ARTIKEL
MOTIVASI KERJA
MOTIVASI KERJA
Disusun oleh:
Dian Prasetyo 1320310118
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARIAH/PRODI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
ARTIKEL MOTIVASI
KERJA
A.
Pengertian
Motivasi
Motivasi secara sederhana dapat
diartikan “motivating” yang berarti
bahwa pimpinan suatu organisasi berada ditengah-tengah bawahannya, dengan
demikian dapat memberikan bimbingan, intruksi, nasehat, dan koreksi jika diperlukan
(Siagian, 1985:129). Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa motivasi adalah
dorongan yang ada dalam diri manusia yang menyebabkan ia melakukan suatu
pekerjaan (Wursanto, 1987: 132).
Chung dan Megginson menyatakan
bahwa, motivasi dirumuskan sebagai perilaku yang ditujukkan pada suatu sasaran,
berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar
suatu tujuan motivasi yang berhubungan dengan kepuasan pekerja dan performasi
pekerjaan”.[1] Jadi
performansi disini adalah fungsi dari
motivasi kerja dan kemampuan.
Motivasi selalu menjadi perhatian
utama dari para manajer, karena motivasi berhubungan erat dangan keberhasilan
seseorang, organisasi, atau masyarakat dalam mencapai tujuannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang untuk melakukan
suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan yang
dimilikinya, dan bertujuan untuk mendapatkan hasil kerja yang sesuai dengan
keinginan.
B.
Motivasi dan
Kepuasan
Sering istilah motivasi dan
kepuasan digunakan secara bergantian. Sebenarnya ada perbedaan antara keduanya.
kepuasan dan ketidak-puasan seseorang dengan pekerjaannya itu bersifat
subjektif, yang merupakan hasil kesimpulan dan didasarkan pada suatu perbandingan
mengenai apa yang diterima oleh pegawai dari pekerjaannya. Kepuasaan kerja
biasanya diketahui berdasarkan hasil penyelidikan terhadap pegawai.
Kesediaan atau motivasi seorang
pegawai untuk bekerja biasanya ditunjukkan oleh aktifitas yang terus-menerus,
dan yang berorientasikan tujuan. Jadi yang dimaksud pegawai yang bermotivasi
adalah pegawai yang perilakunya diarahkan kepada tujuan organisasi dan
aktivitas-aktivitasnya tidak mudah terganggu oleh gangguan-gangguan kecil.
Sedangkan pegawai yang tidak bermotivasi,
adalah mereka yang tergolong dalam hal dibawah ini:
1. Perilaku pegawai tidak
memperlihatkan goal directed (berorientasikan
tujuan)
2. Perilaku pegawai tidak
diarahkan pada tujuan yang bernilai bagi organisasi
3. Pekerja tidak komitmen
terhadap tujuan, yang berakibat mudah
terganggu dan menuntut pengawasan yang tinggi.[2]
C.
Faktor-faktor
Motivasi Kerja
Motivasi seorang pekerja untuk
bekerja biasanya merupakan hal yang rumit, karena motivasi itu melibatkan
faktor-faktor yang sangat berpengaruh bagi individu maupun organisasi.
Faktor-faktor tersebut adalah:
1). Faktor individu
Ø Kebutuhan (needs), merupakan hak yang dimiliki setiap
pekerja untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Ø Kemampuan (abilities), adalah sesuatu yang
digunakan untuk mempermudah pekerjaan yang dilakukan.
2). Faktor organisasi
Ø Pembayaran atau
gaji (pay)
Setiap pekerja berhak mendapatkan
gaji untuk kelangsungan hidupnya. Dan gaji dapat diartikan sebagai alat
motivasi untuk pekerja agar bekerja lebih baik.
Ø Keamanan pekerjaan
(job security)
Kenyamanan dalam pekerjaan
menjadi suatu penentu. Dibuktikan dengan keamanan setiap pekerja, agar
pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan tujuan.
Ø Sesama pekerja (co-workers)
Rekan atau partner dalam perusahaan adalah seseorang yang mampu memberi
semangat dan bantuan dalam pekerjaan yang dilakukan, sebagai bentuk hubungan
yang baik antara sesama pekerja.
Ø Pengawasan (supervision)
Pengawasan dari atasan dapat
membuat setiap pekerja melakukan pekerjaan yang sesuai dengan tujuan organisasi.
Ø Pujian (praise)
Pujian
untuk para pekerja yang baik dapat memberi dorongan bagi pekerja itu sendiri
untuk lebih semangat dalam melakukan pekerjaan.
Ø Pekerjaan itu
sendiri (job itself)[3]
Pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan seorang pekerja akan mempermudah pekerjaan yang harus dilakukan.
0 komentar:
Post a Comment