Blog yang diperuntukan untuk anak kuliah, terutama Mahasiswa Manajemen dan Ekonomi Syariah

Thursday 11 May 2017

Posted by Dian Prasetyo in , | 08:57:00 No comments

ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) TERHADAP LAYANAN INTERNET BANKING NASABAH BANK DI KABUPATEN KUDUS


Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Dosen Pengampu : Bayu Tri Cahya SE., MSi



 




Disusun oleh :

                                           NOFITASARI                           212300
            MU’LINATUS SA’DIYAH     212326
            





SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH / MBS
TAHUN AJARAN 2013 /2014




BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet menyebabkan mulai munculnya aplikasi bisnis yang berbasis internet. Internet adalah daya informasi yang menjangkau seluruh dunia. Dimana satu komputer dengan komputer lain di dunia (word wide) dapat saling berhubungan atau berkomunikasi. Untuk melakukan komunikasi tersebut diperlikan bahasa protokol yang sama yaitu TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) fungsi dari TCP/IP ini adalah memberi suatu alamat pada setiap komputer dalam bentuk nomor, sehingga masing-masing komputer mempunyai identitas atau nama yang unik dan berlainan (Abdul Razaq dan Bachrul Ulum Ruly, 2001:2).
Salah satu aplikasi yang mulai mendapat perhatian adalah internet banking. Internet banking adalah salah satu pelayanan jasa bank yang memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet, dan bukan merupakan bank yang hanya menyelenggarakan layanan perbankan melalui internet (Nelson Tambulon, 2004).
Dalam rangka memperluas jaringan pelayanannya disamping membuka kantor-kantor cabang diberbagai tempat, saat ini bank mulai melibatkan penggunaan teknologi informasi khususnya internet banking untuk mempermudah proses bisnisnya (Sri Maharsi dan Yuliani Mulyadi, 2007).
Internet banking pertama kali muncul di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1990-an, dimana lembaga keuangan di Amerika Serikat memperkenalkan dan mempromosikan internet banking untuk menyediakan layanan perbankan yang lebih baik (Sri Maharsi dan Yuliani Mulyadi, 2007).
Sebagaimana yang ada di beberapa perbankan di Kabupaten Kudus, yaitu BRI, Bank Mandiri dan BNI. Internet banking di Bank Mandiri merupakan layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui internet. Mekanisme transaksi melalui internet banking di Bank Mandiri dapat mengakses alamat website Bank Mandiri Net Banking. Internet banking di BRI merupakan fasilitas layanan yang diberikan kepada nasabah untuk melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet, seperti cek saldo, mutasi rekening, transfer antar rekeining, pembayaran tagihan, pembelian pulsa dan lain-lain. Sedangkan internet banking di BNI merupakan fasilitas layanan transaksi perbankan melalui jaringan internet selama 24 jam 7 hari seminggu, bagi anda nasabah BNI yang menginginkan kemudian bertransaksi perbankan baik dari personal computer, laptop, notebook maupun PDA anda, kapan dan dimanapun anda berada.
Sehingga internet banking yang ada di perbankan Kabupaten Kudus dapat memberikan fasilitas yaitu transfer real time ke rekening di bank anggota jaringan ATM bersama dan prima, transfer uang tunai (transfer ke bukan pemegang rekening), transfer ke bank lain, pembayaran tagihan (telpon, listrik, dan lain-lain), pembelian pulsa, informasi saldo dan data rekening nasabah (tabungan, deposito, giro, pembiayaan/kredit) dalam layar terpadu, dan cetak data mutasi transaksi. 
Sesuai Technology Acceptance Model (TAM) faktor persepsi pengguna terhadap manfaat yang diperoleh (perceived usefulness) dan persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use) diyakini menjadi dasar dalam menentukan penerimaan dan penggunaan bermacam-macam teknologi. Oleh karena itu, dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) sebagai kerangka teori yang telah dimodifikasi sesuai dengan Technology Acceptance Model (TAM)  yang digunakan oleh Wang, dkk sebagaimana yang dikutip oleh Sri Maharsi dan Yuliani Mulyadi (2007), penelitian ini juga menggunakan faktor persepsi pengguna terhadap kredibilitas dari internet banking (perceived credibility) sebagai faktor yang mencerminkan keamanan dan privasi pengguna internet banking dan juga menguji pengaruh dari kemampuan seseorang dalam menggunakan komputer (computer self efficacy) terhadap layanan dengan menggunakan internet banking.  
Penulis mengambil judul penelitian tentang internet banking karena merupakan suatu fasilitas layanan perbankan yang diberikan kepada nasabah secara teknologi sehingga ini memberikan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi dalam pengambilan uang, pembelian pulsa, pembayaran tagihan dan lain sebagainya. Sebab nasabah yang ada di perbankan Kabupaten Kudus memiliki kesibukan yang tidak sempat untuk melakukan pengambilan uang ataupun yang lainnya datang ke bank secara langsung. Sehingga yang menjadikan alasan peneliti dalam penelitian ini karena internet banking merupakan fasilitas yang diberikan kepada nasabah dari bank yang mana nasabah lebih mudah, aman dan nyaman melakukan transaksi apapun. Dengan menggunakan internet banking, para nasabah yang sibuk bisa melakukan transaksi dengan tepat waktu. Selain itu, melalui internet banking dapat membantu nasabah untuk lebih enjoy dalam melakukan transaksi, baik dalam pengambilan uang maupun pembayaran tagihan, pembelian pulsa dan lain sebagainya.
Melihat uraian di atas, maka terdapat perbedaan dengan penelitian terdahulu, seperti penelitian yang dilakukan oleh Ratih Wijayanti (2009), Analisis Technology Acceptance Model (TAM) terhadap faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Nasabah terhadap Layanan Internet Banking (Studi Empiris terhadap Nasabah Bank di Depok) bahwa P, CSE, T terhadap PEU membuktikan bahwa penelitian ini mendukung adanya suatu pengaruh yang signifikan terhadap personalization (P) dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan antara nasabah dalam menggunakan komputer (CSE) dan kepercayaan nasabah terhadap Internet Banking (T) dengan persepsi kemudahan terhadap penggunaan Internet Banking (PEU). Hal ini membuktikan bahwa nasabah akan menilai Internet Banking mudah digunakan apabila mereka memiliki keyakinan (P) dalam penggunaan Internet Banking. Kemampuan menggunakan komputer dan kepercayaan terhadap Internet Banking tersebut tidak signifikan terhadap persepsi kemudahan dalam penggunaan Internet Banking. Adapun perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah pada faktor pengaruhnya yaitu penerimaan nasabah terhadap layanan internet banking, sedangkan penelitian ini menitikberatkan pada tingkat layanan internet banking saja.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Sri Maharani dan Fenny (2006) telah meneliti tentang Analisa faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan dan Pengaruh Kepercayaan terhadap Loyalitas Pengguna Internet Banking di Surabaya, penelitian ini membahas shared value terbukti memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan pengguna pada internet banking, komunikasi antara pengguna dengan internet banking terbukti memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan pengguna pada internet banking. Adapun perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah pada faktor pengaruhnya yaitu loyalitas pengguna internet banking, sedangkan penelitian ini menitikberatkan pada tingkat layanan internet banking.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penyusunan penelitian ini penulis mengambil judul yaitu "ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) TERHADAP LAYANAN INTERNET BANKING NASABAH BANK DI KABUPATEN KUDUS”

B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Apakah personalization (P) berpengaruh positif signifikan terhadap internet banking ?
2.      Apakah computer self efficacy (CSE) berpengaruh positif signifikan terhadap internet banking ?
3.      Apakah trsut (T) berpengaruh positif signifikan terhadap internet banking?
4.      Apakah behavioral intenstions (BI) berpengaruh positif signifikan terhadap internet banking ?
5.      Apakah perceived credibility (PC) berpengaruh positif signifikan terhadap internet banking ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
  1. Untuk menguji secara empiris pengaruh personalization (P) terhadap internet banking
  2. Untuk menguji secara empiris pengaruh computer self efficacy (CSE) terhadap internet banking ?
  3. Untuk menguji secara empiris pengaruh trsut (T) terhadap internet banking?
  4. Untuk menguji secara empiris pengaruh behavioral intenstions (BI) terhadap internet banking ?
  5. Untuk menguji secara empiris pengaruh perceived credibility (PC) terhadap internet banking.
                                                                                                    



BAB II
LANDASAN TEORI


  1. Technology Acceptance Model (TAM)
Technology Acceptance Model (TAM), diperkenalkan pertama kali oleh Davis pada tahun 1989. TAM dibuat khusus untuk pemodelan adopsi pengguna system informasi. Menurut Davis (1989) yang dikutip oleh Ratih Wijayanti (2009), tujuan utama TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap (personalisasi), dan tujuan pengguna komputer. TAM menganggap bahwa dua keyakinan variabel perilaku utama dalam mengadopsi sisitem informasi, yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) dan persepsi pengguna terhadap penggunaan (perceived ease of use). Perceived usefulness diartikan sebagai tingkat di mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerjanya, dan perceived ease of use diartikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tidak diperlukan usaha apapun (free of effort). perceived ease of use juga berpengaruh pada perceived usefulness yang dapat diartikan bahwa jika seseorang merasa system tersebut mudah digunakan maka sistem tersebut berguna bagi mereka.
Berbagai penelitian dilakukan untuk mempelajari proses integrasi teknologi semenjak tahun 1970-an. Beberapa model telah dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi komputer, diantaranya yang tercatat dalam berbagai literatur dan referensi hasil riset bidang teknologi informasi, seperti Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behavior (TPB), dan Technology Acceptance Model (TAM). Model TAM yang dikembangkan oleh Fred D. Davis (1989) merupakan salah satu model yang paling banyak digunakan dalam penelitian TI karena model ini lebih sederhana dan mudah diterapkan (Iqbaria, 1995). Model TAM diadopsi dari model Theory of Reasoned Action (TRA), yaitu teori tindakan beralasan yang dikembangkan oleh Fishbe dan Ajzen (1975).
Dalam penelitian ini dibatasi pada 9 konstruk yaitu personalisasi (Personalization) terhadap persepsi pengguna manfaat (perceived usefulness), computer self efficacy terhadap persepsi pengguna manfaat (perceived usefulness), computer self efficacy terhadap persepsi pengguna kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use), kepercayaan terhadap persepsi pengguna manfaat (perceived usefulness), kepercayaan terhadap persepsi pengguna kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use), persepsi pengguna kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use) terhadap persepsi pengguna manfaat (perceived usefulness), personalisasi (Personalization) dan computer self efficacy dan kepercayaan terhadap persepsi pengguna manfaat (perceived usefulness), personalisasi (Personalization) dan computer self efficacy dan kepercayaan terhadap persepsi pengguna kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use), personalisasi (Personalization) terhadap persepsi pengguna kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use) (Ratih Wijayanti, 2009).
Variabel behavioral intention dan perceived credibility tidak diteliti karena kedua variabel ini tidak memiliki hubungan yang terlalu besar atau tidak signifikan (Sri Maharsi, 2007). Menuru Davis (1989), tujuan utama TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap (personalisasi), dan tujuan pengguna komputer. TAM merupakan salah satu model penelitian yang digunakan untuk memprediksi adopsi teknologi informasi. Davis (1989) adalah penemu pertama model tersebut, ia menggunakan model TAM pada adopsi email system dan file editor di perusahaan IBM Canada. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa PEU dan PU memiliki korelasi nyata dengan penggunaan kedua sistem tersebut (Gefan dan Straub, 2000). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, PEU dan PU merupakan persepsi yang sangat penting dalam memperkirakan proses adopsi teknologi informasi oleh individu maupun perusahaan. Davis hanya menyatakan bahwa PEU mempengaruhi proses adopsi secara tidak langsung melalui PU karena PU lebih bersifat instrumental yang mengakibatkan teknologi baru lebih bermanfaat.
Gefan dan Straub (2000) sebagaimana yang dikutip oleh Ratih Wijayanti (2009) menyatakan bahwa peranan PEU sebenarnya lebih kompleks dimana PEU mengukur penilaian easy of use dan easy of learning dari pengguna teknologi informasi. Jadi, PEU berkenaan dengan motivasi pengguna teknologi yang didasarkan pada penelitian aspek intrinsik dari penggunaan teknologi tersebut, misalnya sebagai penghubung (interface) dan proses dalam penggunaan teknologinya. Padahal aspek ekstrinsik dari teknologi informasinya diketahui melalui PU. Dalam banyak kasus, hal ini merupakan alasan mengapa teknologi baru diadopsi. Maka PU-lah yang berpengaruh langsung terhadap teknologi informasi.

  1.  Internet Banking
Berbicara internet banking tak lepas dari kata internet. Internet merupakan sebuah kata yang sering didengar di dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya bagi seorang mahasiswa dan pelajar. Hal ini disebabkan karena internet telah menjadi bagian dari hidup mahasiswa, pelajar bahkan pegawai dengan berbagai manfaat yang telah dirasakannya. Semua itu dapat terlihat dengan berdirinya beberapa warnet di beberapa kota. Hampir setiap warnet tersebut dipenuhi oleh pelajar dan mahasiswa bahkan pegawai untuk mencari informasi terkini di internet.
Dengan demikian keberadaan internet ini, telah menjadikan hidup manusia lebih berarti bahkan dapat mempengaruhi pola pikir dan tigkah laku manusia bahkan gaya hidup manusia. Oleh karenanya betapa penting keberadaan internet tersebut untuk kehidupan mahasiswa, pelajar bahkan pegawai. Sebab internet merupakan sarana komunikasi terkini yang siap memenuhi kebutuhan mahasiswa, pelajar bahkan pegawai. Sudah saatnya memberi nilai tambah bagi berbagai kepentingan dengan penggunaan jasa internet secara optimal (Jasmadi, 2004:iv).
Internet adalah daya informasi yang menjangkau seluruh dunia. Dimana satu komputer dengan komputer lain di dunia (word wide) dapat saling berhubungan atau berkomunikasi. Untuk melakukan komunikasi tersebut diperlikan bahasa protokol yang sama yaitu TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) fungsi dari TCP/IP ini adalah memberi suatu alamat pada setiap komputer dalam bentuk nomor, sehingga masing-masing komputer mempunyai identitas atau nama yang unik dan berlainan (Bachrul Ulum Ruly, 2001:1-2).
Sehingga dapat dipahami bahwa internet menjalin informasi global antar manusia atau pengguna internet di seluruh dunia tanpa batas.
Pengertian internet banking itu sendiri lebih ditekankan ke aspek distribusi layanan perbankan yang bisa diakses dari jauh, terutama melalui koneksi internet. Berbagai layanan yang mencakup layanan informasi keuangan, informasi produk dan jasa perbankan, pembukaan rekening, pembayaran tagihan, atau pemindah bukuan, yang bisa dilakukan secara elektronik memang relatif memanjakan dan menyenangkan kebutuhan nasabah. Penerapan internet banking di Indonesia sendiri relatif belum berkembang pesat. Hal ini bisa dilihat dari jumlah bank yang sudah menggunakan layanan e-banking yang sangat sedikit, yaitu baru 6 dari 139 bank dengan jumlah nasabah penggu-nanya tercatat sebanyak 147 500 orang. Itupun hanya digunakan oleh bank-bank besar. Walaupun demikian, sebagai alter-natif baru dan inovatif dalam distribusi layanan perbankan, internet banking tetap merupakan bahan kajian yang sangat penting dan strategis (Budi Hermana, 2010:48-49).
Penerapan teknologi informasi di dunia perbankan bertujuan untuk kece-patan dan ketepatan pengolahan dan penyediaan informasi, serta meingkatkan pelayanan kepada para nasabah. Dalam operasional bank umum sekarang ini hampir semua kegiatannya menggunakan teknologi informasi baik front end dan back office serta sisi manajemen me-nengah maupun tingkat atas. Dengan pemanfaatan sumber dana yang diterima dari masyarakat yang sangat besar harus dilakukan penyaluran kembali ke masyarakat untuk memperoleh manfaat yang lebih besar yang mendapatkan keun-tungan yang sebesar-besarnya memerlu-kan fasilitas atau alat bantu dalam pengolahaan dana dan berbagai layanan jasa keuangan terkait lainnya.
Peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia terkait dengan pengelolaan atau manajemen risiko penyelenggaraan kegiatan internet banking adalah Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/18/DPNP, tanggal 20 April 2004 tentang Penerapan Mana-jemen Risiko Pada Aktivitas Pelayanan Jasa Bank Melalui Internet (Internet Banking). Jadi kunci utama dalam layanan e-banking adalah pengelolaan resiko yang muara akhirnya adalah peningkatan kualitas layanan kepada nasabah e-banking (Budi Hermana, 2010:49).



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Diketahui bahwa sikap / personalization (P) tidak berpengaruh terhadap internet banking service. Bahwa layanan internet bank yang diberikan oleh bank ternyata tidak dipengaruhi oleh sikap / personalization bank. Bank dalam memberikan layanan internet bank untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi dan mengantisipasi persaingan serta memudahkan mereka dalam melakukan kegiatan perbankan dibandingkan jika nasabah datang langsung kepada kantor cabang bank tersebut yang terdekat.
Konstruk computer self efficiency (CSE) berpengaruh terhadap terhadap internet banking service. Hasil tersebut menyatakan bahwa penggunaan computer oleh nasabah mempengaruhi layanan internet banking. Kemajuan teknologi dalam bidang informatika saat ini menyebabkan manusia berusaha untuk memahami atau mempelajari computer. Dengan penggunaan computer yang berbasis internet ini mereka dapat mengakses segala kegiatan yang mereka inginkan, salah satunya adalah perbankan. Dengan adanya penggunaan computer ini, maka layanan internet perbankan akan semakin mudah digunakan.
Konstruk kepercayaan/trust (T) tidak berpengaruh terhadap internet banking service. Hasil tersebut menyatakan bahwa kepercayaan ternyata tidak mempengaruhi layanan internet bank. Kepercayaan merupakan salah satu faktor yang menentukan pelayanan. Nasabah jika melihat bahwa layanan internet banking yang diperoleh tidak dapat membuat mereka percaya, maka layanan internet banking sebaik apapun tidak akan mereka percaya.
Konstruk behavioral intention (BI) berpengaruh terhadap internet banking service. Perilaku nasabah dalam memanfaatkan layanan internet banking yang tinggi sangat mempengaruhi layanan internet bank. Keinginan nasabah dalam memanfaatkan layanan, menggunakan dalam transaksi dan mengetahui saldo ternyata mempengaruhi layanan internet banking.
konstruk perceived credibility (PC) berpengaruh terhadap internet banking service. Hasil tersebut menyatakan bahwa kredibilitas data dalam internet banking ternyata mampu mempengaruhi layanan internet banking. Kredibilitas layanan internet, kemudahan dalam berkomunikasi dan sesuai dengan kepribadian nasabah sangat membuat nasabah mempercayai layanan internet banking yang diberikan oleh bank. Nasabah jika sudah merasa bahwa layanan internet banking yang diberikan sangat kredibel, maka nasabah akan sering dalam menggunakan layanan internet banking tersebut.



BAB IV
KESIMPULAN


Berdasarkan uaraian di atas, maka analisis proses adopsi teknologi informasi banyak Technology Acceptance Model (TAM), yang terdiri dari persepsi pengguna kemudahan dan persepsi pengguna terhadap kegunaan. Responden nasabah pada Bank di Kabupaten Kudus. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Persepsi kemudahaan penggunaan (PEU) tidak berpengaruh terhadap sikap / personalization (P) terhadadp internet banking. Hasil tersebut menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan tidak mempengaruhi sikap nasabah dalam penggunaan internet banking. 2. Persepsi kemudahaan penggunaan (PEU) tidak berpengaruh terhadap computer self efficiency (CSE) terhadap internet banking. Hasil tersebut menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan tidak mempengaruhi penggunaan computer dalam internet banking. 3. Persepsi kemudahaan penggunaan (PEU) tidak berpengaruh terhadap kepercayaan/trust (P) terhadap internet banking. Hasil tersebut menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan tidak mempengaruhi kepercayaan nasabah dalam penggunaan internet banking. 4. Persepsi kemudahaan penggunaan (PEU) berpengaruh terhadap behavioral intention (BI) terhadadp internet banking. Hasil tersebut menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan mempengaruhi behavioran intension nasabah dalam penggunaan internet banking. 10. Persepsi kemudahaan penggunaan (PEU)  berpengaruh terhadap persepsi kredibilitas (PC) terhadap internet banking.



DAFTAR PUSTAKA

Hernama, Budi, “Pengukuran Kualitas Layanan Internet Banking”, Jurnal Ekonomi Bisnis No. 1, Volume 15, April 2010.

Jasmadi, Panduan Praktis Menggunakan Fasilitas Internet, Yogyakarta: Andi Offset, 2004.

Maharani, Sri dan Fenny, “Analisa faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan dan Pengaruh Kepercayaan terhadap Loyalitas Pengguna Internet Banking di Surabaya”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 8, No. 1, Mei 2008. 

Maharsi, Sri dan Yuliani Mulyadi, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Menggunakan Internet Banking dengan Menggunakan Keranga Technology Acceptance Model (TAM)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 1, Mei 2007.

Ruly, Ulum, Bachrul dan Rozaq, Abdul, Belajar Praktis Internet, Jakarta: Dinastindo, 2001.

Tampubolon, Nelson, “Surat Edaran: Penerapan Manajemen Risiko pada Aktivitas Pelayanan Jasa Bank Melalui Internet (Internet Banking) (online). August 24, 2005. diambil dari http://www.bi.go.id/biweh/utama/peraturan/se-6-18604-apnp.pdf.


Wijayanti, Ratih, “Analisis Tecnology Acceptance Model (TAM) terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Nasabah terhadap Layanan Internet Banking (Studi Empiris terhadap Nasabah Bank di Depok)”, Jurusan Akuntansi, Univesitas Gunadarma, 2009. 

0 komentar:

Post a Comment

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter