TEKNIK LOBI DAN NEGOSIASI
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Komunikasi Bisnis
Dosen Pengampu: Ratna Yulia, SE,MM
DisusunOleh
:
- Nofita Sari 212300
- Dian Risky H 212304
- Nurul Hasanah 212309
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN
SYARI’AH / MBS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam lingkungan kehidupan
organisasi kemasyarakatan, baik sosial, ekonomi maupun politik, upaya untuk
mencapai sasaran dengan menggunakan kekerasan atau berdasarkan kekuatan otot belaka
sudah bukan zamannya lagi. Bahkan dalam menyelesaikan suatu perbedaan atau
pertentangan maupun perbedaan kepentingan diperlukan dialog dan musyawarah
melalui lobi dan negosiasi, meskipun adakalanya berlangsung alot dan
membutuhkan waktu yang relatif lama.
Dewasa ini upaya melobi bukan lagi monopoli
dunia politik dan diplomasi, tetapi juga banyak dilakukan para pelaku bisnis,
selebritis dan pihak-pihak lainnya. Biasanya lobi dilakukan sebagai pendekatan
dalam rangka merancang sesuatu perundingan. Apabila lobi berjalan mulus
diyakini akan menghasilkan perundingan yang sukses.
Lobi dan
negosiasi tentunya akan dapat berjalan dengan sukses apabila dilakukan dengan
baik dalam komunikasi bisnis. Tentunya
dalam menjalankan sebuah bisnis tidak terlepas yang namanya lobi dan negosiasi
di dalam prakteknya. Dari latar belakang yang dikemukakan di atas maka pemakalah mencoba membahas topik yang berkaitan dengan “Lobi dan Negoisasi ”.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
teknik melakukan Lobi?
2.
Bagaimana
teknik melakukan Negoisasi?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Teknik
Lobi
1.
Pengertian
Lobi
Lobi
adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan individu ataupun kelompok dengan
tujuan mempengaruhi pimpinan organisasi lain maupun orang yang memiliki
kedudukan penting dalam organisasi dan pemerintahan sehingga dapat memberikan
keuntungan untuk diri sendiri ataupun organisasi dan perusahaan pelobi.[1]
Lobi
merupakan bagian dari aktivitas komunikasi. Lobi
ditujukan untuk memperoleh sesuatu yang menjadi tujuan atau target seseorang
atau organisasi.
2.
Kemampuan
Melakukan Lobi [2]
Kemampuan melakukan lobi (lobbying) adalah pendekatan
non-verbal yang sering digunakan dalam mencapai kesepakatan tertentu
(transaksi). Sebagai aktivitas komunikasi, lobi tidak jarang justru lebih
efisien untuk mempengaruhi orang lain demi mengambil keputusan sesuai dengan
yang diinginkan. Melakukan lobi adalah melancarkan persuasi, yakni mempengaruhi
orang-orang lain tanpa harus merasa dipengaruhi oleh orang-orang lain itu.
a.
Empati, yakni
berusaha menempatkan diri pada situasi dan kondisi komunikan. Ciptakan suasana
konsensus agar kerangka referensi terbentuk. Ketahui terlebih dahulu
sifat-sifat khas yang dimiliki komunikan.
b.
Buatlah janji untuk
bertemu, jangan memaksa. Persiapkanlah masak-masak segala sesuatu yang akan
dikemukakan. Jika dinilai perlu, persiapkan pula proposal, dokumen, dsb.
c.
Bersikaplah wajar,
tenang, jujur, dan percaya diri.
d.
Jangan mengulangi
kata-kata yang sama dalam waktu yang pendek, sebab boleh jadi komunikan akan
tersinggung karena merasa dianggap bodoh, atau terjadi salah persepsi dari
pihak komunikan karena kata-kata yang sama bisa diucapkan untuk pengertian yang
berbeda.
e.
Perhatikan kondisi
psikologis komunikan. Apabila komunikan terlihat lelah atau tidak sehat,
pembicaraan sebaiknya dilakukan seperlunya saja.
f.
Tepatilah janji
yang sudah dibuat.
3.
Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Lobi
1)
Pelobi
Pelobi
melakukan kegiatan lobi dengan tujuan mempengaruhi mereka yang menjadi sasaran
lobi. Dalam melakukan kegiatan pelobi bisa dilakukan oleh individual atau
kelompok.
Pelobi
biasanya melakukan tekanan pada saat kegiatan lobi tengah berlangsung, kepada
sasaran lobi, untuk memperoleh hal-hal yang diinginkan secara halus
2)
Pihak yang dilobi
Pihak
yang dilobi atau sering juga disebut sebagai sasaran lobi, biasanya merupakan
individu berpengaruh, kelompok, lembaga pemerintah, maupun lembaga atau
organisasi pemerintah, ataupun pihak swasta.
Pihak
yang dilobi juga bisa jadi merupakan bagian dari usaha untuk memperoleh teman
yang berguna, bagi pelobi, maupun organisasi tau perusahaan tempat pelobi
bergabung atau bekerja.
Fungsi lobi adalah untuk melindungi
kepentingan organisasi atau lembaga
bisnis.[4]
Sedangkan tujuan lobi adalah aktivitas (komunikasi) yang
dilakukan untuk mempengaruhi (meyakinkan) orang atau pihak lain, sehingga orang
atau pihak lain itu sependapat dan seagenda dengan kita. Adapun manfaat lobi ialah untuk mempengaruhi
pengambil keputusan agar keputusannya tidak merugikan para pelobi dari
organisasi atau lembaga bisnis.[5]
B.
Pengertian Negosiasi
1.
Pengertian
Negoisasi
Pengertian negosiasi menurut
Hartman, merupakan suatu proses komunikasi antara dua pihak, yang masing-masing
mempunyai tujuan dan sudut pandang mereka sendiri, yang berusaha mencapai
kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak mengenai masalah yang sama.
Sedangkan menurut Casse, negosiasi adalah proses dimana paling sedikit ada dua
pihak dengan persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang berbeda mencoba untuk
bersepakat tentang suatu hal demi kepentingan bersama.
Suatu
proses negosiasi selalu melibatkan dua orang atau lebih yang saling
berinteraksi, mencari suatu kesepakatan kedua belah pihak, dan mencapai tujuan
yang dikehendaki bersama kedua belah pihak yang terlibat dalam negosiasi.
Salah satu
tujuan orang bernegosiasi adalah menemukan suatu kesepakatan kedua belah pihak
secara adil dan dapat memenuhi harapan/keinginan kedua belah pihak. Dengan kata
lain, hasil dari sebuah negosiasi adalah adanya suatu kesepakatan yang
memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Dalam hal ini tidak ada satupun
pihak yang merasa dirugikan atau dikalahkan akibat adanya kesepakatan dalam
bernegosiasi.[6]
2.
Proses Bernegosiasi
Menurut Casse, ada tiga tahapan penting yang perlu diperhatikan
dalam bernegosiasi, diantaranya yaitu[7]:
1)
Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan negosiasi
membutuhkan tiga tugas utama, yaitu: merencanakan sasaran negosiasi, memutuskan
strategi dan memperjelas proses bernegosiasi.
a.
Sasaran Negosiasi
Sasaran negosiasi adalah apa
hasil yang diharpkan dalam bernegosiasi. Hal ini merupakan salah satu alas an
utama mengapa seseorang bernegosiasi. Penentuan sasaran dalam bernegosiasi
sangatlah penting sebagai arahan atau petunjuk dalam bernegosiasi.
b.
Strategi Negosiasi
Strategi negosiasi adalah
cara atau teknik untuk mencapai tujuan bernegosiasi. Ada beberapa strategi yang
perlu diterapkan saat bernegosiasi, antara lain yaitu: strategi kooperatif,
strategi kompetitif dan strategi analitis. Dari masing-masing strategi tersebut
tentulah memiliki sisi kekuatan dan kelemahan.
c.
Proses Negosiasi
Proses negosiasi merupakan
suatu proses tawar-menawar yang diharapkan mampu menghasilkan suatu kesepakatan
dikedua belah pihak yang saling menguntungkan. Menurut Casse, dalam proses
negosiasi terdapat enam tahapan penting, yaitu: persiapan, kontak pertama,
konfrontasi, konsolidasi/kompromi, solusi dan pasca negosiasi/konsolidasi.
2)
Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan
tahapan penerapan atau tindakan yang diperlukan agar mencapai sukses dalam
bernegosiasi. Tahapan ini bukan lagi sebagai wacana pemikiran atau ide, tetapi
sudah berada pada tahapan perilaku dan tindakan yang diperlukan dalam
bernegosiasi. Dalam bernegosiasi ada beberapa taktik yang sering digunakan,
diantaranya yaitu:
a. Taktik
dengan cara Anda
b. Taktik bekerja sama
c. Taktik tidak
bertindak apa-apa
d. Taktik melangkah ke
tujuan lain
3)
Tahap Peninjauan Negosiasi
Tahap peninjauan negosiasi
merupakan tahapan setelah berlangsungnya suatu proses negosiasi. Tahapan ini
memilki arti yang sangat penting bagi seorang negosiator dalam meninjau kembali
apa yang sudah dilakukannya selama bernegosiasi.
Ada beberapa alas an penting
mengapa tahap peninjauan negosiasi perlu dilakukan, yaitu:
a.
Untuk
memeriksa apakah sudah mencapai tujuan yang diinginkan
b.
Jika
tidak, maka hal itu dapat menjadi pelajaran sekaligus pengalaman yang sangat
berharga bagi seorang negosiator
c.
Jika
ya, maka pastikan apa yanh sudah dilakukan dengan baik dan bangunlah kesuksesan
3.
Keterampilan
Bernegosiasi [8]
Keberhasilan atau kesuksesan
dalam bernegosiasi dapat ditentukan oleh berbagai faktor penting, diantaranya
adalah keterampilan seorang negosiator dalam bernegosiasi dengan pihak lawan
negosiasi. Dan yang perlu diperhatikan saat bernegosiasi menurut Hartman antara
lain yaitu:
1)
Persiapan
2)
Memulai
negosiasi
3)
Strategi
dan teknik
4)
Kompromi
5)
Menghindari
kesalahan teknis
6)
Persiapan
yang baik
7)
Berlatih
8)
Menggambarkan
posisi
9)
Membuat
suatu usulan/proposal
10) Penawaran dan
persetujuan
4.
Tipe
Negosiator [9]
Pemahaman yang baik terhadap
karakteristik dari berbagai macam negosiator akan membantu mempermudah dalam
menentukan strategi bernegosiasi. Menurut Casse, ada empat tipe negosiator,
yaitu:
1)
Negosiator Curang
Pada dasarnya, seorang
negosiator curang yang terlintas dalam benak pikirannya adalah bagaimana
memenangkan negosiasi dan mengalahkan lawan negosiasi. Yang penting baginya
adalah memenangkan negosiasinya, sehingga bukanlah mustahil seorang negosiator
curang menghalalkan segala cara untuk menang
2)
Negosiator Profesional
Seorang negosiator yang
professional akan mengetahui apa yang sedang dinegosiasikan dan mengetahui
bagaimana memperoleh apa yang diinginkannya. Seorang negosiator professional
memiliki pengetahuan dan keterampilan bernegosiasi yang baik, dan yang tak
kalah pentingnya adalah mengetahui hal tentang lawan negosiasinya.
3)
Negosiator Bodoh
Seorang negosiator yang
bodoh akan cenderung menghendaki kekalahan untuk kedua belah pihak. Tidak
peduli apapun yang dilakukan lawan, seorang negosiator bodoh akan berusaha
sekuat tenaga agar tidak ada yang bias keluar sebagai pemenang. Yang terpenting
baginya adalah tidak ada pemenang dalam negosiasi yang terjadi.
4)
Negosiator Naif
Pada umumnya seorang
negosiator naïf adalah seorang negosiator yang tidak siap bernegosiasi, tidak
mengetahui pokok permasalahan dan persoalan yang akan dinegosiasikan, bahakan
cenderung percaya begitu saja pada pihak lawan negosiasinya. Jika perlu,
seorang negosiator naïf akan bersedia memberikan apa saja yang diminta oleh
pihak lawan negosiasinya. Dengan seorang negosiator yang naïf, tentulah pihak
lawan dapat menang dengan mudahnya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lobi
merupakan bagian dari aktivitas komunikasi. Lobi ditujukan untuk memperoleh
sesuatu yang menjadi tujuan atau target seseorang atau organisasi. Kemampuan
melakukan lobi (lobbying) adalah
pendekatan non-verbal yang sering digunakan dalam mencapai kesepakatan tertentu
(transaksi). Sebagai aktivitas komunikasi, lobi tidak jarang tapi lebih efisien
untuk mempengaruhi orang lain demi mengambil keputusan sesuai dengan yang
diinginkan. Melakukan lobi adalah melancarkan persuasi, yakni mempengaruhi
oraang-orang lain tanpa harus merasa dipengaruhi oleh orang-orang lain itu.
Fungsi
lobi adalah untuk melindungi kepentingan organisai atau lembaga bisnis.
Sedangkan tujuan lobi adalah aktivitas (komunikasi) tyang dilakukan untuk
mempengaruhi (menyakinkan) orang atau pihak lain, sehingga orang atau pihak
lain itu sependapat dan segenda dengan kita. Adapun manfaat lobi adalah untuk
mempengaruhi pengambil pengambil keputusan agar keputusannya tidak merugikan
para pelobi dari organisasi atau lembaga bisnis.
Negoisasi
adalah proses dimana paling sedikit ada dua pihak dengan persepsi, kebutuhan,
dan motivasi yang berbeda mencoba untuk bersepakat tentang suatu hal demi
kepentingan bersama. Suatu proses negoisasi selalu kesepakatan kedua belah
pihak yang terlibat dalam negoisasi.
Salah
satu tujuan orang berorganisasi adalah menemukan suatu kesepakatan kedua belah
pihak secara adil dan dapat memenuhi harapan/keinginan kedua belah pihak.
Dengan kata, hasil dari sebuah negoisasi adalah adanya suatu kesepakatan yang
memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak
DAFTAR PUSTAKA.
Redi Panuju, Komunikasi
Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995
Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis, Eds. Keempat,
Jakarta: Erlangga, 2011
http://www.google.com/search?q=contoh+makalah+bab+lobi+dan+negosiasi&hl=id&gbv=2&prmd=ivns&ei=WchiVImKNtCMuAS7-oHwCg&start=10&sa=N dikses pada
tanggal 12/11/2014 jam 09:44
http://diansrimulyani2.blogspot.com/2013/12/hubungan-antara-lobi-diplomasi-dan_5.html
diakses pada tanggal
12/11/2014 jam 09:53
http://www.google.com/search?q=contoh+makalah+bab+lobi+dan+negosiasi&hl=id&gbv=2&prmd=ivns&ei=WchiVImKNtCMuAS7-oHwCg&start=10&sa=N
dikses pada tanggal
12/11/2014 jam 09:44
[1]http://www.google.com/search?q=contoh+makalah+bab+lobi+dan+negosiasi&hl=id&gbv=2&prmd=ivns&ei=WchiVImKNtCMuAS7-oHwCg&start=10&sa=N
dikses pada tanggal 12/11/2014 jam 09:44
[2]
Redi Panuju, Komunikasi Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995, hlm. 134
[4]
http://diansrimulyani2.blogspot.com/2013/12/hubungan-antara-lobi-diplomasi-dan_5.html
diakses pada tanggal 12/11/2014 jam
09:53
[5]http://www.google.com/search?q=contoh+makalah+bab+lobi+dan+negosiasi&hl=id&gbv=2&prmd=ivns&ei=WchiVImKNtCMuAS7-oHwCg&start=10&sa=N
dikses pada tanggal 12/11/2014 jam 09:44
0 komentar:
Post a Comment