Kita sadari atau tidak, Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam lebih
mengenal para ilmuan-ilmuan barat dengan berbagai karya dan penemuanya.
Padahal banyak ilmuwan muslim terdahulu yang sangat pandai. Dibalik
penemuan-penemuan ilmuwan barat itu lebih banyak dilandasi oleh prinsip-prinsip
dasar dari ilmuwan-ilmuwan muslim, sebagaimana berikut ini salah satu
contohnya.
Mengutip islampos, jauh sebelum dunia barat menemukan
kamera, seribu tahun yang lalu prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera telah
dicetuskan oleh seorang ilmuwan Muslim. Siapakah dia? Pencetus prinsip-prinsip
kerja kamera itu ialah seorang ilmuwan Muslim dalam bidang optik yang memiliki
nama lengkap Abu Ali Muhammad Al-Hassan ibnu Al-Haytham. Pada akhir abad ke-10
M, Ibnu al-Haytham berhasil membuat kamera obscura pertama kali di dunia.
Kamera obscura adalah kamera pertama di dunia yang diciptakan oleh ilmuwan
Muslim. Al-Haytham dan kamaluddin Al-faritsi yang menghasilkan penemuan penuh
inspiratif tersebut. Keduanya berhasil meneliti dan merekam fenomena kamera
obscura. Semua itu berawal pada saat mereka mempelajari gerhana matahari. Untuk
meneliti dan mempelajari fenomena gerhana, Al-Haytham melubangi sebuah dinding
dengan lubang yang kecil dan menyebabkan citra matahari semi nyata diproyeksikan
melalui permukaan datar.
Penemuan ilmu optik berupa kamera obscura itulah yang mendasari kinerja
kamera canggih yang saat ini digunakan umat manusia. Karena, setelah penemuan
A-Haytham ini, orang-orang barat mulai berfikir dan terinspirasi untuk
menciptakan kamera yang lebih canggih. Diantaranya, Cardano Geronimo (1501
-1576), dia mulai mengganti lubang pembidik lensa dengan lensa (camera),
Giovanni Batista della Porta (1535-1615 M), Joseph Kepler (1571 – 1630 M) yang
meningkatkan fungsi kamera itu dengan menggunakan lensa negatif di belakang
lensa positif, sehingga dapat memperbesar proyeksi gambar. Selanjutnya,
Robert Boyle (1627-1691 M) yang menciptakan kamera kecil dan tidak
memiliki kabel.
Sembilan ratus tahun berlalu dari penemuan Al-Haytham, barulah pelat-pelat
foto pertama kali digunakan secara permanen untuk menangkap gambar yang
dihasilkan oleh kamera obscura. Foto permanen yang pertama kali diambil
oleh Joseph Nicephore Niepce di Prancis pada 1827.
Barulah kita sadari bahwa sejauh ini memang sudah
banyak umat Muslim yang melupakan sejarah para ilmuwan yang memulai dan menginspirasi