Blog yang diperuntukan untuk anak kuliah, terutama Mahasiswa Manajemen dan Ekonomi Syariah

Thursday, 4 May 2017

Posted by Dian Prasetyo in , | 10:25:00 No comments
SEJARAH ANALISIS TRANSAKSIONAL


1.      Pengantar
Eric Berne (1910-1970) seorang psikiatris dan psikoanalisis, mengembangkan dasar teori analisis transaksional pada tahun 1950-an. Penemuannya tentang status ego (ego state) disadari sebagai fase pertama dari sejarah perkembangan analisis transaksional. Penemuan teori tersebut berdasar pada eksperimen-eksperimen neurologis yang menyatakan bahwa stimulus ego yang dialami indiidu berbeda lewat stimulasi langsung pada otak.
Pada fase kedua yang berlangsung pada periode 1962-1966 Berne memulai menekankan padapermainan (game). Berne berminat pada teori komunikasi yang dapat memahami indiidu lewat dua pesan yaitu pesan sosial dan psikologis.dalam obserasinya Berne menyimpulkan bahwa ada arti psikologis  yang terselubung (covert) dan pesan-pesan tersebut berbeda dari arti sosial yang sifatnya terbuka (overt). Penemuan ini mendasari konsepnya tentang permainan (yaitu satu seri yang terdiri dari 2 tingkatan transaksiyang menuju ke berhasil yang dapat diramalkan. Pada fase ini, analisis transaksional  sebagai pendekatan intelektual yang menekankan pada konsep mengenai insegt.
Pada fase ketiga (1966-1970) analisis transaksional  menjadi dominan dalam analisis naskah (script analysis) analisis ini timbul bersamaan dengan terbitnya buku Berne tentang tritmen kelompok dan dalam menjawab pertanyaan publik, mengapa indiidu yang berbeda memainkan permainan yang sama dan berulag-ulang. Teknik untuk menganalisis dan memahami naskah tersebut dikembagkan dan sangat berguna untuk tritmen. Dengan demikian analisis transaksional mulai berubah dari pendekatan yang sifatnya pasif, pendekatan yang insight-intelektual menjadi lebih proaktif, dan terapis melakukan intervensi dan merubah naskah klien.
Pada tahun 1970, analisis transaksional menjadi lebih populer  dengan adanya publikasi-publikasi  seperti berne to win dan what do you say after you say hallo. Setelah kematian Berne, analisis transaksional lebih berkembang  secara jelas menyatukan tiga pilar utama dalam ilmu psikologi, yaitu behavioral, analitik, dan humanistik.
Analisis transaksional membicarakan tentang banyak hal. Pertama membicarakan tentang filsafat manusia, kedua mengenai perkembangan, fungsi intra psikis dan perilaku individu. Ketiga mengenai teknik yang dirancang untuk membatu pemahaman individu dan pemahaman perilaku perasaannya, meskipun kesemua aspek-aspek tersebut salin berhubungan.

2.      Teori-teori dasar
Untuk memehami kerangka kerja mengenai teori dan teknik mengenai analisis transaksional maka perlu mengetahui dasar filosofinya. Analisis transaksional harus dipandang sebagai suatu yang positip, karena manusia secara filosofis dapat ditingkatkan, dikembangkan dan diubah secara langsung melalui proses yang aman, menggairahkan dan bahkan menyenangkan. Secara keseluruhan dasar filosofis analisis transaksional bermula dari asumsi bahwa semuanya OK, artinya bahwa semua individu perilakunya mempunyai dasar menyenangkan dan mempunyai potensi serta keinginan untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Di dalam melakukan hubungan dengan orang lain sangat perhatian dan mengayomi lawan bicaranya denga mengundang individu lain untuk senang,cocok dan saling mengisi, yang didalam dasar teori dan praktek analisis transaksional disebut I’m OK and You’re OK, sebagaimana ynag terjadi antara hubungan suami–istri, ayah–anak, majikan –karyawan, guru–siswa, terapis–klien, yang keduanya sebagai pasangan yang imbang.
Teori analisis transaksional mendasarkan pada decisional model, artinya setiap individu belajar perilaku yang spesifik dan memutuskan rencana hidupnya dalam menghadapi hidup dan kehidupanya. Meskipun suatu masa kanak–kanak dipengaruhi oleh orang tuanya atau orang lain akan tetapi individu memutuskan sesuatunya secara khas.
Beberapa konsep teori kepribadian dalam analisis transaksional :

1.      Ego State / status Ego
Manusia sebagai makhluk sosial pada setiap saat akan mampu mengadakan komunikasi atau kontak dengan lingkunganya khususnya dengan sesama manusia, itu akan terlihat suatu perubahan sikap, intonasi suara, gaya bahasa maupun tingkah laku. Perubahan – perubahan  tersebut sering diiringi perubahan perasaan atau kondisi mental yag lain seperti perubahan ekspresi muka sebagai perubahan perasaan.
Menurut Eric Berne bahwa sumber – sumber tingkah laku, sikap dan perasaan, sebagaimana individu melihat kenyataan, mengolah informasi dan melihat dunia diluar dirinya disebut ego state atau status ego.
Di dalam individu mengadakan interaksi dengan orang lain biasanya didasari oleh ketiga status ego yaitu status ego anak, dewasa dan orangtua.

2.      Stroke / Belaian
Model aslinya adalah bahwa orangtua secara fisik membelai bayinya. Dalam teori analisis transaksional sebuah belaian merupakan bagian dari suatu perhatian yang melengkapi stimulasi yang optimal kepada individu. Belaian ini merupakan kebutuhan dalam setiap interaksi sosial dan menyehatkan. Belaian ini tidak hanya dibutuhkan dan terjadi pada anak akan tetapi juga pada masa dewasa menguatkan posisi hidup seseorang dan lebih jauh akan memperkuat naskah, fungsi ego, transaksi dan permainan permainanya.

3.       Life Position / Posisi hidup
Berne juga mengajukan rekomendasinya untuk posisi dasar seseorang jika berkomunikasi antarpribadi secara efektif dengan orang lain. 
Ada empat posisi yaitu : 
1. Saya OK, kamu OK (I’m OK., you’re OK
2. Saya OK, kamu tidak OK (I’m OK, you’re not OK
3. Saya tidak OK, kamu OK (I’m not OK, yo/ire OK)
4. Saya tidak OK, kamu tidak OK (I’m not OK, you’re not OK).

4.      Batas status ego
Setiap individu mempunyai ketiga status ego (anak,dewasa dan orang tua), nampaknya batas antara status ego yang satu dengan yang lainnya digambarkan sebagai membran yang sifatnya permiabel, sehingga dimungkinkan terjadi aliran dari status ego yang satu ke ego yang lain dalam menanggapi rangsang dari luar. Akan tetapi ada juga batas antara dinding status ego tersebut sangat kuat, sehingga individu tidak mampu melakukan perpindahan ke status ego yag lain. Dilain pihak ada juga individu tidak mampu mengontrol perpindahan status ego karena dindingnya sangat lemah atau bocor, sehingga pepindahan dari status ego yang satu ke satatus ego yang lain tidak dapat dikontrol sama sekali.


Batas status ego yang kaku
Jika terjadi bahwa status ego menjadi kaku  maka orang tersebut akan terkurung dalam salah satu status ego tertentu.akibatnya aka menghambat status ego yang lain. Gejala ini disebut Eklusi (Exclusion) dan akan mengakibatkan situasi yang konstan pada status ego yag tertentu.

Kontaminasi
Kontaminasi merupakan suatu situasi dimana batas antara status ego yag satu dengan yag lain menjadi lemah, sehingga status ego tertentu mengalami pencemaran atau pengatuh dari status ego yang lain.Kontaminasi dapat terjadi orang tua ke dewasa da dewasa ke anak dan jugadapat terjadi kontaminasi gada, yaitu jika orang tua  dan anak mencemari dewasa.
Individu dikatakan mempunyai kepribadian yag baik jika status ego dewasa dapat menjadi manejer dari ketiga status ego secara efektif dan sehat.

5.      Analisis transaksional
Ada tiga bentuk transaksi dalam kaitanya dengan interaksi yang terjadi antara dua indiidu :
1)      transaksi komplementer (saling mengisi)
Jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam komunikasi antarpribadi karena ter­jadi kesamaan makna terhadap pesan yang mereka pertukarkan, pesan yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain meskipun dalam jenis sikap ego yang berbeda. Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang sama, sikap dewasa. Transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda namun komplementer. Kedua sikap itu adalah sikap orang tua dan sikap anak-anak. Komunikasi antarpribadi dapat dilanjutkan manakala terjadi tran­saksi yang bersifat komplementer karena di antara mereka dapat memahami pesan yang sama dalam suatu makna.
2)      transaksi silang
Terjadi manakala pesan yang dikirimkan komunikator tidak mendapat respons sewajarnya dari komunikan. Akibat dari transaksi silang adalah terputusnya komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna pesan. Komunikator tidak menghendaki jawaban demikian, terjadi kesalah­pahaman sehingga kadang-kadang orang beralih ke tema pembicaraan lain.
3) transaksi ter­sembunyi.  
Jika terjadi campuran beberapa sikap di antara komunikator dengan komunikan sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang lainnya. Sikap tersembunyi ini sebenarnya yang ingin mendapatkan respons tetapi ditanggap lain oleh si penerima. Bentuk-bentuk transaksi tersembunyi bisa terjadi jika ada 3 atau 4 sikap dasar dari mereka yang terlibat dalam komunikasi antar­pribadi namun yang diungkapkan hanya 2 sikap saja sedangkan 1 atau 2 lainnya ter­sembunyi. Transaksi tersembunyi 1 segi (angular) yaitu jika terjadi 3 sikap dasar sedangkan yang lainnya di­sembunyikan. Kalau yang terjadi ada 4 sikap dasar dan yang disembunyikan 2 sikap dasar disebut dengan dupleks.

6.      Kontak Sosial
Menurut Berne (1961), Dusay (dalam corsini , 1989) Indiidu dalam berhubunga denga orang lain membutuhkan struktur untuk mengatur waktu atau mengisi waktu. Dalam hal ini Berne mengajukan enam cara penggunaan waktu :
a.       Penarikan diri (Withdrawl)
Didalam bentuk ini individu sama sekali tidak mengadakan kontak dengan orang lain secara terbuka , meskipun secara fisik individu ada diantara teman - temannya
b.      Tata Cara ( Ritual)
Ini merupakan suatu bentuk komunikasi yang sudah diatur sebagaimana stimulusnya dan bagaimana responnya. Nampaknya semua individu  setuju untuk melakukannya. Ritual ini aman, tidak ada keterikatan atau keterlibatan denga orang lain, dan kelanjutnya dapat diramalkan. Misalnya ucapan selamat pagi, terimakasih, permisi da bentuk ucapa lain yang mengandung basa – basi.
c.       Aktivitas ( activity)
Merupakan aktivitas dalam kehidupan sehari – hari dan pada umumnya telah ada ketentuan – ketentuan umum yang telah direncanakan. Dalam istilah sehari – hari disebut kerja. Misalnya mengadakan pertemuan untuk urusan bisnis, menulis buku, mencuci piring, belajar untuk perisapan ujian.
d.      Pengisian Waktu (Pastime)
Transaksi yang terjadi pada individu hanya merupakan pengisian waktu dan nampaknya setiap individu pernah melakukan transaksi ini. Misalnya pembicaraan gosip, arisan, keadaan gaji pegawai negeri, cuaca dan mode.
e.       Permainan (Games)
Permainan adalah serangkaian transaksi tersamar yang saling melengkapi, menuju kesuatu hasil yag diramalkan dan telah direncanakan. Permainan dapat digambarkan sebagai sederetan transaksi yang selalu muncul kembali, sering berulang–ulang. Permainan mempunyai dua ciri yag pertama sifatnya tersamar atau terselubung , dan kedua ganjaran. Pada permainan ini sering memberikan resiko yang tinggi. Misalnya memberikan kesulitan dalam kontak sosial karena menyakitkan hati .
f.       Keakraban ( Intimacy)
Komunikasi terjadi secara sederhana artinya individu akan menampilakan keadaan yang sebenarnya atau seadanya tanpa dibuat–buat. Di dalam keakraban ini transaksi yang terjadi tidak ada rasa dendam, kecurigaan dan sebagainya, tetapi berdasar atas kerelaan, saling hormat–menghormati, menghargai dan kerjasama satu sama lain.

Tujuan Terapi
Menurut Eric Berne terdapat 4 tujuan yang ingin dicapai dalam konseling analisis transaksional, yaitu:
a.       Konselor membantu klien yang mengalami kontaminasi status ego yang berlebihan.
b.      Konselor membantu mengembangkan kapasitas diri klien dalam menggunakan semua status egonya yang cocok, mecakup memperoleh kebebasan dan kemampuan status egonya.
c.       Konselor berusaha membantu klien dalam mengembangkan seluruh status ego dewasanya
d.      Konselor membantu klien dalam membebaskan dirinya dari posisi hidup yang kurang cocok serta menggantinya dengan rencana hidup yang baru yang lebih produktif
Sikap dan Tugas Konselor
Konselor dalam analisis transaksional berperan sebagai guru, pelatih, narasumber, dan sebagai fasilitator yang besikap terbuka, bertanggung jawab, tulus, terbuka, serta hangat.
      .           Kelebihan dan Kelemahan Analisis Transaksional
           Kelebihan
Adapun kelebihan terapi Analisis Transaksional, yaitu:
a.       Punya pandangan optimis dan realistis tentang manusia.
b.      Penekanan waktu di sini dan sekarang (here and now).
c.       Mudah diobservasi.
d.      Meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Kelemahan
Adapun kelemahan terapi Analisis Transaksional, yaitu:
a.       Kurang efisien terhadap kontrak treatment karena banyak klien yang beranggapan jelek terhadap dirinya dan tidak realistis sehingga sulit tercapai kontrak karena klien tidak dapat mengungkapkan tujuan apa yang ia inginkan.
b.      Subyektif dalam menafsirkan status ego.






Referensi :
Subandi.A.M. 2002.Psikoterapi pendekatan konvensional dan kontemporer. Yogyakarta : pustaka pelajar

http://divaangreyani.blogspot.co.id/2013/04/psikoterapi-analisis-transaksional.html

0 komentar:

Post a Comment

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter