyadari hanya terdapat sedikit
perbedaan diantara berbagai merek.
c.
Perilaku Membeli Berdasarkan Kebiasaan.
Dalam hal ini, konsumen membeli suatu produk
berdasarkan kebiasaan, bukan berdasarkan kesetiaan terhadap merek.
d.
Perilaku Pembeli yang
Mencari Keragaman.
Perilaku ini memiliki keterlibatan
yang rendah, namun masih terdapat perbedaan merek yang jelas. Konsumen berperilaku
dengan tujuan mencari keragaman dan bukan kepuasan.[9]
BAB
III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Psikologi
secara umum, itu merupakan sebuah ilmu mengenai jiwa. Secara bahasa psikologi berasal dari
perkataan Psyche yang diartikan jiwa
dan perkataan logos yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Psikologi konsumen
adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari tentang prilaku konsumen pada
seseorang atau manusia.
Dapat
diketahui bahwa teori psikologi diantaranya ialah teori belajar dan teori
psikonalitis. Teori belajar biasanya lebih menekankan pada tindakan penafsiran
dan peramalan terhadap proses belajar konsumen merupakan kunci untuk mengetahui
tingkah laku pembelinya. Sedangkan teori psikonalitis merupakan perilaku
manusia dipengaruhi oleh keinginan yang terpaksa dan adanya motif yang
tersembunyi.
Perilaku
pembelian juga dipengaruhi oleh fakto-faktor psikologis, seperti motivasi,
persepsi, pengetahuan dan pembelajaran, keyakinan dan sikap. Sedangkan proses
keputusan pembelian diantaranya yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi berbagai alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca
pembelian.
Menurut Kotler (Bernard, 2009:31), melalui bertindak dan belajar
orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku
pembelian mereka. Pengambilan keputusan oleh konsumen
akan berbeda menurut jenis keputusan pembelian. Assael,seperti dikutip Kotler
(Simamora, 2008:22), membedakan empat tipe perilaku pembelian konsumen, yaitu
perilaku membeli yang rumit, perilaku membeli untuk mengurangi ketidakcocokan,
perilaku membeli berdasarkan kebiasaan, perilaku pembeli yang mencari
keragaman.
B.
Kata
Penutup
Demikian makalah ini kami buat. Apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan dan pembahasan paper ini kami mohon maaf.
Kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk lebih baiknya paper
yang kami buat selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Walgito
Bimo. 1980. Pengantar Psikologi Umum.
Yogjakarta: ANDI
Rahayu
Ekawati. 2008. Manajemen Pemasaran.
Kudus : STAIN Kudus
Sunyoto
Danang. 2013. Perilaku Konsumen.
Yogjakarta : Caps
Mufih Muhammad. 2006. Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu
Ekonomi Islam. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada
Shaila Wida Raharja, dkk., Jurnal Pengaruh Psikologi Konsumen Terhadap
Keptusan Pembelian, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya
[1] Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, ANDI,
Yogjakarta, 1980, hlm.1
[2] Ekawati Rahayu, Manajemen Pemasaran, STAIN Kudus, Kudus,
2008, hlm.61
[3] Danang Sunyoto, Perilaku Konsumen, Caps, Yogjakarta,
2013, hlm.10
[4] Ekawati Rahayu, Manajemen Pemasaran, STAIN Kudus, Kudus,
2008, hlm.71
[5]Muhammad Mufih, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu
Ekonomi Islam, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm.92
[6] Ekawati Rahayu, Manajemen Pemasaran, STAIN Kudus, Kudus,
2008, hlm.73
[7] Ibid, hlm.60
[8] Ibid, hlm.60
[9] Shaila Wida Raharja,
dkk., Jurnal Pengaruh Psikologi Konsumen
Terhadap Keptusan Pembelian, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas
Brawijaya, hlm.4-5
0 komentar:
Post a Comment