Blog yang diperuntukan untuk anak kuliah, terutama Mahasiswa Manajemen dan Ekonomi Syariah

Saturday 24 December 2016

Posted by Dian Prasetyo in | 19:07:00 No comments
MAKALAH
PERENCANAAN LOKASI

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Manajemen Operasional
Dosen Pengampu: Tina Martini, S.Ag. M.Ei


Disusun Oleh:
Indah Ainun Nisak                             1320310115
Dian Prasetyo                                      1320310118
Istiqomah Tri Handayani                    1320310134
Nikmatul Azizah                                 1320310140


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN SYARIAH / MBS
TAHUN 2014






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Organisasi-organisasi (perusahaan) secara terus menerus membangun berbagai fasilitas baru dan memperluas yang sudah ada. Kegiatan-kegiatan ini melibatkan sejumlah investasi dalam konstruksi dan peralatan atau mesin dengan biaya yang sangat besar. Walaupun penentuan lokasi organisasi yang tepat tidak selalu sangat penting. Tetapi, bagaimanapun juga, penempatan fasilitas-faslitas yang baik akan membantu organisasi untuk meminimumkan biaya-biaya.
Disamping itu, adanya perbedaan sukses organisasi-organisasi dan perbedaan kekuatan dan atau kelemahan organisasi, sering karena faktor-faktor lokasi. Dalam situasi persaingan, faktor-faktor lokasi dapat menjadi faktor-faktor kritis yang membuatnya sangat penting. Dalam makalah ini akan dibahas berbagai faktor yang memengaruhi dan menentukan pemilihan lokasi yang paling menguntungkan bagi organisasi.  

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa tujuan perencanaan lokasi?
2.      Apa faktor-faktor pengaruh dalam pemilihan lokasi?
3.      Bagaimana metode-metode alternatif  lokasi?
4.      Bagaimana tahap-tahap dalam pemilihan lokasi?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tujuan Perencanaan Lokasi
            Tujuan perencanaan lokasi adalah untuk menetukan lokasi suatu perusahaan atau tempat usaha sebaik mungkin agar dapat beroperasi atau menjalankan proses produksi dengan lancar, biaya operasi yang rendah, kemampuan bersaing perusahaan dan memungkinkan perluasan dimasa yang akan datang.
            Bahkan di era globalisasi ini, perencanaan lokasi dapat menjadikan suatu permasalahan yang komplek, karena terdapat berbagai alternatif lokasi yang harus di pertimbangkan dengan melihat pada batas-batas negara. Perencanaa lokasi suatu usaha/perusahaan di era globalisasi ini memang mulai merambah lintas batas negara. Menurut Mitra Bestari (2004:51), globalisasi bedampak pada perencaan lokasi dalam hal :
1.      Teknologi transportasi dan komunikasi
Dengan berkembangnya teknologi transportasi dan komunikasi menghilangkan hambatan ruang dan waktu antar negara. Teknologi voice telecommunication, electronic mail, faximile, teleconference, internet memudahkan hubungan lokasi satu dengan lainnya tanpa dibatasin oleh jarak dan waktu. Kondisi ini menyebabkan perusahaan lebih mudah untuk melayani pasar yang lebih luas, dapat menambah komunikasi dan kerja sama yang lebih baik. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk meletakkan cabangnya pada lokasi yang mendekati konsumen. Komunikasi dengan pusat dapat dilakukan dengan mudah dan lancar dengan bantuan teknologi komunikasi yang telah berkekmbang dengan pesat.[1]
2.      Biaya transportasi
Berbagai pertimbangan biaya yang menyangkut transportasi selalu berhubungan dengan usaha-usaha untuk mempercepat penyerahan jasa kepada para pelanggan. Selain itu, biaya transportasi yang rendah dapat mendukung distribusi peralatan, misalnya distribusi tempat tidur di rumah sakit, obat-obatan dan lain-lain.
3.      Kualitas kehidupan
Kualitas kehidupan dipengaruhi oleh tersedianya sekolah yang baik, tingkat keamanan yanag berpengaruh terhadap kelangsungan operasi perusahaan. Sebagai contoh, banyak perusahaan asing di indonesia yang mendirikan fasilitas sekolah dan perumahan bagi karyawannya khususnya yang berasal dari negaranya. Hal ini bertujuan agar para karyawannya dapat bekerja dengan tenang, seolah mereka bekerja di negaranya sendiri.
4.      Kuota umpor dan hambatan perdagangan menjadi menurun
Beberapa negara sering memberikan kebijakan untuk membatasi impor untuk produk-produk tertentu yang sering disebut quota. Guna mengantisipasi quota impor tersebut, banyak  perusahaan memikirkan untuk meletakkan lokasi usahanya di negara pengimpor agar tidak perlu memenuhi batasan quota impor. Sebagai contoh, perusahaan otomotif Ford dari Amerika Serikat mendirikan pabrik otomotifnya di Jepang dengan bekerja sama dengan perusahaan otomotif Jepang Mazzda. Hal tersebut bertujuan agar perusahaan Ford dapat ikut bermain dalam produk otomotif dengan cc kecil (1500 cc).[2]

B.     Faktor-faktor Pengaruh dalam Pemilihan Lokasi
Secara umun faktor-faktor yang perlu di pertimbangkan dalam perusahaan lokasi perusahaan adalah sebagai berikut :

1.      Lingkungan Masyarakat.
Kesediaan masyarakat suatu daerah menerima segala konsekuensi, baik konsekuensi positif maupun negatif didirikannya suatu pabrik didaerah tersebut merupakan suatu syarat terpenting. Perusahaan perlu memperhatikan nilai-nilai lingkungan dan ekologi dimana perusahaan akan berlokasi, karena pabrik-pabrik sering memproduksi limbah dalam berbagai bentuk air, udara, atau limbah zat padat yang telah tercemar, dan sering menimbulkan suara bising.
2.      Kedekatan dengan pasar
Dekat dengan pasar akan membuat perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggan, dan sering mengurangi biaya distribusi.
3.      Tenaga kerja
Keadaan tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan mengenai suatu lokasi usaha, terutama  bagi perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa dimana konsumennya banyak dan tersebar dalam area yang luas.
4.      Kedekatan dengan bahan mentah dan supplier
Apabila bahan mentah berat dan susut cukup besar dalam poses produksi  maka perusahaan lebih baik berlokasi dekat dengan bahan mentah, begitu juga bila bahan mentah lekas rusak maka lebih baik dekat dengan barang mentah dan para penyedia (supplier) memungkinkan suatu perusahaan mendapatkan pelayanan supplier yang lebih baik dan menghemat biaya pengadaan bahan.
5.      Fasilitas dan biaya transportasi
Tersedianya fasilitas transportasi baik lewat darat, udara dan air akan melancarkan pengadaan faktor-faktor produksi dan penyaluran produk perusahaan. Dan pentingmya pertimbangan biaya transportasi tergantung sumbangannya terhadap total biaya.[3]
6.      Sumber daya-sumber daya (alam) lainnya
Hal yang perlu diperhatikan adalah sumber daya (alam) yang murah dan mencukupi.

C.    Metode-Metode Alternatif Lokasi

Metode-metode tersebut antara lain sebagai berikut :

a.       Metode pemeringkat faktor (kualitatif)
Metode pemeringkat faktor adalah sebuah metode penentuan lokasi yang mementingkan adanya objektivitas dalam proses mengenali biaya-biaya yang sulit untuk di evaluasi. Keenam tahapannya adalah :
1.      Mengembangkan daftar-daftar faktor terkait
2.      Menetapkan bobot setiap faktor
3.      Mengembangkan suatu skala untuk setiap faktor
4.      Meminta manajer menentukan skor untuk setiap faktor
5.      Mengalikan faktor tersebut dengan bobot setiap faktor dan menentukan jumlah total
6.      Membuat rekomendasi yang didasarkan padaskor laba maksimal.[4]

b.      Analisis Titik Impas Lokasi
Analisis titik impas lokasi adalah penggunaan analisis biaya volume produksi untuk membuat suatu perbandingan ekonomis diantara alternatif lokasi yang ada.  Ketiga tahapannya adalah :
1.      Tentukan biaya tetap dan variabel untuk tiap lokasi
2.      Pot biaya untuk setiap lokasi
3.      Pilih lokasi yang biaya totalnya lebih rendah.
c.       Metode Pusat Gravitasi
Metode pusat gravitasi merupakan teknik matematis yang digunakan untuk menemukan lokasi pusat distribusi yang akan meminimalkan biaya  distribusi. Metode ini memperhitungkan jaraklokasi pasar, jumlah barang yang akan dikirim ke pasar tersebut, dan biaya pengiriman untuk menemukan lokasi terbaik untuk sebuah pusat distribusi.
Metode pusat gravitasi mengasumsikan bahwa biaya secara langsung berimbang pada jarak dan jumlah yang dikirim. Lokasi yang ideal adalah lokasi yang meminimalkan jarak berbobot antara gudang dan toko ecerannya, dimana pembobotan jarak dilakukan sesuai dengan jumlah container dikirim. [5]

Rumus[6] :

 


                              X1 . L1 +  X2 . L2 + . . . . . . . . . + Xn.Ln
X =  - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
L1 + L2 + . . . . . . . . . . + Ln

Dan,
                              Y1 . L1 +  Y2 . L2 + . . . . . . . . . + Yn.Ln
X =  - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
L1 + L2 + . . . . . . . . . . + Ln

d.      Model Transpotasi
Tujuan model transportasi adalah menetapkan pola pengiriman terbaik dari beberapa titik pemasok (sumber) ke beberapa titik permintaan (tujuan) sedemikian rupa sehingga meminimalkan biaya produksi dan transportasi total. Setiap perusahaan dengan suatu jaringan titik pasokan dan permintaan menghadapi permasalahan yang sama.
Walaupun teknik pemrograman linear dapat digunakan untuk  menyelesaikan jenis masalah ini, algoritma bertujuan khusus yang lebih efisien telah di kembangkan untuk aplkasi transportasi. Model transportasi memberikan solusi awal yang pantas dan kemudian perbaikan bertahap dilakukan hingga solusi optimal dicapai.

D.    Tahap-Tahap Dalam Pemilihan Lokasi
l  Tahap pertama: melihat kemungkinan daerah-daerah mana yang dapat ditentukan sebagai daerah-daerah alternative.
l  Tahap kedua: melihat pengalaman orang lain atau pengalaman kita sendiri dalam menentukan lokasi pabrik
l  Tahap ketiga: mempertimbangkan dan menilai masyarakat-masyarakat dari daerah-daerah yang pada tahap kedua telah dipilih untuk lokasi pabrik karena dianggap paling menguntungkan.[7]
Berikut contoh cara menentukan dan memilih lokasi suatu usaha bisnis, untuk memudahkannya harus diberi “scoring” atau nilai dengan angka 1-10. Makin kecil nilai “scoring” berarti makin jelek kondisinya dan sebaliknya bila makin tinggi, berarti makin baik kondisinya.

No
Faktor penentu
Lokasi
Keterangan
A
 B
C
D
E
 F
1
Sarana Transportasi
2
3
4
5
6
7


2
Sarana Komunikasi
7
6
5
4
3
2


3
Sumber Air Bersih
5
6
7
8
9
10


4
Tenaga Listrik
10
9
8
7
6
5




Sub total I
24
24
24
24
24
24


5
Sikap Budaya dan Tenaga Kerja
7
7
7
7
7
7


6
Iklim, Kelembaban, dan Suhu
5
5
5
5
5
5


7
Peraturan Pemerintah
8
8
8
8
8
8


8
StabilitasPolitik, ekonomi dan moneter
5
6
7
8
9
10




Sub total II
25
26
27
28
29
30




Total (I+II)
49
50
51
52
53
54



Keterangan : faktor 1-4 adalah faktor mutlak sedangkan faktor 5-8 adalah faktor pendukung lain. Dan selanjutnya untuk menentukan pilihan, kita harus menjumlahkan nilai sub total I dan sub total II sehingga di peroleh nilai lokasi A,B,C,D,E,dan F.
Dalam contoh ini kebetulan lokasi F mempunyai nilai paling tinggi, jadi lokasi F merupakan pilihan prioritas pertama untuk di pilih sebagai lokasi usaha. [8]




BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Tujuan perencanaan lokasi adalah untuk menetukan lokasi suatu perusahaan atau tempat usaha sebaik mungkin agar dapat beroperasi atau menjalankan proses produksi dengan lancar, biaya operasi yang rendah, kemampuan bersaing perusahaan dan memungkinkan perluasan dimasa yang akan datang. faktor-faktor yang perlu di pertimbangkan dalam perusahaan lokasi perusahaan adalah sebagai berikut : Lingkungan Masyarakat, kedekatan dengan pasar, tenaga kerja, kedekatan dengan bahan mentah (supplier), fasilitas dan biaya transportaasi, sumber daya (alam) lainnya.
Sedangkan Tekhnik-tekhnik dalam  menentukan lokasi usaha antara lain dengan menggunakan metode kualitatif, Analisis titik impas lokasi, Metode Pusat Gravitasi dan Model Transpotasi. Sedangkan tahap-tahap dalam pemilihan lokasi adalah sebagai berikut : Tahap pertama: melihat kemungkinan daerah-daerah mana yang dapat ditentukan sebagai daerah-daerah alternative. Tahap kedua: melihat pengalaman orang lain atau pengalaman kita sendiri dalam menentukan lokasi pabrik. Tahap ketiga: mempertimbangkan dan menilai masyarakat-masyarakat dari daerah-daerah yang pada tahap kedua telah dipilih untuk lokasi pabrik karena dianggap paling menguntungkan




DAFTAR PUSTAKA

Danang Sunyanto  dan Danang Wahyudi. “Manajemen Operasional (Teori, Soal-Jawab  & Soal Mandiri)”. CAPS. Yogyakarta. 2011.
Hani Handoko. “Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi”. BPFE. Yogyakarta. 2000.
Jay Heizer dan Barry Render. “Operations Management Edisi Tujuh”.  Salemba Empat. Jakarta.  2005.
Prawirosentono Suyadi. “menajemen operasi analisis dan studi kasus”. Jakarta. Bumi Aksara. 2000.








[1]Danang Sunyanto  dan Danang Wahyudi, “Manajemen Operasional (Teori, Soal-Jawab  & Soal Mandiri)”, CAPS, Yogyakarta, 2011, hal. 60.
[2]Ibid, hal. 61.
[3] Hani Handoko, “Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi”, BPFE, Yogyakarta, 2000, hal. 67-68.
[4]Jay Heizer dan Barry Render, “Operations Management Edisi Tujuh”,  Salemba Empat, Jakarta,  2005, hal. 418-419.
[5] Jay Heizer dan Barry Render, Op.Cit, hal. 422.
[6] Danang Sunyanto  dan Danang Wahyudi, Op.Cit, hal. 72.
[7]http://danilpost.blogspot.com/2013/06/produktifitas-produk.html, diakses pada tanggal 21 Oktober 2014, Jam 21.37 WIB.
[8] PrawirosentonoSuyadi, “menajemen operasi analisis dan studi kasus”,Jakarta, Bumi Aksara , 2000,hlm. 326.

0 komentar:

Post a Comment

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter