MAKALAH
RIGHTS, OPSI DAN WARAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pasa Modal
Dosen Pengampu : Suhadi,
SE, MSA
Disusun
Oleh :
Dian
Prasetyo 1320310118
Nur
Khamid 1320310119
Muhammad
Tausiul Ilma 1320310136
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI KUDUS
MANAGEMEN BISNIS SYARIAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal adalah sebuah aktivitas yang hampir sama
dengan pasar pada umumnya. Yang membadakan dalam pasar modal aktivitas
pertemuan antara para pemilik modal dan pihak yang membutuhkan modal, dengan
perantaraan broker atau pialang efek. Pemilik modal adalah mereka atau pihak
yang memiliki modal atau yang lazim disebut sebagai investor, sedangkan yang
membutuhkan modal adalah perusahaan atau pihak yang akan menjual saham,
obligasi dan instrumen pasa modal lainnya.
Pada pasar modal terdapat instrumen-instrumen keuangan
yang diperjualbelikan seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call). Karena pasar modal
merupakan sebuah pasar dari instrumen keuangan jangka panjang, memiliki peranan
yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Pasar modal dikatakan
memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana
yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana
(investor) dan pihak yang memerlukan dana. Maka dari itu para investor harus
mengenal semua instrumen yang ada pada pasar modal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan
diatas maka rumusan masalah yang akan dibahas yaitu :
1. Apa
yang dimaksud right issue ?
2.
Apa yang dimaksud Opsi ?
3. Apa
yang dimaksud waran?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Right Issue
1. Definisi Right Issue
Rights Issue
diterjemahkan sebagai bukti atau emisi klaim. Instrumen investasi ini merupakan
produk turunan dari saham. Rights Issue sebenarnya
merupakan hak bagi investor untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten.
Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat harus membelinya. [1]
Right issue adalah
pemberian hak pemegang saham untuk memesan terlebih dahulu saham emiten yang
akan dijual dengan harga nominal tertentu. Biasanya hal tersebut dimaksudkan
emiten untuk penambahan keterbatasan modal perusahaan. Sedangkan bukti Right
disebut hak memesan terlebih dahulu.
Puji Harto mengatakan,"Right issue merupakan penawaran sekuritas kepada pemegang saham
perusahaan untuk membeli saham baru tersebut pada harga tertentu dan saat
tertentu pula".[2]
Contoh kasus:
Untuk menambah modal usaha. PT. Natasha melakukan Right issue dengan mengeluarkan bukti Right dengan perbandingan 2 : 1 (setiap
pemegang dua lembar saham PT. Natasha berhak untuk membeli satu lembar sham
baru PT. Natasha, dalam konteks ini berarti PT. Natasha melakukan second issue). Misalnya ketika IPO (Initial Public Offering) pertama kali
PT. Natasha menerbitkan saham untuk publik 5.000.000 lembar saham, berarti
setelah Right issue (second issue) PT.
Natasha menjual lagi saham baru sebanyak 2.500.000. Anggap saja Ny. Salsa
memiliki 2000 lembar saham PT. Natasha yang mana Ny. Salsa menggunakan hak Right-nya maka Ny Salsa harus membeli
saham baru PT. Natasha sebanyak 1.000 lembar. Dengan demikian totalnya menjadi
3000 lembar.
Anggap saja harga saham lama = Rp. 5.000 per lembar,
dan harga saham baru yang ditawarkan = 4.500 per lembar, Maka Ny Salsa
mengeluarkan uang dalam rangka membeli saham baru sebanyak Rp- 4.500-000.
Dengan demikian Ny Salsa menanamkan modal pada PT Natasha sebesar Rp.
14.500.000.
Right issue
bisa berakibat pada jumlah saham emiten yang beredar semakin banyak. Hal itu
akan dilakukan perhitungan harga teoritis saham baru akibat Rights issue.
Di mana:
Harga teoritis =
Keterangan :
α = rasio saham lama
b = rasio saham baru
x = harga pada saat Cum date
y = harga tebus
Nilai SBR = c – y
Contoh Kasus :
Merujuk pada kasus sebelumnya, maka harga teoritis
saham datap dihitung :
Harga
teoritis =
Jika pemegang saham lam tidak membeli Right melainkan
menjual kepada pihak lain, maka harga Right
dapat ditentukan :
Harga Right = Harga Teoritis - Exercise price
Harga Right = Rp. 4.833 - Rp.
4.500 = Rp. 333
Dengan demikian adapat ditentukan nilai Right dengan
menggunakan formula sebagai berikut :
Nilai right issue =
Nilai right issue =
2. Cara Mendapat Keuntungan Dari Investasi Right Issue
Widoatmojo, sawidji (2005) berpendapat
bahwa untuk bisa memetik keuntungan
dari investasi Right issue, terdapat
beberapa pengalaman yang bisa diaplikasikan
:
1.
Hindari pembelian, Right issue pada saat
pasar dalam kondisi bearish
2.
Pastikan prospek perusahaan dimasa
mendatang baik.
3.
sell
early buy end, Jika investor posisi menjual Right, eksekusi sebaiknva dilakukan pada
awal masa penawaran. Karena harga Right
seiringg waktu diserang oleh investor non pemegang saham lama dan menekan harga
Right semakin turun. Dan begitu
sebaliknya jika investor ingin mernbeli Right
sebaikya pada akhir wakru penawaran. Karena seiring waktu harga Right akan semakin murah sehingga keuntungan
yang di dapat akan lebih banyak.
B. Opsi
1. Definisi Opsi
Opsi adalah “hak” kepada pemegangnya (pembelinya)
untuk melakukan sesuatu, pada waktu yang telah ditentukan, sesuai dengan
perjanjian yang tertera dalam opsi tersebut. Hak ini bermacam-macam, bisa hak
membeli, menjual, didahulukan pembelian atau penjualannya dan lain sebagainya.[4]
Opsi juga termasuk kategori kontrak berjangka, karena
opsi terdapat proses fembuatan kontrak sekarang untuk membeli atau menjual aset
dimasa yang akan datang. Kontrak opsi merupakan kontrak untuk meqrberikan hak
(bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu pada harga
tertentu pula.[5]
Opsi secara murni, biasanya diterbitkan oleh lernbaga
di luar lingkungan perusahaan penerbit saham yang dijadikan jaminan (Brigman
& Gapenski, l99l: 588). Misalnya, PT Rimba Raya, sebuah perusahaan industri
pengolah kayu lapis, adalah emiten dari 25 juta saharn. Harga perdana per
lernbar saham adalah Rp. 10.000. Untuk penerbitan opsi dengan jaminan saharn PT
Rimba Raya tersebut, tidak harus PT Rimba Raya sendiri yang rnenerbitkan. Boleh
perorangan atau lernbaga. Misalnya Tuan Sastro, yang dikenal luas sebagai
pialang saharn yang sukses.
Dengan memiliki satu juta lembar saham PT Rimba Raya,
Tuan Sastro bisa menerbitkan opsi. Tapi pemilikan saham bukan keharusan.
Seandainya, Tuan Sastro tidak memiliki saham PT Rirnba Raya pun, dia boleh menerbitkan
opsi atas jaminan saham PT Rimba Raya. Namun yang lazim menerbitkan opsi
biasanya bursa efek yang khusus memperdagangkan opsi. Jadi PT Rimba Raya tidak perlu
berbuat sesuatu atas pasar opsi yang dijamin oleh sahamnya. Atau dapat
dikatakan secara ekstrirn, PT Rirnba Raya tidak ada hubungannya dengan pasar
opsi, meskipun sahamnya dijadikan sebagai jaminan atas perdagangan opsi
tersebut.
Posisi keuangan PT Rimba Raya pun tidak mengalami
perubahan atas penerbitan opsi itu. Pembeli opsi juga tidak memiliki hak apapun
dalam rapat umum pemegang saham PT Rimba Raya, termasuk pembagian dividen, kecuali
kalau kelak pembeli opsi menggunakan haknya, sehingga merubah statusnya, yang
semula sebagai pemegang opsi, kini sebagai pemegang saham PT Rimba Raya yang
menjadi jaminannya. Inipun haknya berlaku bagi pemegang calls option. Dalam praktiknya jaminan saham tersebut tidak pernah
ada. Dengan kata lain perdagangan opsi dan saham sebagai jaminan bisa tidak ada
hubungan sama sekali.[6]
2. Jenis-jenis Opsi
Dalam praktiknya- jenis-jenis opsi meliputi :
a.
Opsi call (call
option)
Put dan call merupakan dua pmduk derivatif menganut sistem kontrak
berjangka, dimana dalam kontrak disebutkan bahwa pemegang opsi dapat menjual
dan membeli suatu aset finansial dengan volume dan harga yang ditentukan sebelum
sewaktu-waktu berubah di masa yang akan datang.
Dikatakan derivasi
karena hanya memiliki nilai-nilai selagi terhubung ke aset finansial yang
bersangkutan. Setiap opsi memiliki masa hidup pasar tertentu, sehingga jika masa
hidup pasarnya sudah habis, maka efek dari derivasi tersebur sudah tidak ada
nilainya lagi
Tujuan dari
derivasi modal adalah selain untuk merangsang dan memberikan insentif pemegang
saham dan obligasi lama juga memacu peningkataa pasar modal.
Kontrak opsi saham yang diperdagangkan di BEI
disebut KOS (Kontrak Opsi Saham). Dalam perdagangan KOS, jatuh tempo atau hari
berakhimya setiap seri KOS pada setiap bulan adalah hari bursa terakhir pada
bulan yang bersangkutan.
Contoh Kasus
Ny Natasya membeli Opsi
Call 1.000 lembar. dengan harga Rp. 2000 per lembar. Opsi tersebut memberi
hak untuk membeli saham ANT dengan exercise price Rp.11.000 pada exerise date 6
bulan mendatang. Harga ANT pada saat pembelian Opsi Rp. I0.500.
Pertanyaan :
a)
Berapa keuntungan Ny Natasya, bita 6 bulan kemudian
harga saham ANT menjadi Rp. 12.000? (Rp. dan %)
b)
Berapa kerugian Ny Natasya, bila 6 bulan kemudian harga
saham ANT menjadi Rp. 11.000 ? (Rp. dan %)
c)
Berapa keuntungan/kerugian maksimal Ny Natasya ?
d)
Berapa keuntungan & kerugian maksimal writer ?
Penyelesaian
: .
a)
Pembelian Opsi =
1.000 x Rp. 200 =
Rp. 200.000
Pembelian Saham = 1.000 x Rp. 11.000 =
Rp. 11.000.000 +
Rp. 11.200.000
Dijual = 1.000 x Rp. 12.000 = Rp. 12.000.000
Laba =
Rp. 800.000
ROI (6 bln) = 100.000/200.000 x 100% = 400%
b)
Pembelian Opsi =
1000 x Rp. 200 = Rp. 200.000
Pembelian Saham = 1.000 x Rp. 11.000 =
Rp. 11.000.000 +
Rp. 11.200.000
Dijual di Bursa = 1000 x Rp. 11.000 = Rp. 11.000.000
Rugi =
(Rp. 200.000)
Rugi (6 bln) = 100.000/200.000 x 100% = 50%
c)
Keuntungan =
tak terhingga, tergantung harga saham
d)
Kerugian maks. =
sebesar investasi = Rp. 200.000
e)
Keuntungan =
sebesar harga opsi
f)
Kerugian maks. =
tak terhingga tergantung harga saham.
a.
Opsi put (put
option)
Opsi put merupakan instrumen negosiasi yang
memungkinkan pemiliknya untuk menjual suatu efek tertentu dalam jangka waktu
tertentu. Di sini, Opsi put tidak lain adalah efek yang memberikan hak (rights) kepada pemiliknya untuk menjual
efek tertentu (saham), dengan harga tertentu, pada waktu tertentu.
Contoh Kasus :
Ny. Tasya membeli opsi put 1000 lembar dengan harga
per lembar Rp. 200. Opsi tersebut memberikan hak untuk menjual saham ANT
seharga Rp. 5.500 dan exercise date 6 bulan yang kan datang. Harga
saham ANT saat pembelian opsi Rp. 5.200.
Pertanyaan :
a)
Berapa keuntungan Ny. Tasya, jika 6 bulan kemudian
harga saham ANT turun menjadi Rp. 5.000 ?
b)
Berapa kerugian Ny Tasya, bila 6 bulan kemudian harga
saham ANT naik menjadi Rp.6.000 ?
Penyelesaian :
Pembelian opsi =
1.000 x Rp. 200 =
Rp. 200.000
Beli saham di bursa = 1.000 x Rp. 5.000 = Rp. 5.000.000 +
=
Rp. 5.200.000
Dijual ke writer = 1.000 x Rp. 5.500 = Rp. 5.500.000
Laba =
Rp. 300.000
ROI (6 bln) = 300.000/200.000 x l00% = 150 %
Jika Ny Tasya tidak menggunakan haknya, maka akan
mengalami rugi sebesar Rp. 200.000 atau sebesar harga opsi.
3.
Waran (warrant)[7]
C. Waran
Waran adalah opsi yang diterbitkan oleh perusahaan
untuk membeli saham dalam jumlah dan harga yang telah ditentukan, biasanya
dalam beberapa tahun. Penerbitan waran biasanya disertakan pada sekuritas lain
seperti saham atau obligasi untuk lebih menarik minat pemodal. Waran sering
juga disebut sebagai pemanis bagi penerbitas saham atau obligasi. Dengan
demikian naik turunnya harga waran pada umumnya akan dipengaruhi juga oleh naik
turunnya harga saham.
Istilah Waran sebenarnya berasal dari Covered Warrant. Waran hampir sama
dengan opsi saham (option), dipergunakan sebagai sarana lindung nilai (hedging). Covered Warrant umumnya diterbitkan oleh perusahaan keuangan
seperti investment bank, bank,
lembaga pemerintah atau institusi lain yang bukan emiten atau perusahaan
publik. Dalam perkembangannya, mulai banyak emiten atau perusahaan publik yang
menerbitkan Covered Warrant.
Seperti halnya produk opsi saham (option) yang
dibedakan antara put option dan call option, Covered Warrant juga dibedakan antara put warrant dan call warrant.
Pada umumnya Waran yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah call warrant, di mana pemegang Waran
diberikan hak untuk membeli atau melaksanakan hak untuk membeli saham yang
diterbitkan oleh emiten tersebut pada jumlah dan harga tertentu serta pada
waktu tertentu.
Saat ini cukup banyak emiten di BEI yang menerbitkan
Waran. Umumnya Waran diterbitkan sebagai pemanis (sweetener) bersamaan dengan penerbitan saham baru baik dalam rangka
penawaran umum (Initial Public Offering/IPO) ataupun penawaran umum terbatas (right issue). Karena diterbitkan sebagai
pemanis, umumnya emiten sebagai penerbit Waran tidak memperoleh dana (premi)
dari penerbitan waran tersebut.[8]
Sama seperti Right,
Warran merupakan produk derivative
dari saham yang memberikan hak untuk membeli sebuah saham pada harga yang telah
ditetapkan pada waktu yang telah ditetapkan pula. Namun, sifat dari Warrant melekat pada obligasi.
Contoh dari Warrant, misalkan Warrant I Indah Kiat,
jatuh tempo pada November 2002, dengan harga Rp. 1000. Artinya jika anda
memiliki Warrant I Indah Kiat, maka anda berhak untuk membeli satu saham biasa
Indah Kiat pada bulan November 2002 pada harga Rp. 1000.
D. Perbedaan Rights Issue, Opsi dan Waran
Suatu perusahaan dapal menerbitkan right, waran atau
opsi yang mengizinkan pembelian saham perusahaan pada satu periode tertentu (exercise period) ada harga tertentu (exercise price). Walaupun istilah right, waran dan opsi kadang-kadang
digunakan bergantian, ada perbedaan diantara ketiganya :
1.
Right issue
diterbitkan untuk pemegang saham yang sudah ada guna mengizinkan mereka untuk
menjaga persentase kepemilikan ketika saham baru akan diterbitkan (beberapa
undang-undang negara bagian mewajibkan hak memesan terlebih dahulu).
2.
Waran dijual oleh perusahaan secara tunai.
3.
Opsi diberikan kepada pejabat atau karyawan, biasanya
sebagai bagian dari program kompensasi.
Suatu perusahaan dapat menawarkan rights, waran, atau opsi untuk mendapatkan modal, mendorong, penjualan jenis efek tertentu,
atau sebagai kompensasi untuk jasa yang diterima. Periode pelaksanaan biasanya
lebih lama untuk waran dan opsi dibandingkan rights. Waran dan rights dapat diperdagangkan secara independen
diantara investor, sedangkan opsi biasanya terbatas pada orang atau kelompok
tertentu yang diberikan pada orang atau kelompok tertentu yang diberikan opsi
tersebut.[9]
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1.
Right issue adalah
pemberian hak pemegang saham untuk memesan terlebih dahulu saham emiten yang
akan dijual dengan harga nominal tertentu.
2.
Opsi adalah “hak” kepada pemegangnya (pembelinya) untuk
melakukan sesuatu, pada waktu yang telah ditentukan, sesuai dengan perjanjian
yang tertera dalam opsi tersebut. Hak ini bermacam-macam, bisa hak membeli,
menjual, didahulukan pembelian atau penjualannya dan lain sebagainya.
3.
Jenis-jenis opsi antara lain, Opsi call, Opsi put, dan
Waran.
4.
Waran adalah opsi yang diterbitkan oleh perusahaan
untuk membeli saham dalam jumlah dan harga yang telah ditentukan, biasanya
dalam beberapa tahun. Penerbitan waran biasanya disertakan pada sekuritas lain
seperti saham atau obligasi untuk lebih menarik minat pemodal.
5.
Perbedaan diantara rights
issue, opsi dan waran yaitu :
a.
Right issue diterbitkan
untuk pemegang saham yang sudah ada guna mengizinkan
mereka untuk menjaga persentase kepemilikan ketika saham baru akan diterbitkan.
b.
Opsi (optional) diberikan kepada pejabat atau karyawan,
biasanya sebagai bagian dari program kompersasi.
c.
Waran dijual oleh perusahaan secara tunai
B. Penutup
Demikian
makalah ini kami buat. Apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan dan pembahasan makalah ini kami mohon maaf.
Kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk lebih baiknya makalah yang kami buat
selanjutnya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Sawidji Widoatmodjo. Seri Membuat
Uang Bekerja Untuk Anda, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, Pengantar Menjadi
Investor Profesional. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. 2005.
Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi. Teori
Portofolio dan Analisis Investasi. Alfabeta. Bandung. 2009.
Ferdinand D. Saragih dkk. Dasar-dasar
Keuangan Bisnis Teori dan AplikasI. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. 2005.
Nor Hadi. Pasar Modal Edisi. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya. PT. RajaGrafindo. Jakarta Persada. 2000.
[1]
Sawidji Widoatmodjo, Seri Membuat Uang
Bekerja Untuk Anda, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, Pengantar Menjadi
Investor Profesional, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005, hlm. 144
[2]
Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, Teori
Portofolio dan Analisis Investasi, Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 92-93.
[3] Ibid, hlm. 179.
[4]
Sawidji Widoatmodjo, Op.Cit, hlm.
158.
[5]
Nor Hadi, Pasar Modal Edisi 2, Graha
Ilmu, Yogyakarta, hlm. 145.
[6]
Ferdinand D. Saragih dkk, Dasar-dasar
Keuangan Bisnis Teori dan Aplikasi,PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005,
hlm. 175.
[7]
Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, Op.Cit,
hlm. 147-151.
[8]
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya, PT. RajaGrafindo, Jakarta Persada, 2000, hlm. 32-34.
[9] https://pureliefde.wordpress.com/2010/01/27/perbedaan-stock-rigt-waran-dan-opsi/,
Diakses pada tanggal 25 Maret 2016 pukul 23.00 WIB
0 komentar:
Post a Comment