PENGENALAN ISO DAN
PRINSIP MANAJEMEN MUTU ISO
Disusun untuk
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Manajemen Mutu
Dosen Pengampu : Iwan
Fahri Cahyadi, SP, MM.
Disusun
Oleh :
M. Rafif Adhitya Putra 1320310114
Nur Hidayah 1320310124
Nikmatul Azizah 1320310140
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARIAH
DAN EKONOMI ISLAM
MANAJEMEN BISNIS
SYARIAH
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era modern saat ini, standar merupakan hal yang
sangat di cari oleh pelanggan selain kualitas produk yang di produksi. Salah
satu contohnya adalah penetapan standar ukuran dan format kartu kredit, atau
kartu-kartu “pintar” (smart) lainnya yang telah mengikuti standar internasional
ISO dan dapat digunakan di berbagai mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di
seluruh dunia, dan banyak contoh-contoh lainnya. Dengan demikian standar
internasional telah membantu kehidupan manusia menjadi lebih mudah, serta lebih
meningkatkan keandalan dan kegunaan barang dan jasa.
Organisasi Standar Internasional (ISO) adalah suatu
asosiasi global yang terdiri dari badan-badan standardisasi nasional yang
beranggotakan tidak kurang dari 140 negara. ISO merupakan suatu organisasi di
luar pemerintahan (Non-Government Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun
1947. ISO sebagai nama organisasi juga dalam rangka menghindari penyingkatan
kependekannya bila diterjemahkan ke dalam bahasa lain dari negara anggota,
misalnya IOS dalam bahasa Inggris, atau OIN (Organisation Internationale de
Normalisation) dalam bahasa Perancis, atau OSI (Organsiasi Standardisasi
Internasional) dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian apapun bahasa yang
digunakan, organisasi ini namanya tetap ISO.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Apa pengetian standar dan ISO?
2. Apa saja macam-macam dari ISO?
3. Apa saja prinsip manajemen mutu ISO?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengenalan ISO
1.
Pengertian
standar dan ISO
Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di
dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau
kriteria-kriteria yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau
definisi-definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau
jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan.
ISO (The Internasional Organization for Standardization)
adalah badan standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan
internasional yang berkaitan dengan standar barang dan jasa. Organisasi Standar Internasional (ISO) adalah suatu asosiasi global yang
terdiri dari badan-badan standardisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang
dari 140 negara. ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-Government
Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947.
Misi dari ISO adalah untuk mendukung pengembangan standardisasi dan
kegiatan-kegiatan terkait lainnya dengan harapan untuk membantu perdagangan
internasional, dan juga untuk membantu pengembangan kerjasama secara global di
bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO
adalah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan internasional yang kemudian
dipublikasikan sebagai standar internasional.[1]
2. Kebutuhan Standar Internasional
Dengan adanya standar-standar yang belum diharmonisasikan terhadap
teknologi yang sama dari beberapa negara atau wilayah yang berbeda, kiranya
dapat berakibat timbulnya semacam “technical barriers to trade (TBT)”
atau “hambatan teknis perdagangan”. Industri-industri pengekspor telah lama
merasakan perlunya persetujuan terhadap standar dunia yang dapat membantu
mengatasi hambatan-hambatan tersebut dalam proses perdagangan internasional.
Dari timbulnya permasalahan inilah awalnya organisasi ISO didirikan. Standardisasi
internasional dibentuk untuk berbagai teknologi yang mencakup berbagai bidang,
antara lain bidang informasi dan telekomunikasi, tekstil, pengemasan,
distribusi barang, pembangkit energi dan pemanfaatannya, pembuatan kapal,
perbankan dan jasa keuangan, dan masih banyak lagi. Hal ini akan terus
berkembang untuk kepentingan berbagai sektor kegiatan industri pada masa-masa
yang akan datang.
Perkembangan ini
diperkirakan semakin pesat antara lain karena hal-hal sebagai berikut :
• Kemajuan dalam perdagangan bebas di seluruh dunia
• Penetrasi teknologi antar sektor
• Sistem komunikasi di seluruh dunia
• Standar global untuk pengembangan teknologi
• Pembangunan di negara-negara berkembang
Standardisasi industri adalah suatu kenyataan yang
diperlukan di dalam suatu sektor industri tertentu bila mayoritas barang dan
jasa yang dihasilkan harus memenuhi suatu standar yang telah dikenal. Standar
seperti ini perlu disusun dari kesepakatan-kesepakatan melalui konsensus dari
semua pihak yang berperan dalam sektor tersebut, terutama dari pihak produsen,
konsumen, dan seringkali juga pihak pemerintah. Mereka menyepakati berbagai
spesifikasi dan kriteria untuk diaplikasikan secara konsisten dalam memilih dan
mengklasifikasikan barang, sarana produksi, dan persyaratan dari jasa yang
ditawarkan. Tujuan penyusunan standar adalah untuk memfasilitasi perdagangan,
pertukaran, dan alih teknologi melalui :
·
Peningkatan mutu dan
kesesuaian produksi pada tingkat harga yang layak
·
Peningkatan kesehatan,
keamanan dan perlindungan lingkungan, dan pengurangan limbah
·
Kesesuaian dan
keandalan inter-operasi yang lebih baik dari berbagai komponen untuk
menghasilkan barang maupun jasa yang lebih baik
·
Penyederhanaan
perancangan produk untuk peningkatan keandalan kegunaan barang dan jasa
·
Peningkatan efisiensi
distribusi produk dan kemudahan pemeliharaannya
Pengguna (konsumen)
lebih percaya pada barang dan jasa yang telah mendapatkan jaminan sesuai dengan
standar internasional. Jaminan terhadap kesesuaian tersebut dapat diperoleh
baik dari pernyataan penghasil barang maupun melalui pemeriksaan oleh lembaga
independen.[2]
3. Standar Nasional Indonesia
Berdasarkan keputusan Presiden No. 20 tahun 1984
tentang Dewan Standarisasi Nasional (DSN) yang kemudian disempurnakan dengan
Keputusan Presiden No. 7 tahun 1989, stndarisasi merupakan sarana penunjang
yang mendayagunakan secara optimal sumber daya alam dan manusia dengan selalu
memperhatikan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesehatan dan keselamatan.
Berdasarkan Keputusan Presiden tersebut, maka ruang
lingkup penerapan SNI adalah mencakup semua kegiatan pemberlakuan SNI,
akreditasi, pengujian, sertifikasi, penandaan, inspeksi teknis, pengawasan, dan
sanksi terhadap pelanggaran. Dengan demikian, dalam penerapan SNI perlu adanya
suatu panduan atau pedoman penerapan SNI yang disusun dengan mempertimbangkan
penahapan pelaksanaan SNI menuju suatu Sistem Standarisasi Nasional (SSN) yang
baik.
Berdasarkan Peratuaran Pemerintah No. 15 tahun 1991
tentang Standar Nasional Indonesia dan Keputusan Presiden No. 12 tahun 1991,
tentang penyusunan, penerapan, dan pengawasan Standar Nasional Indonesia, maka
Dewan Standarisasi Nsional (DSN) mengadopsi secara total seri ISO 9000 menjadi
standar seri SNI I9-9000.[3]
4. Macam - Macam ISO
·
ISO 9000 : dasar
kosakata sistem manajemen mutu
·
ISO 9001 : model sistem
jaminan kualitas dalam desain / pengembangan produksi, instalasi dan pelayanan.
·
ISO 9002 : model sistem
jaminan kualitas dalam produksi dan instalasi.
·
ISO 9003 : model sistem
jaminan kualitas dalam inspeksi dan pengujian akhir.
·
ISO 9004 : pedoman
untuk kinerja peningkatan sistem manajemen mutu
·
ISO 10005 : manajemen
mutu, pedoman untuk rencana mutu, pedoman untuk membantu dalam persiapan,
peninjauan, penerimaan, dan revisi rencana mutu
·
ISO 10006 : pedoman mutu dalam proyek, untuk membantu
memastikan mutu dari proses dan produk proyek
·
ISO 10007 : pedoman
untuk susunan manajemen
·
ISO/DIS 10012 : persyaratan
jaminan mutuuntuk pengukuran peralatan
·
ISO 10013 : pedoman untuk mengembangkan manual mutu,
Memberikan pedoman dalam mengembangkan dan memelihara manual mutu.
·
ISO 10014 : pedoman
untuk pengelolaan ekonomi mutu, Memberikan pedoman pedoman bagaimana mencapai
keuntungan ekonomi dari penerapan manajemen mutu.
·
ISO 10015 : pedoman
pelatihan. Memberikan pedoman dalam pengembangan, penerapan, pemeliharaan, dan
peningkatan strategi dan sistem pelatihan yang mempengaruhi mutu produk.
·
ISO 14001 : Standar lingkungan.
Memberikan pedoman dalam mengelola lingkungan dengan identifikasi terhadap
aspek dan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan atau operasi
perusahaannya terhadap aspek lingkungan.
·
ISO OHSAS 18001 :
Standar Keselamatan dan Kesehatan. Suatu
standar internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di tempat kerja/perusahaan. Untuk mendorong perusahaan dalam
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur yang
mengharuskan organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan mengendalikan
resiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja; serta
memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.
·
ISO 19011 : Pedoman
audit sistem manajemen mutu dan lingkungan. Memberikan pedoman untuk memverifikasi
kemampuansistem dalammencapai sasaran mutu. Standar ini dapat digunakan untuk
auditinternal ataupun mengaudit pemasok
·
ISO 22000 : Standar
Keselamatan dan Kesehatan Pelanggan. Suatu standar yang berisi persyaratan
sistem manajemen keamanan pangan. Standar ini fokus terhadap pengendalian dalam
sistem dan proses produksi produk makanan dan minuman.[4]
B. Prinsip Manajemen Mutu ISO
Prinsip manajemen mutu
ISO 9001:2000 disusun berlandaskan pada delapan
prinsip manajemen kualitas. Prinsip- prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen
senior sebagai suatu kerangka kerja (frame work) yang membimbing organisasi
pada peningkatan kinerja.
1. Fokus Pada Pelanggan
Organisasi
bergantung pada pelanggan mereka, karena itu manajemen organisasi harus memahami
kebutuhan pelanggan sekarang dan yang akan datang. Organisasi harus memenuhi
kebutuhan pelanggan dan giat berusaha melebihi ekspektasi pelanggan. Perusahaan
yang menerapkan sistem manajemen mutu yang diharuskan memiliki strategi khusus
untuk terus - menerus memantau kepuasan pelanggan. Beberapa hal yang harus
dilakukan terkait prinsip ini adalah:
·
Meneliti dan
memahami kebutuhan dan harapan pelanggan
·
Memastikan
bahwa tujuan organisasi selaras dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.
·
Mengkomunikasikan
pentingnya memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan di seluruh tingkatan
organisasi.
·
Mengukur
kepuasan pelanggan (survey kepuasan pelanggan) dan menindaklanjuti hasilnya.
·
Memastikan
pendekatan yang seimbang antara kepuasan pelanggan dan kepuasan pihak berkepentingan
lainnya (seperti pemilik, karyawan, pemasok, pemodal, masyarakat lokal dan
masyarakat secara keseluruhan).
2. Kepemimpinan
Pemimpin
organisasi harus menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi. Mereka
harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang- orang dapat
menjadi terlibat secara penuh dalam pencapaian tujuan- tujuan organisasi.
Penerapan prinsip kepemimpinan ini nantinya akan mengarah pada:
·
Pertimbangan
semua kebutuhan pihak terkait sebagai suatu kesatuan.
·
Menciptakan
visi yang jelas untuk masa depan organisasi.
·
Menciptakan
target, tujuan, atau sasaran yang menantang.
·
Menciptakan
sumber daya dan pelatihan.
·
Menjadi
contoh dalam hal kejujuran, moral, dan penciptaan budaya.
3. Keterlibatan Orang Dalam Membangun Misi Perusahaan
Orang atau karyawan pada
semua tingkatan merupakan faktor yang sangat penting dari suatu organisasi dan
keterlibatan mereka secara penuh akan memungkinkan kemampuan mereka digunakan
untuk manfaat organisasi. Organisasi – organisasimengembangkan pernyataan misi
untuk membaginya dengan manajer, karyawan, dan pelanggan. Misi yang baik akan
memberikan kepada karyawan rasa kebersamaan dalam tujuan, arah, dan peluang
perusahaan.
4. Pendekatan Proses
Suatu hasil
yang diinginkan akan tercapai secara efisien, apabila aktivitas dan sumber-
sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu proses dapat
didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material, metode, mesin
dan peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah output
bagi pelanggan. Beberapa hal
yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
·
Mendefinisikan
dan menetapkan semua kegiatan yang diperlukan untuk memperoleh hasil yang
diinginkan.
·
Menetapkan
tanggung jawab yang jelas dan akuntabilitas untuk mengelola kegiatan kunci
(utama) organisasi.
·
Menganalisis
dan mengukur dari kemampuan kegiatan kunci.
·
Mengidentifikasi
interaksi proses antara suatu bagian dengan bagian yang lain di dalam
organisasi.
·
Berfokus pada faktor-faktor
seperti sumber daya, metode, dan bahan-bahan yang akan meningkatkan kegiatan
kunci dari organisasi.
·
Mengevaluasi
risiko, konsekuensi dan dampak dari kegiatan pada pelanggan, pemasok dan pihak
berkepentingan lainnya.
5. Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen
Pengidentifikasian,
pemahaman dan pengelolaan, dari proses- proses yang saling berkaitan sebagai
suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada efektifitas dan efisiensi
organisasi dalam mencapai tujuan- tujuannya. Beberapa
hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini:
·
Penataan sistem
untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang paling efektif dan efisien.
·
Memahami
keterkaitan antara proses-proses dalam suatu sistem.
·
Menyelaraskan
dan mengintegrasikan proses-proses yang ada.
·
Memberikan pemahaman
yang lebih baik tentang peran dan tanggung jawab yang diperlukan untuk mencapai
tujuan bersama dan dengan demikian mengurangi hambatan lintas-fungsional.
·
Memahami
kemampuan organisasi dan menetapkan kendala sumber daya sebelum mengambil
tindakan.
·
Terus
meningkatkan sistem melalui pengukuran dan evaluasi.
6. Peningkatan Berkesinambungan
Peningkatan
terus- menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi tujuan
tetap dari organisasi. Peningkatan terus- menerus didefinisikan sebagai suatu
proses sebagai suatu proses yang berfokus pada upaya terus- menerus
meningkatkan efektifitas dan atau efisiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan
dan tujuan dari organisasi itu. Peningkatan terus- menerus mambutuhkan langkah-
langkah konsolodasi progresif, menanggapi perkembangan kebutuhan dan ekspektasi
pelanggan, dan akan menjamin suatu evolusi dinamik dari sistem manajemen mutu.
7. Pendekatan Faktual Dalam Pembuatan Keputusan
Keputusan
yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan pada analisis data dan informasi
untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah- masalah kualitas
dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.
·
Memastikan
bahwa data dan informasi yang ada cukup akurat dan dapat diandalkan.
·
Membuat data
yang dapat diakses oleh mereka yang membutuhkannya.
·
Menganalisis
data dan informasi menggunakan metode yang valid.
·
Membuat
keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan pada analisis faktual, seimbang
dengan pengalaman dan intuisi.
8. Hubungan Dengan Pemasok Yang Saling Menguntungkan
Suatu
organisasi dan pemasok adalah saling tergantung, dan suatu hubungan yang saling
menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai
tambah. Mutu produk atau jasa yang diberikan oleh pihak ketiga (vendor, rekanan,
supplier) sangat mempengaruhi mutu akhir produk (barang maupun jasa) suatu
organisasi. Oleh karena itu, memantau kinerja pemasok merupakan hal yang sangat
ditekankan dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000. Hal yang harus dilakukan terkait prinsip
ini adalah:
·
Membangun
hubungan yang menyeimbangkan keuntungan jangka pendek dengan pertimbangan jangka
panjang.
·
Melakukan
seleksi dan evaluasi terhadap semua pemasok produk (barang / jasa) yang
mempengaruhi hasil akhir produk (barang/jasa) organisai.[5]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah
didokumentasikan yang di dalamnya terdiri antara lain mengenai
spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria-kriteria yang akurat yang
digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-definisi tertentu untuk
menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah
dinyatakan. ISO (The Internasional
Organization for Standardization) adalah badan standar dunia yang dibentuk
untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan dengan standar
barang dan jasa.
Macam – macam ISO terdiri dari ISO 9000, ISO 9001, ISO
9002, ISO 9003, ISO 9004, ISO 10005, ISO 10006, ISO 10007, ISO 10012, ISO
10013, ISO 10014, ISO 10015, ISO 14001, ISO OHSAS 18001, dan ISO 22000.
Prinsip manajemen mutu ISO berdasarkan ISO 9001:2015
adalah sebagai berikut
1. Fokus Pada Pelanggan
2. Kepemimpinan
3. Keterlibatan Orang-orang dalam membangun misi
perusahaan
4. Pendekatan Proses
5. Pendekatan Terhadap Sistem Manajemen
6. Peningkatan Berkesinambungan
7.
Pendekatan
Faktual dalam Pembuatan Keputusan
8.
Hubungan
Dengan Pemasok Yang Saling Menguntungkan
B. Penutup
Demikianlah makalah yang dapat
penulis susun, semoga dapat menambah wawasan khazanah keilmuan bagi kita.
Penulis sadar makalah yang ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami nantikan demi
perbaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Rudi Suardi,
2003, Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, Jakarta: PPM.
http://titisramadhani.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-iso-dan-macam-macam-iso.html di
akses pada tanggal 16 april pukul 07.56
http://konsultaniso.web.id/iso-90012015/7-prinsip-iso-90012015/ di
akses pada tanggal 16 april pukul 07.45
Saya ingin tahu apakah ada orang di sini yang mencari pemberi pinjaman positif untuk melaksanakan proyek atau kebutuhan finansial Anda? Saya merekomendasikan orang tersebut untuk menghubungi Tn. Pedro Jerome (pedroloanss@gmail.com Whatsapp +393510140339) yang telah membantu banyak pengusaha muda & tua di seluruh dunia untuk mendapatkan bantuan keuangan, jadi saya sangat yakin bahwa Tn. Pedro dapat membantu dengan layanan pinjaman suku bunga 2% kepada siapa pun di sini yang mencari pinjaman.
ReplyDeleteTerima kasih sekali lagi karena telah mengizinkan saya menulis di blog Anda. Saya yakin saya telah memberi Anda artikel yang benar-benar unik dan relevan sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca Anda.
Jika Anda tidak senang dengan catatan singkat saya, saya dengan hormat meminta maaf sebelumnya.
Salam Hormat Saya,
Anya Bennett.