SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN SYARIAH / MBS
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Banyak masalah yang
terjadi di dunia kesehatan. Dari mulai kekurangan obat, tenaga medis, timbul
penyakit – penyakit baru, dan lain – lain. Masalah tersebut dapat timbul karena
masyarakat yang tidak bisa menjaga pola hidupnya. Selain itu, dapat juga
disebabkan oleh bawaan lahir. Oleh karena itu, kami akan mengemukakan mengenai
masalah tersebut secara jelas dan rinci dalam makalah kami yang berjudul
“MASALAH KESEHATAN DI INDONESIA”.
B.
Rumusan masalah
a.
Apa masalah yang
terjadi dalam dunia kesehatan di Indonesia?
b.
Apa yang
menyebabkan masalah kesehatan tersebut terjadi?
c.
Bagaimana cara
menanggulangi masalah kesehatan di Indonesia?
C.
Tujuan penulisan
a.
Untuk mengetahui
masalah yang terjadi dalam dunia kesehatan di Indonesia
b.
Untuk mengetahui
penyebab masalah kesehatan di Indonesia
c.
Untuk mengetahui
cara penanggulangan masalah kesehatan di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Sehat merupakan kondisi optimal fisik, mental dan sosial
seseorang sehingga dapat sosial memiliki produktivitas, bukan hanya terbebas
dari bibit penyakit. Kondisi sehat dapat merupakan kondisi optimal fisik,
mental, dan dilihat dari dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi
produksi memandang keadaan sehat sebagai salah satu modal produksi atau
prakondisi yang dibutuhkan seseorang sehingga dapat beraktivitas yang
produktif. Dimensi konsumsi menjelaskan manfaat sehat sebagai kondisi yang
dibutuhkan manusia untuk dinikmati sehingga perlu disyukuri.
PENGERTIAN MASALAH KESEHATAN
Masalah kesehatan merupakan hal – hal yang perlu
dipecahkan atau persoalan mengenai dunia kesehatan khususnya dunia
kesehatan di Indonesia.
JENIS – JENIS MASALAH KESEHATAN DI INDONESIA
Untuk memahami masalah kesehatan yang sering ditemukan di
Indonesia perlu dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain masalah perilaku
kesehatan, lingkungan, genetik dan pelayanan kesehatan yang akan menimbulkan
berbagai masalah lanjutan seperti masalah kesehatan ibu dan anak, masalah gizi
dan penyakit – penyakit baik menular maupun tidak menular. Masalah kesehatan
tersebut terjadi pada masyarakat secara umum atau komunitas tertentu seperti
kelompok rawan (bayi, balita, ibu ), kelompok lanjut usia dan kelompok pekerja.
1.
Masalah perilaku
kesehatan
Perilaku kesehatan bila mengacu pada penelitian Hendrik
L. Blum di Amerika Serikat memiliki urutan kedua faktor yang mempengaruhi
status kesehatan masyarakat setelah faktor lingkungan. Di Indonesia diduga
faktor perilaku justru menjadi faktor utama masalah kesehatan sebagai akibat
masih rendahnya pengetahuan kesehatan dan faktor kemiskinan.
Proses terbentuknya sebuah perilaku yang diawali
pengetahuan membutuhkan sumber pengetahuan dan diperoleh dari pendidikan
kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan atau usaha menyampaikan
pesan kesehatan kepada sasaran sehingga pengetahuan sasaran terhadap sesuatu
masalah meningkat dengan harapan sasaran dapat berperilaku sehat.
Sikap setuju terhadap suatu perilaku sehat dapat
terbentuk bila pengetahuan yang mendasari perilaku diperkuat dengan bukti
manfaat karena perilaku seseorang dilandasi motif. Bila seseorang dapat
menemukan manfaat dari berperilaku sehat yang diharapkan oleh petugas kesehatan
maka terbentuklah sikap yang mendukung.
Perilaku sendiri menurut Lawrence Green dilatarbelakangi
3 faktor pokok yaitu faktor predisposisi
( predisposing factors ), faktor pendukung ( enabling factors ), dan faktor
penguat ( reinforcing factors ).
2.
Masalah kesehatan
lingkungan
Kesehatan lingkungan merupakan keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terbentuknya derajat kesehatan
masyarakat yang optimum pula. Masalah kesehatan lingkungan meliputi penyehatan
lingkungan pemukiman, penyediaan air bersih, pengelolaan limbah dan sampah
serta pengelolaan tempat – tempat umum dan pengolahan makanan.
a.
Penyehatan
lingkungan pemukiman
Lingkungan pemukiman secara khusus adalah rumah merupakan
salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang
tidak diikuti pertambahan luas tanah cenderung menimbulkan masalah kepadatan
populasi dan lingkungan tempat tinggal yang menyebabkan berbagai penyakit serta
masalah keseahatan.
b.
Penyediaan air
bersih
Kebutuhan air bersih terutama meliputi air minum, mandi,
memasak dan mencuci. Syarat air minum yang sehat antara lain syarat fisik,
syarat bakteriologis dan syarat kimia. Air minum sehat memiliki karakteristik
tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, suhu dibawah suhu udara sekitar (
syarat fisik ), bebas dari bakteri patogen ( syarat bakteriologis ) dan
mengandung zat – zat tertentu dalam jumlah yang dipersyaratkan ( syarat kimia
). Di Indonesia sumber – sumber air minum dapat dari air hujan, air danau, air
sungai, mata air, air sumur dangkal dan air sumur dalam. Sumber – sumber air
tersebut memiliki karakteristik masing – masing yang membutuhkan pengolahan
sederhana sampai modern agar layak diminum.
c.
Pengelolaan limbah
dan sampah
Limbah merupakan hasil buangan baik manusia, rumah tangga,
industri atau tempat – tempat umum lainnya. Sampah merupakan bahan atau benda
padat yang dibuang karena sudah tidak digunakan dalam kegiatan manusia.
Pengelolaan limbah dan sampah yang tidak tepat akan menimbulkan polusi terhadap
kesehatan lingkungan.
Pengolahan kotoran manusia membutuhkan tempat yang
memenuhi syarat agar tidak menimbulkan polusi bau dan mengganggu estetika.
Tempat pembuangan dan pengolahan limbah kotoran manusia berupa jamban dan
septic tank harus memenuhi syarat kesehatan karena beberapa penyakit disebarkan
melalui perantaraan kotoran.
Pengelolaan sampah meliputi sampah organik, anorganik
serta bahan berbahaya, memiliki 2 tahap pengelolaan yaitu pengumpulan dan
pengangkutan sampah serta pemusnahan dan pengolahan sampah.
Pengelolaan limbah ditujukan untuk menghindarkan
pencemaran air dan tanah sehingga pengolahan limbah harus menghasilkan limbah
yang tidak berbahaya. Syarat pengolahan limbah cair meliputi syarat fisik,
bakteriologis, dan kimia. Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan
pengenceran ( dilusi ), kolam oksidasi dan irigasi, sedangkan secara modern
menggunakan Sarana atau Instalasi Pengolahan
Air Limbah ( SPAL/APAL ).
d.
Pengelolaan tempat
– tempat umum dan pengolahan makanan
Pengelolaan tempat – tempat umum meliputi tempat ibadah,
sekolah, pasar dan lain – lain sedangkan penglahan makanan meliputi tempat
pengolahan makanan ( pabrik atau industri makanan ) dan tempat penjualan
makanan ( toko, warung makan, kantin, restoran, cafe, dll ). Kegiatan berupa
pemeriksaan syarat bangunan, ketersediaan air bersih serta pengolahan limbah
dan sampah.
3.
Masalah pelayanan
kesehatan
Pelayanan kesehatan yang bermutu akan menghasilkan
derajat kesehatan optimal. Tercapainya pelayanan kesehatan yang sesuai standar
membutuhkan syarat ketersediaan sumber daya dan prosedur pelayanan.
Ketersediaan sumber daya yang akan menunjang perilaku
sehat masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan baik negeri atau swasta
membutuhkan prasyarat sumber daya manusia ( petugas kesehatan yang profesional ),
sumber daya sarana dan prasarana ( bangunan dan sarana pendukung ) serta sumber
daya dana ( pembiayaan kesehatan ).
a.
Petugas kesehatan
yang profesional
Pelaksana pelayanan kesehatan meliputi tenaga medis,
pramedis keperawatan, pramedis non keperawatan dan non medis ( administrasi ).
Profesional tenaga kesehatan yang memberi pelayanan kesehatan ditunjukkan
dengan kompetensi dan taat prosedur.
Saat ini masyarakat banyak menerima pelayanan kesehatan
di bawah standar akibat kedua syarat di atas tidak dipenuhi. Keterbatasan
ketenagaan di Indonesia yang terjadi karena kurangnya tenaga sesuai kompetensi
atau tidak terdistribusi secara merata melahirkan petugas kesehatan yang
memberikan pelayanan tidak sesuai kompetensinya. Kurangnya pengetahuan dan
motif ekonomi sering menjadikan standar pelayanan belum dikerjakan secara
maksimal. Masyarakat cenderung menerima kondisi tersebut karena ketidaktahuan
dan keterpaksaan. Walaupun pemerintah telah banyak melakukan perbaikan mutu
pelyanan kesehatan di Indonesia baik melalui peraturan standar kompetensi
tenaga kesehatan maupun program peningkatan kompetensi dan pemerataan
distribusi tenaga kesehatan tetapi belum seluruh petugas kesehatan mendukung.
Hal tersebut terkait perilaku sehat petugas kesehatan yang masih banyak menyimpang
dari tujuan awal keberadaannya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pelayanan kuratif masih memimpin sedangkan aspek preventif dan promotif dalam
pelayanan kesehatan belum dominan. Perilaku sehat masyarakat pun mengikuti saat
paradigma sehat dikalahkan oleh perilaku sakit, yaitu memanfaatkan pelayanan
kesehatan hanya pada saat sakit.
b.
Sarana bangunan dan
pendukung
Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung pelayanan
kesehatan saat ini diatasi dengan konsep Desa Siaga yaitu konsep memandirikan masyarakat
untuk sehat. Sayangnya kondisi tersebut tidak didukung sepenuhnya oleh
masyarakat karena lebih dominannya perilaku sakit. Pemerintah sendiri selain
dana APBN dan APBD, melalui program Bantuan Operasional Kegiatan ( BOK )
Puskesmas dan program pengembangan sarana pelayanan kesehatan rujukan telah
banyak meningkatkan mutu sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di Indonesia.
c.
Pembiayaan
kesehatan
Faktor pembiayaan seringkali menjadi penghambat
masyarakat mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas. Faktor yang
merupakan faktor pendukung ( enabling factors ) masyarakat untuk berperilaku
sehat telah dilakukan di Indonesia melalui asuransi kesehatan maupun dana
pendamping. Sebut saja asuransi kesehatan untuk pegawai negeri sipil ( PT.
Askes ), polisi dan tentara ( PT. Asabri ), pekerja sektor industri ( PT.
Jamsostek ), masyarakat miskin ( Jamkesmas Program Keluarga Harapan ),
masyarakat tidak mampu ( Jamkesda ) bahkan masyarakat umum ( Jampersal dan
asuransi perorangan ). Namun tetap saja masalah pembiayaan kesehatan menjadi
kendala dalam mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu terkait kesadaran
masyarakat berperilaku sehat. Perilaku sakit masih dominan sehingga upaya
kuratif yang membutuhkan biaya besar cenderung menyebabkan dana tidak tercukupi
atau habis di tengah jalan. Karena itu diperlukan perubahan paradigma
masyarakat menjadi Paradigma Sehat melalui Pendidikan Kesehatan oleh petugas
kesehatan secara terus menerus.
4.
Masalah genetik
Beberapa masalah kesehatan dan penyakit yang disebabkan
oleh faktor genetik tidak hanya penyakit keturunan seperti hemophilia, diabetes
mellitus, infertilitas dan lain – lain tetapi juga masalah sosial seperti
keretakan rumah tangga sampai perceraian, kemiskinan dan kejahatan. Masalah
kesehatan dan penyakit yang timbul akibat faktor genetik lebih banyak
disebabkan kurang paham terhadap penyebab genetik, disamping sikap penolakan
karena faktor kepercayaan. Agar masyarakat dapat berperilaku sehat diperlukan
intervensi pendidikan kesehatan disertai upaya pendekatan kepada pengambil
keputusan ( tokoh agama, tokoh masyarakat dan penguasa wilayah ). Intervensi
berupa pendidikan kesehatan melaui konseling genetik, dan pentingnya
pemeriksaan genetik dapat mengurangi resiko munculnya kesehatan pada
keturunannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesehatan masyarakat memiliki tujuan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dengan menggerakkan seluruh potensi masyarakat. Dapat
diartikan bahwa perilaku sehat masyarakat harus ditingkatkan dan dipelihara
oleh petugas kesehatan. Kondisi masalah kesehatan di Indonesia sebagian besar
terkait perilaku masyarakat dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya
mendukung menuju perilaku hidup sehat. Upaya merubah perilaku masyarakat
menjadi perilaku sehat dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan atau secara
khusus promosi kesehatan. Atas dasar keadaan tersebut maka wajib bagi petugas
kesehatan memiliki kompetensi melakukan promosi kesehatan.
B.
Hambatan
Adapun hambatan dalam pembuatan makalah ini yaitu sarana
dan prasarana yaitu komputer yang terbatas dan juga waktu pembuatan yang
relatif singkat.
C.
Saran
Saran kami untuk masalah kesehatan di Indonesia
selanjutnya semoga dapat ditanggulangi dengan baik. Juga diharapkan kerjasama
dari masyarakat dan petugas kesehatan agar masalah kesehatan dapat teratasi dan
semakin baiknya kondisi kesehatan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Marhijanto, Bambang. 1999. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Masa Kini. Surabaya. Terbit Terang
http://aaknasional.wordpress.com/2012/03/12/masalah-kesehatan-masyarakat-di-indonesia/
0 komentar:
Post a Comment