Blog yang diperuntukan untuk anak kuliah, terutama Mahasiswa Manajemen dan Ekonomi Syariah

Friday 12 May 2017

Posted by Dian Prasetyo in | 09:01:00 No comments
MAKALAH

PENGENALAN ISO DAN
PRINSIP MANAJEMEN MUTU ISO

  Disusun untuk Memenuhi Tugas
                                        Mata Kuliah             : Manajemen Mutu
                                        Dosen Pengampu     : Iwan Fahri Cahyadi, SP, MM.



 Disusun Oleh :
                                      M. Rafif Adhitya Putra                       1320310114
                                      Nur Hidayah                                        1320310124
                                      Nikmatul Azizah                                 1320310140                                                 

 


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
TAHUN 2016



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di era modern saat ini, standar merupakan hal yang sangat di cari oleh pelanggan selain kualitas produk yang di produksi. Salah satu contohnya adalah penetapan standar ukuran dan format kartu kredit, atau kartu-kartu “pintar” (smart) lainnya yang telah mengikuti standar internasional ISO dan dapat digunakan di berbagai mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di seluruh dunia, dan banyak contoh-contoh lainnya. Dengan demikian standar internasional telah membantu kehidupan manusia menjadi lebih mudah, serta lebih meningkatkan keandalan dan kegunaan barang dan jasa.
Organisasi Standar Internasional (ISO) adalah suatu asosiasi global yang terdiri dari badan-badan standardisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang dari 140 negara. ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-Government Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947. ISO sebagai nama organisasi juga dalam rangka menghindari penyingkatan kependekannya bila diterjemahkan ke dalam bahasa lain dari negara anggota, misalnya IOS dalam bahasa Inggris, atau OIN (Organisation Internationale de Normalisation) dalam bahasa Perancis, atau OSI (Organsiasi Standardisasi Internasional) dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian apapun bahasa yang digunakan, organisasi ini namanya tetap ISO.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut.
1.      Apa pengetian standar dan ISO?
2.      Apa saja macam-macam dari ISO?

3.      Apa saja prinsip manajemen mutu ISO?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengenalan ISO

1.      Pengertian standar dan ISO
Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria-kriteria yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan.
ISO (The Internasional Organization for Standardization) adalah badan standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan dengan standar barang dan jasa. Organisasi Standar Internasional (ISO) adalah suatu asosiasi global yang terdiri dari badan-badan standardisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang dari 140 negara. ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-Government Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947.
Misi dari ISO adalah untuk mendukung pengembangan standardisasi dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya dengan harapan untuk membantu perdagangan internasional, dan juga untuk membantu pengembangan kerjasama secara global di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO adalah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan internasional yang kemudian dipublikasikan sebagai standar internasional.[1]

2.      Kebutuhan Standar Internasional
Dengan adanya standar-standar yang belum diharmonisasikan terhadap teknologi yang sama dari beberapa negara atau wilayah yang berbeda, kiranya dapat berakibat timbulnya semacam “technical barriers to trade (TBT)” atau “hambatan teknis perdagangan”. Industri-industri pengekspor telah lama merasakan perlunya persetujuan terhadap standar dunia yang dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan tersebut dalam proses perdagangan internasional. Dari timbulnya permasalahan inilah awalnya organisasi ISO didirikan. Standardisasi internasional dibentuk untuk berbagai teknologi yang mencakup berbagai bidang, antara lain bidang informasi dan telekomunikasi, tekstil, pengemasan, distribusi barang, pembangkit energi dan pemanfaatannya, pembuatan kapal, perbankan dan jasa keuangan, dan masih banyak lagi. Hal ini akan terus berkembang untuk kepentingan berbagai sektor kegiatan industri pada masa-masa yang akan datang.
Perkembangan ini diperkirakan semakin pesat antara lain karena hal-hal sebagai berikut :
• Kemajuan dalam perdagangan bebas di seluruh dunia
• Penetrasi teknologi antar sektor
• Sistem komunikasi di seluruh dunia
• Standar global untuk pengembangan teknologi
• Pembangunan di negara-negara berkembang
Standardisasi industri adalah suatu kenyataan yang diperlukan di dalam suatu sektor industri tertentu bila mayoritas barang dan jasa yang dihasilkan harus memenuhi suatu standar yang telah dikenal. Standar seperti ini perlu disusun dari kesepakatan-kesepakatan melalui konsensus dari semua pihak yang berperan dalam sektor tersebut, terutama dari pihak produsen, konsumen, dan seringkali juga pihak pemerintah. Mereka menyepakati berbagai spesifikasi dan kriteria untuk diaplikasikan secara konsisten dalam memilih dan mengklasifikasikan barang, sarana produksi, dan persyaratan dari jasa yang ditawarkan. Tujuan penyusunan standar adalah untuk memfasilitasi perdagangan, pertukaran, dan alih teknologi melalui :
·         Peningkatan mutu dan kesesuaian produksi pada tingkat harga yang layak
·         Peningkatan kesehatan, keamanan dan perlindungan lingkungan, dan pengurangan limbah
·         Kesesuaian dan keandalan inter-operasi yang lebih baik dari berbagai komponen untuk menghasilkan barang maupun jasa yang lebih baik
·         Penyederhanaan perancangan produk untuk peningkatan keandalan kegunaan barang dan jasa
·         Peningkatan efisiensi distribusi produk dan kemudahan pemeliharaannya
Pengguna (konsumen) lebih percaya pada barang dan jasa yang telah mendapatkan jaminan sesuai dengan standar internasional. Jaminan terhadap kesesuaian tersebut dapat diperoleh baik dari pernyataan penghasil barang maupun melalui pemeriksaan oleh lembaga independen.[2]

3.      Standar Nasional Indonesia
Berdasarkan keputusan Presiden No. 20 tahun 1984 tentang Dewan Standarisasi Nasional (DSN) yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan Presiden No. 7 tahun 1989, stndarisasi merupakan sarana penunjang yang mendayagunakan secara optimal sumber daya alam dan manusia dengan selalu memperhatikan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesehatan dan keselamatan.
Berdasarkan Keputusan Presiden tersebut, maka ruang lingkup penerapan SNI adalah mencakup semua kegiatan pemberlakuan SNI, akreditasi, pengujian, sertifikasi, penandaan, inspeksi teknis, pengawasan, dan sanksi terhadap pelanggaran. Dengan demikian, dalam penerapan SNI perlu adanya suatu panduan atau pedoman penerapan SNI yang disusun dengan mempertimbangkan penahapan pelaksanaan SNI menuju suatu Sistem Standarisasi Nasional (SSN) yang baik.
Berdasarkan Peratuaran Pemerintah No. 15 tahun 1991 tentang Standar Nasional Indonesia dan Keputusan Presiden No. 12 tahun 1991, tentang penyusunan, penerapan, dan pengawasan Standar Nasional Indonesia, maka Dewan Standarisasi Nsional (DSN) mengadopsi secara total seri ISO 9000 menjadi standar seri SNI I9-9000.[3]

4.      Macam - Macam ISO
·         ISO 9000 : dasar kosakata sistem manajemen mutu
·         ISO 9001 : model sistem jaminan kualitas dalam desain / pengembangan produksi, instalasi dan pelayanan.
·         ISO 9002 : model sistem jaminan kualitas dalam produksi dan instalasi.
·         ISO 9003 : model sistem jaminan kualitas dalam inspeksi dan pengujian akhir.
·         ISO 9004 : pedoman untuk kinerja peningkatan sistem manajemen mutu
·         ISO 10005 : manajemen mutu, pedoman untuk rencana mutu, pedoman untuk membantu dalam persiapan, peninjauan, penerimaan, dan revisi rencana mutu
·         ISO 10006 :  pedoman mutu dalam proyek, untuk membantu memastikan mutu dari proses dan produk proyek
·         ISO 10007 : pedoman untuk susunan manajemen
·         ISO/DIS 10012 : persyaratan jaminan mutuuntuk pengukuran peralatan
·         ISO 10013 :  pedoman untuk mengembangkan manual mutu, Memberikan pedoman dalam mengembangkan dan memelihara manual mutu.
·         ISO 10014 : pedoman untuk pengelolaan ekonomi mutu, Memberikan pedoman pedoman bagaimana mencapai keuntungan ekonomi dari penerapan manajemen mutu.
·         ISO 10015 : pedoman pelatihan. Memberikan pedoman dalam pengembangan, penerapan, pemeliharaan, dan peningkatan strategi dan sistem pelatihan yang mempengaruhi mutu produk.
·         ISO 14001 : Standar lingkungan. Memberikan pedoman dalam mengelola lingkungan dengan identifikasi terhadap aspek dan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan atau operasi perusahaannya terhadap aspek lingkungan.
·         ISO OHSAS 18001 : Standar Keselamatan dan Kesehatan.  Suatu standar internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/perusahaan. Untuk mendorong perusahaan dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur yang mengharuskan organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja; serta memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.
·         ISO 19011 : Pedoman audit sistem manajemen mutu dan lingkungan. Memberikan pedoman untuk memverifikasi kemampuansistem dalammencapai sasaran mutu. Standar ini dapat digunakan untuk auditinternal ataupun mengaudit pemasok
·         ISO 22000 : Standar Keselamatan dan Kesehatan Pelanggan. Suatu standar yang berisi persyaratan sistem manajemen keamanan pangan. Standar ini fokus terhadap pengendalian dalam sistem dan proses produksi produk makanan dan minuman.[4]

B.     Prinsip Manajemen Mutu ISO
Prinsip manajemen mutu ISO 9001:2000 disusun berlandaskan pada delapan prinsip manajemen kualitas. Prinsip- prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai suatu kerangka kerja (frame work) yang membimbing organisasi pada peningkatan kinerja.

1. Fokus Pada Pelanggan
Organisasi bergantung pada pelanggan mereka, karena itu manajemen organisasi harus memahami kebutuhan pelanggan sekarang dan yang akan datang. Organisasi harus memenuhi kebutuhan pelanggan dan giat berusaha melebihi ekspektasi pelanggan.  Perusahaan yang menerapkan sistem manajemen mutu yang diharuskan memiliki strategi khusus untuk terus - menerus memantau kepuasan pelanggan. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
·         Meneliti dan memahami kebutuhan dan harapan pelanggan
·         Memastikan bahwa tujuan organisasi selaras dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.
·         Mengkomunikasikan pentingnya memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan di seluruh tingkatan organisasi.
·         Mengukur kepuasan pelanggan (survey kepuasan pelanggan) dan menindaklanjuti hasilnya.
·         Memastikan pendekatan yang seimbang antara kepuasan pelanggan dan kepuasan pihak berkepentingan lainnya (seperti pemilik, karyawan, pemasok, pemodal, masyarakat lokal dan masyarakat secara keseluruhan).

2. Kepemimpinan
Pemimpin organisasi harus menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi. Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang- orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam pencapaian tujuan- tujuan organisasi. Penerapan prinsip kepemimpinan ini nantinya akan mengarah pada:
·         Pertimbangan semua kebutuhan pihak terkait sebagai suatu kesatuan.
·         Menciptakan visi yang jelas untuk masa depan organisasi.
·         Menciptakan target, tujuan, atau sasaran yang menantang.
·         Menciptakan sumber daya dan pelatihan.
·         Menjadi contoh dalam hal kejujuran, moral, dan penciptaan budaya.

3. Keterlibatan Orang Dalam Membangun Misi Perusahaan
Orang atau karyawan pada semua tingkatan merupakan faktor yang sangat penting dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat organisasi. Organisasi – organisasimengembangkan pernyataan misi untuk membaginya dengan manajer, karyawan, dan pelanggan. Misi yang baik akan memberikan kepada karyawan rasa kebersamaan dalam tujuan, arah, dan peluang perusahaan.

4. Pendekatan Proses
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara efisien, apabila aktivitas dan sumber- sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu proses dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material, metode, mesin dan peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah output bagi pelanggan. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
·         Mendefinisikan dan menetapkan semua kegiatan yang diperlukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
·         Menetapkan tanggung jawab yang jelas dan akuntabilitas untuk mengelola kegiatan kunci (utama) organisasi.
·         Menganalisis dan mengukur dari kemampuan kegiatan kunci.
·         Mengidentifikasi interaksi proses antara suatu bagian dengan bagian yang lain di dalam organisasi.
·         Berfokus pada faktor-faktor seperti sumber daya, metode, dan bahan-bahan yang akan meningkatkan kegiatan kunci dari organisasi.
·         Mengevaluasi risiko, konsekuensi dan dampak dari kegiatan pada pelanggan, pemasok dan pihak berkepentingan lainnya.

5. Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen
Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan, dari proses- proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada efektifitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan- tujuannya. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini:
·         Penataan sistem untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang paling efektif dan efisien.
·         Memahami keterkaitan antara proses-proses dalam suatu sistem.
·         Menyelaraskan dan mengintegrasikan proses-proses yang ada.
·         Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang peran dan tanggung jawab yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama dan dengan demikian mengurangi hambatan lintas-fungsional.
·         Memahami kemampuan organisasi dan menetapkan kendala sumber daya sebelum mengambil tindakan.
·         Terus meningkatkan sistem melalui pengukuran dan evaluasi.

6. Peningkatan Berkesinambungan
Peningkatan terus- menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus- menerus didefinisikan sebagai suatu proses sebagai suatu proses  yang berfokus pada upaya terus- menerus meningkatkan efektifitas dan atau efisiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu. Peningkatan terus- menerus mambutuhkan langkah- langkah konsolodasi progresif, menanggapi perkembangan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan, dan akan menjamin suatu evolusi dinamik dari sistem manajemen mutu.

7. Pendekatan Faktual Dalam Pembuatan Keputusan
Keputusan yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan pada analisis data dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah- masalah kualitas dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.
·         Memastikan bahwa data dan informasi yang ada cukup akurat dan dapat diandalkan.
·         Membuat data yang dapat diakses oleh mereka yang membutuhkannya.
·         Menganalisis data dan informasi menggunakan metode yang valid.
·         Membuat keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan pada analisis faktual, seimbang dengan pengalaman dan intuisi.

8. Hubungan Dengan Pemasok Yang Saling Menguntungkan
Suatu organisasi dan pemasok adalah saling tergantung, dan suatu hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai tambah. Mutu produk atau jasa yang diberikan oleh pihak ketiga (vendor, rekanan, supplier) sangat mempengaruhi mutu akhir produk (barang maupun jasa) suatu organisasi. Oleh karena itu, memantau kinerja pemasok merupakan hal yang sangat ditekankan dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000. Hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
·         Membangun hubungan yang menyeimbangkan keuntungan jangka pendek dengan pertimbangan jangka panjang.
·         Melakukan seleksi dan evaluasi terhadap semua pemasok produk (barang / jasa) yang mempengaruhi hasil akhir produk (barang/jasa) organisai.[5]

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria-kriteria yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan. ISO (The Internasional Organization for Standardization) adalah badan standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan dengan standar barang dan jasa.
Macam – macam ISO terdiri dari ISO 9000, ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003, ISO 9004, ISO 10005, ISO 10006, ISO 10007, ISO 10012, ISO 10013, ISO 10014, ISO 10015, ISO 14001, ISO OHSAS 18001, dan ISO 22000.
Prinsip manajemen mutu ISO berdasarkan ISO 9001:2015 adalah sebagai berikut
1.      Fokus Pada Pelanggan
2.      Kepemimpinan
3.      Keterlibatan Orang-orang dalam membangun misi perusahaan
4.      Pendekatan Proses
5.      Pendekatan Terhadap Sistem Manajemen
6.      Peningkatan Berkesinambungan
7.      Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan
8.      Hubungan Dengan Pemasok Yang Saling Menguntungkan

B.     Penutup
Demikianlah makalah yang dapat penulis susun, semoga dapat menambah wawasan khazanah keilmuan bagi kita. Penulis sadar makalah yang ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami nantikan demi perbaikan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Rudi Suardi, 2003, Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, Jakarta: PPM.
http://konsultaniso.web.id/iso-90012015/7-prinsip-iso-90012015/ di akses pada tanggal 16 april pukul 07.45



[1] Rudi Suardi, Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, PPM, Jakarta, 2003, hlm., 21-22.
[3] Rudi Suardi, Op.Cit, hlm.,24-25
[4] Ibid, hlm., 33-34
[5] Ibid, hlm., 45-59

0 komentar:

Post a Comment

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter