Blog yang diperuntukan untuk anak kuliah, terutama Mahasiswa Manajemen dan Ekonomi Syariah

Thursday, 11 May 2017

Posted by Dian Prasetyo in | 09:04:00 No comments
TEKNIK LOBI DAN NEGOSIASI

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Komunikasi Bisnis
Dosen Pengampu: Ratna Yulia, SE,MM



DisusunOleh :
  1. Nofita Sari                 212300
  2. Dian Risky H             212304
  3. Nurul Hasanah          212309


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN SYARI’AH / MBS






BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Dalam lingkungan kehidupan organisasi kemasyarakatan, baik sosial, ekonomi maupun politik, upaya untuk mencapai sasaran dengan menggunakan kekerasan atau berdasarkan kekuatan otot belaka sudah bukan zamannya lagi. Bahkan dalam menyelesaikan suatu perbedaan atau pertentangan maupun perbedaan kepentingan diperlukan dialog dan musyawarah melalui lobi dan negosiasi, meskipun adakalanya berlangsung alot dan membutuhkan waktu yang relatif lama.
 Dewasa ini upaya melobi bukan lagi monopoli dunia politik dan diplomasi, tetapi juga banyak dilakukan para pelaku bisnis, selebritis dan pihak-pihak lainnya. Biasanya lobi dilakukan sebagai pendekatan dalam rangka merancang sesuatu perundingan. Apabila lobi berjalan mulus diyakini akan menghasilkan perundingan yang sukses.
Lobi dan negosiasi tentunya akan dapat berjalan dengan sukses apabila dilakukan dengan baik dalam komunikasi bisnis. Tentunya dalam menjalankan sebuah bisnis tidak terlepas yang namanya lobi dan negosiasi di dalam prakteknya. Dari latar belakang yang dikemukakan di atas maka pemakalah mencoba membahas topik yang berkaitan dengan “Lobi dan Negoisasi ”.
B. Rumusan Masalah
1.                              Bagaimana teknik melakukan Lobi?
2.                              Bagaimana teknik melakukan Negoisasi?


                                                                             
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Teknik Lobi
1.      Pengertian Lobi
Lobi adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan individu ataupun kelompok dengan tujuan mempengaruhi pimpinan organisasi lain maupun orang yang memiliki kedudukan penting dalam organisasi dan pemerintahan sehingga dapat memberikan keuntungan untuk diri sendiri ataupun organisasi dan perusahaan pelobi.[1]
Lobi merupakan bagian dari aktivitas komunikasi. Lobi ditujukan untuk memperoleh sesuatu yang menjadi tujuan atau target seseorang atau organisasi.
2.      Kemampuan Melakukan Lobi [2]
Kemampuan melakukan lobi (lobbying) adalah pendekatan non-verbal yang sering digunakan dalam mencapai kesepakatan tertentu (transaksi). Sebagai aktivitas komunikasi, lobi tidak jarang justru lebih efisien untuk mempengaruhi orang lain demi mengambil keputusan sesuai dengan yang diinginkan. Melakukan lobi adalah melancarkan persuasi, yakni mempengaruhi orang-orang lain tanpa harus merasa dipengaruhi oleh orang-orang lain itu.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan lobi, diantaranya yaitu: [3]
a.    Empati, yakni berusaha menempatkan diri pada situasi dan kondisi komunikan. Ciptakan suasana konsensus agar kerangka referensi terbentuk. Ketahui terlebih dahulu sifat-sifat khas yang dimiliki komunikan.
b.   Buatlah janji untuk bertemu, jangan memaksa. Persiapkanlah masak-masak segala sesuatu yang akan dikemukakan. Jika dinilai perlu, persiapkan pula proposal, dokumen, dsb.
c.    Bersikaplah wajar, tenang, jujur, dan percaya diri.
d.   Jangan mengulangi kata-kata yang sama dalam waktu yang pendek, sebab boleh jadi komunikan akan tersinggung karena merasa dianggap bodoh, atau terjadi salah persepsi dari pihak komunikan karena kata-kata yang sama bisa diucapkan untuk pengertian yang berbeda.
e.    Perhatikan kondisi psikologis komunikan. Apabila komunikan terlihat lelah atau tidak sehat, pembicaraan sebaiknya dilakukan seperlunya saja.
f.    Tepatilah janji yang sudah dibuat.
3.      Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Lobi
1)      Pelobi
Pelobi melakukan kegiatan lobi dengan tujuan mempengaruhi mereka yang menjadi sasaran lobi. Dalam melakukan kegiatan pelobi bisa dilakukan oleh individual atau kelompok.
Pelobi biasanya melakukan tekanan pada saat kegiatan lobi tengah berlangsung, kepada sasaran lobi, untuk memperoleh hal-hal yang diinginkan secara halus
2)      Pihak yang dilobi
Pihak yang dilobi atau sering juga disebut sebagai sasaran lobi, biasanya merupakan individu berpengaruh, kelompok, lembaga pemerintah, maupun lembaga atau organisasi pemerintah, ataupun pihak swasta.
Pihak yang dilobi juga bisa jadi merupakan bagian dari usaha untuk memperoleh teman yang berguna, bagi pelobi, maupun organisasi tau perusahaan tempat pelobi bergabung atau bekerja.


3)      Fungsi, Tujuan, & Manfaat lobi
Fungsi lobi adalah untuk melindungi kepentingan organisasi atau lembaga bisnis.[4] Sedangkan tujuan lobi adalah aktivitas (komunikasi) yang dilakukan untuk mempengaruhi (meyakinkan) orang atau pihak lain, sehingga orang atau pihak lain itu sependapat dan seagenda dengan kita. Adapun manfaat lobi ialah untuk mempengaruhi pengambil keputusan agar keputusannya tidak merugikan para pelobi dari organisasi atau lembaga bisnis.[5]
B.       Pengertian Negosiasi
1.      Pengertian Negoisasi
Pengertian negosiasi menurut Hartman, merupakan suatu proses komunikasi antara dua pihak, yang masing-masing mempunyai tujuan dan sudut pandang mereka sendiri, yang berusaha mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak mengenai masalah yang sama. Sedangkan menurut Casse, negosiasi adalah proses dimana paling sedikit ada dua pihak dengan persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang berbeda mencoba untuk bersepakat tentang suatu hal demi kepentingan bersama.
Suatu proses negosiasi selalu melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi, mencari suatu kesepakatan kedua belah pihak, dan mencapai tujuan yang dikehendaki bersama kedua belah pihak yang terlibat dalam negosiasi.
Salah satu tujuan orang bernegosiasi adalah menemukan suatu kesepakatan kedua belah pihak secara adil dan dapat memenuhi harapan/keinginan kedua belah pihak. Dengan kata lain, hasil dari sebuah negosiasi adalah adanya suatu kesepakatan yang memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Dalam hal ini tidak ada satupun pihak yang merasa dirugikan atau dikalahkan akibat adanya kesepakatan dalam bernegosiasi.[6]
2.       Proses Bernegosiasi
Menurut Casse, ada tiga tahapan penting yang perlu diperhatikan dalam bernegosiasi, diantaranya yaitu[7]:
1)      Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan negosiasi membutuhkan tiga tugas utama, yaitu: merencanakan sasaran negosiasi, memutuskan strategi dan memperjelas proses bernegosiasi.
 




a.    Sasaran Negosiasi
Sasaran negosiasi adalah apa hasil yang diharpkan dalam bernegosiasi. Hal ini merupakan salah satu alas an utama mengapa seseorang bernegosiasi. Penentuan sasaran dalam bernegosiasi sangatlah penting sebagai arahan atau petunjuk dalam bernegosiasi.
b.   Strategi Negosiasi
Strategi negosiasi adalah cara atau teknik untuk mencapai tujuan bernegosiasi. Ada beberapa strategi yang perlu diterapkan saat bernegosiasi, antara lain yaitu: strategi kooperatif, strategi kompetitif dan strategi analitis. Dari masing-masing strategi tersebut tentulah memiliki sisi kekuatan dan kelemahan.
c.    Proses Negosiasi
Proses negosiasi merupakan suatu proses tawar-menawar yang diharapkan mampu menghasilkan suatu kesepakatan dikedua belah pihak yang saling menguntungkan. Menurut Casse, dalam proses negosiasi terdapat enam tahapan penting, yaitu: persiapan, kontak pertama, konfrontasi, konsolidasi/kompromi, solusi dan pasca negosiasi/konsolidasi.
2)      Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahapan penerapan atau tindakan yang diperlukan agar mencapai sukses dalam bernegosiasi. Tahapan ini bukan lagi sebagai wacana pemikiran atau ide, tetapi sudah berada pada tahapan perilaku dan tindakan yang diperlukan dalam bernegosiasi. Dalam bernegosiasi ada beberapa taktik yang sering digunakan, diantaranya yaitu:
a. Taktik dengan cara Anda
b. Taktik bekerja sama
c.  Taktik tidak bertindak apa-apa
d. Taktik melangkah ke tujuan lain
3)      Tahap Peninjauan Negosiasi
Tahap peninjauan negosiasi merupakan tahapan setelah berlangsungnya suatu proses negosiasi. Tahapan ini memilki arti yang sangat penting bagi seorang negosiator dalam meninjau kembali apa yang sudah dilakukannya selama bernegosiasi.
Ada beberapa alas an penting mengapa tahap peninjauan negosiasi perlu dilakukan, yaitu:
a.          Untuk memeriksa apakah sudah mencapai tujuan yang diinginkan
b.         Jika tidak, maka hal itu dapat menjadi pelajaran sekaligus pengalaman yang sangat berharga bagi seorang negosiator
c.             Jika ya, maka pastikan apa yanh sudah dilakukan dengan baik dan bangunlah kesuksesan
3.      Keterampilan Bernegosiasi [8]
Keberhasilan atau kesuksesan dalam bernegosiasi dapat ditentukan oleh berbagai faktor penting, diantaranya adalah keterampilan seorang negosiator dalam bernegosiasi dengan pihak lawan negosiasi. Dan yang perlu diperhatikan saat bernegosiasi menurut Hartman antara lain yaitu:
1)   Persiapan
2)   Memulai negosiasi
3)   Strategi dan teknik
4)   Kompromi
5)   Menghindari kesalahan teknis
6)   Persiapan yang baik
7)   Berlatih
8)   Menggambarkan posisi
9)   Membuat suatu usulan/proposal
10)   Penawaran dan persetujuan
4.      Tipe Negosiator [9]
Pemahaman yang baik terhadap karakteristik dari berbagai macam negosiator akan membantu mempermudah dalam menentukan strategi bernegosiasi. Menurut Casse, ada empat tipe negosiator, yaitu:
1)   Negosiator Curang
Pada dasarnya, seorang negosiator curang yang terlintas dalam benak pikirannya adalah bagaimana memenangkan negosiasi dan mengalahkan lawan negosiasi. Yang penting baginya adalah memenangkan negosiasinya, sehingga bukanlah mustahil seorang negosiator curang menghalalkan segala cara untuk menang
2)   Negosiator Profesional
Seorang negosiator yang professional akan mengetahui apa yang sedang dinegosiasikan dan mengetahui bagaimana memperoleh apa yang diinginkannya. Seorang negosiator professional memiliki pengetahuan dan keterampilan bernegosiasi yang baik, dan yang tak kalah pentingnya adalah mengetahui hal tentang lawan negosiasinya.
3)   Negosiator Bodoh
Seorang negosiator yang bodoh akan cenderung menghendaki kekalahan untuk kedua belah pihak. Tidak peduli apapun yang dilakukan lawan, seorang negosiator bodoh akan berusaha sekuat tenaga agar tidak ada yang bias keluar sebagai pemenang. Yang terpenting baginya adalah tidak ada pemenang dalam negosiasi yang terjadi.
4)   Negosiator Naif
Pada umumnya seorang negosiator naïf adalah seorang negosiator yang tidak siap bernegosiasi, tidak mengetahui pokok permasalahan dan persoalan yang akan dinegosiasikan, bahakan cenderung percaya begitu saja pada pihak lawan negosiasinya. Jika perlu, seorang negosiator naïf akan bersedia memberikan apa saja yang diminta oleh pihak lawan negosiasinya. Dengan seorang negosiator yang naïf, tentulah pihak lawan dapat menang dengan mudahnya.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Lobi merupakan bagian dari aktivitas komunikasi. Lobi ditujukan untuk memperoleh sesuatu yang menjadi tujuan atau target seseorang atau organisasi. Kemampuan melakukan lobi (lobbying) adalah pendekatan non-verbal yang sering digunakan dalam mencapai kesepakatan tertentu (transaksi). Sebagai aktivitas komunikasi, lobi tidak jarang tapi lebih efisien untuk mempengaruhi orang lain demi mengambil keputusan sesuai dengan yang diinginkan. Melakukan lobi adalah melancarkan persuasi, yakni mempengaruhi oraang-orang lain tanpa harus merasa dipengaruhi oleh orang-orang lain itu.
Fungsi lobi adalah untuk melindungi kepentingan organisai atau lembaga bisnis. Sedangkan tujuan lobi adalah aktivitas (komunikasi) tyang dilakukan untuk mempengaruhi (menyakinkan) orang atau pihak lain, sehingga orang atau pihak lain itu sependapat dan segenda dengan kita. Adapun manfaat lobi adalah untuk mempengaruhi pengambil pengambil keputusan agar keputusannya tidak merugikan para pelobi dari organisasi atau lembaga bisnis.
Negoisasi adalah proses dimana paling sedikit ada dua pihak dengan persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang berbeda mencoba untuk bersepakat tentang suatu hal demi kepentingan bersama. Suatu proses negoisasi selalu kesepakatan kedua belah pihak yang terlibat dalam negoisasi.
Salah satu tujuan orang berorganisasi adalah menemukan suatu kesepakatan kedua belah pihak secara adil dan dapat memenuhi harapan/keinginan kedua belah pihak. Dengan kata, hasil dari sebuah negoisasi adalah adanya suatu kesepakatan yang memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak



DAFTAR PUSTAKA.

Redi Panuju, Komunikasi Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995
Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis, Eds. Keempat, Jakarta: Erlangga, 2011



[2] Redi Panuju, Komunikasi Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995, hlm. 134
[3] Ibid, hlm. 135-136
[6] Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis, Eds. Keempat, Jakarta: Erlangga, 2011, hlm. 302
[7] Ibid, hlm. 303 - 308
[8] Ibid, hlm. 308 - 312
[9] Ibid, hlm. 312 - 313

0 komentar:

Post a Comment

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter