Blog yang diperuntukan untuk anak kuliah, terutama Mahasiswa Manajemen dan Ekonomi Syariah

Friday, 12 May 2017

Posted by Dian Prasetyo in | 08:49:00 No comments



MANAJEMEN SURAT BERHARGA

MAKALAH

      Disusun untuk Memenuhi Tugas
                                        Mata Kuliah          : Manajemen Keuangan
                                       Dosen Pengampu  Dr. Siti Amaroh, SE, M.Si




 Disusun Oleh :
                                       Arif Alfianto                          1320310088
                                       M. Khairul Anwar                 1320310098
                                       M. Ali Imron                         1320310106
                                       M. Rafif Adhitya Putra          1320310114
                                               
                                                                                   
 


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
TAHUN 2015




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Di dunia perdagangan, pembayaran dengan uang tunai akan memiliki banyak risiko. Selain itu menjadi incaran orang jahat terhadap barang bawaan, juga akan menyulitkan saat membawa uang tersebut karena terlalu berat membawa uang tunai. Oleh karena itu, dalam dunia perdagangan, diperlukan bentuk pembayaran yang lebih mudah, lebih lancar, lebih mudah, dan lebih aman. Untuk memudahkan pembayaran dalam setiap transaksi, maka diperlukan surat-surat berharga yang bernilai uang dimana surat-surat tersebut telah diakui dan dilindungi hukum baik dalam transaksi perdagangan, pembayaran, penagihan, dan sejenisnya. Surat-surat tersebut mudah diperdagangkan karena menunjukkan suatu nilai tertentu yang dapat dialihkan dari tangan satu ke tangan lain. Surat berharga merupakan salah satu komponen yang berada dalam aktiva lancar. Komponen ini merupakan aktiva yang paling liquid bagi perusahaan.
Manager keuangan perlu mengelola kas dan surat berharga mengingat kedua komponen aktiva memiliki nilai strategis dalam hal yang berkaitan dengan operasional perusahaan. Setiap penerimaan dan pengelolaan kas harus dilakukan secara baik. Artinya jangan sampai perusahaan kekurangan uang kas untuk melakukan berbagai keperluan pengeluaran perusahaan. Penempatan dana perusahaan dalam surat berharga juga penting guna mendukung aktiva usaha sekaligus memperoleh penghasilan berupa bunga atau tujuan lainnya.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut.
1.      Apa pengertian surat berharga/sekuritas?
2.      Apa itu nilai waktu uang?
3.      Apa saja jenis-jenis dari nilai majemuk?
4.      Apa dasar pertimbangan investasi pada surat berharga?
5.      Apa saja jenis-jenis risiko pada investasi surat berharga?


 BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Surat Berharga atau Sekuritas
Kelebihan pada kas saldo dapat digunakan untuk investasi yang memiliki kepastian tinggi. Perusahaan dapat berinvestasi pada surat berharga (sekuritas) seperti depopsito, saham, obligasi, dan lain-lainnya. Secara definitive, sekuritas (marketable security) merupakan surat-surat berharga yang segera dapat dijual untuk memperoleh uang kas. Terdapat beberapa alasan kenapa memilih investasi pada surat berharga. Pertama, untuk menggunakan kelebihan dana sementara guna diinvestasikan dalam surat berharga yang dijual oleh emiten (perusahaan yang mengeluarkan saham). Kedua, untuk menjaga likuiditas perusahaan dan memperoleh pendapatan dari investasi tersebut.[1]
Dari pengertian di atas, surat berharga atau sekuritas dapat diartikan sebagai sebuah dokumen yang bernilai uang yang telah diakui dan dilindungi oleh hukum bagi keperluan transaksi perdagangan, pembayaran, penagihan tau sejenis lainnya. Surat tersebut memberikan hak kepada pemegang yang bermanfaat bagi yang menerima atau memilikinya. Maka dari itu, surat berharga begitu penting dan nilainya sama dengan mata uang tunai.
Surat-surat tersebut merupakan surat-surat order artinya surat ini menjanjikan sesuatu bila ditunjukkan atau mengandung suatu perintah kepada pihak lain untuk memberikan sesuatu yang dapat berupa barang, pembayaran sejumlah uang, atau pelaksanaan suatu bentuk hak lain. Adanya surat berharga dimaksudkan agar mempermudah dalam melakukan transaksi. Disamping itu fungsi yang terutama dari surat berharga adalah sebagai surat legitimasi, karena surat-surat tersebut merupakan petunjuk bagi pemegang surat yang dianggap sebagai orang yang melaksanakan atau mempunyai hak tertentu.
2.      Nilai Waktu Uang
Nilai uang dapat berubah menurut waktu. Artinya, nilai uang hari ini lebih berharga daripada nilai uang di masa mendatang pada harga nominal yang sama. Misalnya, nilai 1000 hari ini, lebih berharga daripada nilai 1000 satu tahun mendatang. Dengan demikian investor akan cenderung lebih memilih uang (kas) pada waktu sekara dari pada uang pada waktu yang akan datang, meskipun nilai nominalny sama. Nilai uang tersebut disebabkan oleh adanya berbagai faktor yang dapat menurunkan nilai uang dalam waktu tertentu. Faktor-faktor yang menyebabkan nilai uang menurun tersebut adalah :[2]
·         Inflasi, yaitu kenaikan harga secara umum dalam ekonomi. Ketika harga naik, nilai uang menurun, dan apabila harga mendatang diharapkan naik, maka nilai uang mendatang akan turun dibandingkan nilai sekarang. Artinya, daya beli uang sekarang lebih tunggu dari pada hari yang akan datang (esok) karena kenaikan harga akan menurunkan nilai uang. Contohnya, jika harga naik 5% setahun, daya terdepresiasi menjadi Rp 0,95 setahun kemudian.
·         Risiko, atau merupakan ketidakpastian pada masa mendatang Risiko yang mengakibatkan penurunan nilai uang. Karena masa depan yang tidak pasti, risiko pun bertambah menurut waktu. Sebagian besar orang ingi menghindari risiko sehingga mereka lebih menginginkan uang (kas) hari ini daripada uang (kas) di masa mendatang. Tetapi tidak seorang pun dapat memprediksi risiko. Tak ada yang dapat menjamin bahwa suatu perusahaan akan bertahan, tidak ada juga investor yang menjamin bahwa suatu deviden atau harga saham akan berapresiasi. Sehingga semakin bertambahnya ketidakpastian pada masa depan, maka semakin besar risiko, dan nilai uang akan secara bersama-sama akan menurun.
·         Preferensi likuiditas. Mengacu pada seberapa mudah aset dikonversikan menjadi kas. Kas, obligasi pemerintah dan maketable securities lainnya (aset perusahaan yang dijaminkan kepada pemberi pinjaman untuk memastikan pelunasa suatu pinjaman) akan menambah likuiditas perusahaan. Dengan jumlah yang sama, aset tetap seperti tanah dan peralatan tidak dipertimbangkan sangat asset yang likuid. Investor memiliki preferensi likuiditas, yaitu lebih suka memegang uang kas segera untuk keadaan yang tidak diharapkan dari pada menyimpan dan untuk keuntungan pada waktu masa mendatang.
Dalam hal perhitungan nilai waktu uang, kita harus dapat menghitung nilai uang pada saat ini (present value) dan nilai uang yang akan diterima pada waktu mendatang (future value) dengan rumus sebagai berikut :[3]
1.      Future Value (Nilai Masa Depan)

FV = P(1+i)n
            Keterangan :
            FV = jumlah akhir atau jumlah dari P+i
            P    = jumlah uang pada awal periode atau model pokok
            i     = suku atau tingkat bunga
           n     = tahun ke-n
2.      Present Value (Nilai Sekarang)

PV=V/(1+i)n
            Keterangan :
            PV = nilai sekarang dari jumlah penerimaan
P   = jumlah uang pada awal periode atau modal pokok
i    = suku atau tingkat bunga
n   = tahun ke-n
            Contoh soal
·         Kalau kita mendepositokan uang Rp 1.000.000,00 saat ini, jumlah uang tersebut tiga bulan lagi dengan tingkat bunga i = 20% adalah

Penyelesaian :
                               FV = 1.000.000,00 x (1+(0,2/12))3
                                                                       = 1.050.837,963
·         Apabila selama tiga bulan yang akan datang, kita menerima uang Rp.1.000.000,00, setiap bulan, dengan tingkat bunga 20% nilai sekarang adalah
Penyelesaian :
                   PV=(1.000.000/(1+(0,2/12))1+(1.000.000/(1+(0,2/12))2+(1.000.000/(1+(0,2/12))3
         =2.902.709,919
·         Saat pensiun 5 tahun lagi, pak Bimo akan mendapatkan uang Rp. 5.000.000.000. berapakah nilai uang Rp. 5.000.000.000 saat ini, dengan asumsi pemerintah mampu mempertahankan inflasi satu digit, misal 8% per tahun?[4]
Penyelesaian :
Diketahui  :  FV = Rp. 5.000.000.000
                     i    = 8% = 0,08
                     n   = 5
Ditanyakan : PV?
Di jawab     : PV = FV/(1+i)n
                                       = Rp. 5.000.000.000 / (1+0,08)5
                           = Rp. 5.000.000.000 / 1,46
                           = Rp 342.465.753
·         Ratna menyimpan uang sebesar Rp. 1.000.000 di Bank DKI dengahn tingkat bunga 6% per tahunnya. Maka berapakah uang ratna ditahun ke-4?
Penyelesaian:
Diketahui:     PV = Rp. 1.000.000
                       i   = 6% = 0,06
                       n  = 4
Ditanyakan:   FV?
Di jawab: FV = PV (1+i)n
                            = Rp. 1.000.000 (1+0,06)4
                     = Rp. 1.000.000 (1,262)
                     = Rp. 1.262.000

3.      Nilai Majemuk dan Jenisnya
Nilai majemuk adalah (compound value) adalah suatu cara untuk menghitung nilai pada akhir suatu periode di waktu yang akan datang tingkat bunga tertentu. Jenis-jenis dari nilai majemuk terbagi menjadi 3 jenis, yakni sebagai berikut.

1.      Nilai Majemuk Tahunan
Dalam hal ini bunga akan majemuk jika hasil yang diperoleh dari simpanan pokok tidak diambil dan dibiarkan menyatu dengan simpanan pokoknya pada periode berikutnya. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:[5]
                                   
                                    Mn = Mo (1 + i)n
Keterangan :
Mo = jumlah modal pada awal periode
Mn = jumlah modal pada akhir tahun ke-n
i     = tingkat bunga per tahun
n      = jumlah periode pembungaan

Contoh soal :
Nona Rizka menyimpan uangnya di suatu bank sebesar Rp 1.000.000 selama 3 tahundengan tingkat bunga 12% per tahun. Berapaka jumlah uang yang dimiliki Nona Rizka pada akhir tahun ketiga jika ia tidak pernah mengambil bunga dari simpanannya?

                                    Mn = Rp 1.000.000 (1 + 0,12)3
                                                      = Rp 1.000.000 (1,4049)
                                          = Rp 1.404.900

2.      Nilai Majemuk Beberapa Kali Setahun
Merupakan perhitungan nilai majemuk di mana bunga yang dibayarkan dilakukan beberapa kali dalam setahun (interyear compounding). Misalnya pembayaran bunga dilakukan setiap 6 bulan sekali sehingga dalam setahun ada 2 kali pembayaran bunga. Secara metematis dapat dirumuskan sebagai berikut.[6]
                       

            Keterangan
            Mo = jumlah modal pada awal periode
            Mn = jumlah modal pada akhir tahun ke-n
                i    = tingkat bunga per tahun
            n   = jumlah periode pembungaan
            m  = frekuensi pembayaran bunga per tahun

            Contoh soal :
Nona Laksmi menyimpan uangnya di suatu bank sebesar Rp 1.000.000 selama 3 tahun dengan tingkat bunga 12% per tahun yang dibayarkan setiap 6 bulan sekali. Berapakah jumlah uang yang dimiliki Nona Laksmi pada akhir tahun ketiga jika ia tidak pernah mengambil bunga dari simpanannya!
                                 

                             
3.      Nilai Majemuk dari Anuitas
Anuitas (Anuity) merupakan sederetan pembayaran dengan jumlah-jumlah yang sama selama beberapa periode tertentu, di mana pembayaran tersebut dilakukan pada setiap akhir periode. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.[7]



Keterangan :
MAn  = nilai majemuk anuitas pada akhir tahun ke-n
A     = anuitas
i      = tingkat bunga per tahun
n     = jumlah periode pembungaan
Contoh soal :
Pamungkas menginginkan sebuah sepeda motor 5 tahun mendatang. Untuk itu ia menyimpan uangnya sebesar Rp 2.000.000 setiap akhir tahun di suatu bank dengan tingkat bunga 12% per tahun. Berapakah jumlah uang yang terkumpul pada akhir tahun kelima?



4.      Dasar Pertimbangan Investasi Pada Surat Berharga
Tujuan investasi yang utama adalah setiap orang mengharapkan sesuatu yang lebih layak di masa depan dari investasi yang dilakukannya, dengan kata lain mengharapkan keuntungan dari invetasinya. Tujuan lainnya adalah untuk mengurangi tekanan inflasi. Dalam akan melakukan investasi, harus beberapa pertimbangan yang dipikirkan oleh seorang manajer keuangan. Dalam malakukan pertimbangan ini, seorang manajer keuangan harus teliti dan berani dalam mengambil kebijakan dengan memikirkan risiko-risiko yang akan dihadapi kedepannya, karena ini menyangkut masa depan perusahaan yang di pegang olehnya
Ada beberapa kriteria pemilihan sekuritas (khususnya sekuritas jangka pendek) dapat dilihat dari berbagai macam pertimbangan, yaitu pertama, risiko keuangan (financial risk), risiko suku bunga ( interest rate risk), risiko likuiditas (liquidity risk), risiko inflasi dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Pertimbangan-pertimbangan itu akan menentukan besarnya dana yang akan ditanamkan dalam sekuritas (surat berharga) jangka pendek. Perusahaan akan berusaha memperkecil risiko yang mungkin dihadapi dengan harapan memperoleh keuntungan (return) yang maksimal.
Risiko keuangan merupakan risiko tidak kembalinya dana yang diinvestasikan pada sekuritas sesuai dengan yang diijinkan perusahaan. Apabila peminjam tidak dapat mengembalikan dananya, maka perusahaan akan mengalami kesulitan likuiditas.
Risiko likuiditas sekuritas merupakan cepat lambatnya sekuritas yang bersangkutan dapat diperjual belikan. Sekuritas yang likuid berarti sekuritas tersebut cepat laku terjual. Apabila suatu sekuritas tidak likuid, maka perusahaan atau pihak yang memiliki sekuritas tersebut akan menurunkan harganya agar laku dijual. Penurunan harga ini mengakibatkan keuntungan yang diperoleh akan berkurang atau bahkan akan menderita kerugian jika penurunan harganya sampai melebihi harga perolehannya.
Risiko inflasi pada prinsipnya hampir sama dengan risiko tingkat bunga. Kita tahu bahwa antara tingkat bunga dan inflasi memiliki hubungan yang erat. Tingkat suku bunga yang tinggi mengakibatkan tingkat inflasi yang tinggi. Tingginya inflasi akan menurunkan daya beli masyarakat. Risiko inflasi mengakibatkan pada risiko penurunan daya beli.[8]
5.      Jenis- Jenis Risiko Pada Investasi Surat Berharga
Jangka waktu investasi sangat erat sekali hubungannya dengan risiko investasi. Jika kita ingin berinvestasi pada deposito, maka kita akan mendapatkan hasil yang pasti pada saat jatuh tempo dengan risiko yang relatif kecil dan mendapatkan keuntungan yang juga kecil. Sedangkan jika kita ingin investasi jangka panjang, maka keuntungan atau kerugian bisa terjadi jika hanya melihat pada jangka waktu tyang relatif pendek. Sedangkan jika kita melakukannya dalam jangka waktu investasi yang relatif panjang, maka hal ini dapat menekan fluktuasi (ketidakstabilan) yang muncul pada jangka pendek. Berikut beberapa jenis risiko dalam investasi yang mungkin timbul adalah sebagai berikut:[9]
1.             Risiko bisnis (buisnis risk) merupakan risiko yang timbul akibat turunnya profiabilitas perusahaan emiten.
2.             Risiko likuiditas (liquidity risk) risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan  tanpa mengalami kerugian yang berarti.
3.             Risiko tingkat bunga (interest rate risk) merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku dipasar. Biasanya risiko ini berjalan berlawanan dengan harga-harga intrumrn pasar modal.
4.             Risiko pasar (market risk)merupakan risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian negara yang berubah-ubah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomisn lain. Ketika indeks pasar modal meningkat secara terus menerus selama jangka waktu tertentu, tren yang meningkat ini disebut bull market. sebaliknya  ketika pasar modal turun secara terus-menerus selama jangka waktu tertuntu, tren ini disebut bear market. Kekuatan bull market dan bear market ini cenderung memengaruhi semua saham secara sistematis sehingga tingkat pengembalian pasar menjadi berfluktuasi.
5.             Risiko daya beli (purchasing power risk) merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat inflasi. Perubahan ini akan menyebabkan berkurangnya daya beli uang yang di iinvestasikan maupun bunga yang diperoleh dari investasi sehingga rill pendapatan menjadi lebih kecil.
6.             Risiko mata uang (currency risk) merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik (misalnya rupiah) terhadap mata uang negara lain (misalnya dolsr Amerika Serikat).
Risiko diatas satu sama lain tidak saling berhubungan, tetapi dapat terjsdi secara bersamaan. Risiko nomer 1 sampai dengan 2 termasuk risiko yang dpat dihindari (risiko tidak sistematis) sedangkan risiko nomer 3 sampai dengan nomer 6 termasuk risiko utama yang tidsk dapat dihindari (risiko sistematis).




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut.
1.      Surat berharga atau sekuritas dapat diartikan sebagai sebuah dokumen yang bernilai uang yang telah diakui dan dilindungi oleh hukum bagi keperluan transaksi perdagangan, pembayaran, penagihan tau sejenis lainnya.
2.      Nilai uang dapat berubah menurut waktu. Artinya, nilai uang hari ini lebih berharga daripada nilai uang di masa mendatang pada harga nominal yang sama. Dalam perhitungannya, terbagi menjadi 2 yaitu nilai uang pada saat ini (present value) dan nilai uang yang akan diterima pada waktu mendatang (future value).
3.      Jenis-jenis dari nilai majemuk terbagi menjadi 3 jenis, yakni nilai majemuk tahunan, nilai majemuk beberapa kali setahun, dan nilai majemuk dari anuitas.
4.      Yang menjadi dasar pertimbangan investasi pada surat berharga adalah dengan melihat risiko-risiko, seperti risiko keuangan (financial risk), risiko suku bunga ( interest rate risk), risiko likuiditas (liquidity risk), risiko inflasi.
5.      jenis risiko dalam investasi yang mungkin timbul adalah Risiko bisnis (buisnis risk), Risiko likuiditas (liquidity risk), Risiko tingkat bunga (interest rate risk), Risiko pasar (market risk), Risiko daya beli (purchasing power risk), dan Risiko mata uang (currency risk).
B.     Penutup
            Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat bagi pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang belum jelas. Kritik serta saran dari pembaca sangat kami nantikan demi perbaikan makalah kami yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA
Amaroh, Siti, 2008, Manajemen Keuangan, STAIN Kudus: Kudus.
D.Saragih, Ferdinand, 2005, Dasar-Dasar Keuangan Bisnis Teori dan Aplikasi,
                        PT. Elex Media Komputindo: Jakarta.
Halim, Abdul, 2005, Analisis Investasi, Salemba Empat: Jakarta.
Winarsi, Endang, dkk, 2011, Praktikum Manajemen Keuangan, Salemba Empat:
                        Jakarta.
Yamit, Zulian, 2001, Manajemen Keuangan Ringkasan Teori dan Penyelesaian Soal,
                        Ekonisia: Yogyakarta.






[1]Siti Amaroh, Manajemen Keuangan,  STAIN Kudus, Kudus: 2008,  hlm. 80-81
[2] Ferdinand D. Saragih, Dasar-Dasar Keuangan Bisnis Teori dan Praktik, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, hlm., 35-36
[3] Endang Winarsi, dkk, Praktikum Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2011, 44-45
[4] Zulian Yamit, Manajemen Keuangan Ringkasan Teori dan Penyelesaian Soal, Ekonisia, Yogyakarta, 2001, hlm., 168
                               
[5] Abdul Halim, Analisis Investasi, Salemba Empat, Jakarta, 2005, hlm., 124-125
[6] Ibid,, hlm., 125
[7] Ibid, hal., 126
[8]Siti Amaroh, Op.Cit., hlm.81-82
[9] Abdul Halim, OP.Cit, hlm., 51-52

0 komentar:

Post a Comment

Search

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter