KERUSAKAN ALAM AKIBAT FAKTOR ALAM DAN MANUSIA BESERTA SOLUSI UNTUK MENGATASINYA
A. Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan, Kebakaran hutan adalah kebakaran yang diakibatkan oleh
faktor alam ataupun oleh ulah manusia sendiri seperti akibat sambaran petir,
kekeringan yang berkepanjangan, leleran lahar, dan lain sebagainya. Kebakaran
hutan menyebabkan dampak yang luas akibat asap kebakaran yang menyebar ke
banyak daerah di sekitarnya. Hutan yang terbakar juga bisa sampai ke pemukiman
warga sehingga bisa membakar habis bangunan-bangunan yang ada.
Solusi Mengantisipasi
Kebakaran Hutan :
Pencegahan kebakaran hutan pada tingkat unit pengelolaan hutan konservasi,
kesatuan pengelolaan hutan produksi, kesatuan pengelolaan hutan lindung
meliputi kegiatan:
a.
Inventarisasi lokasi rawan kebakaran hutan;
b.
Inventarisasi faktor penyebab kebakaran;
c.
Penyiapan regu pemadam kebakaran;
d.
Pembuatan prosedur tetap;
e.
Pengadaan sarana dan prasarana
B. Abrasi Pesisir Pantai
Abrasi
dapat terjadi oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya yaitu faktor alam.
Misalnya angin yang bertium atau lautan sehingga menimbulkan gelombang serta
arus listrik yang mempunyai kekuatan untuk mengikis suatu daerah pantai. Faktor
manusia contohnya penebangan pohon-pohon pada hutan pantai atau hutan mangrove
dapat memacu degradasi terjadinya abrasi pantai lebih cepat.
Solusi atau cara mencegah
erosi pantai atau abrasi :
a.
Menananm pohon bakau jenis pepohonan
yang mudah tumbuh di pantai dengan air asin ini mempunyai akar yang cukup kuat
untuk mempertahankan daratan dari gempurang ombak pinggir laut.
b.
Membuat bangunan pemecah gelombang, cara
kerjanya adalah menahan gelombang ombak disepanjang garis pantai sehingga sisa
ombak yang menggempur darat tidak terlalu keras.
c.
Melakukan reklame pantai yaitu dengan
melakukan pengurungan tanah dan membuat kontruksi tembok penahan tanah untuk
menahan tanah dari gembpuran ombak, tembok penahan erosi pantai bsa dibuat dari
pasangan pondasi batu kali atau cor beton bertulang.
d.
Membangun reklamasi pantai punya sisi
positif sekaligus sisi negative, pada daerah yang direklame tentu akan lebih
aman dari erosi namun daerah yang lain yang kebetulan struktur tanahnya jelek
atau elevasinya rendah maka berpotensi menjadi tempat beralihnya air laut, hal
ini berarti berpotensi besar untuk tenggelam.
e.
Pencegahan erosi pantai tentu tidak
hanya dilakukan penduduk tepi laut saja, tetapi perlu dukungan rakyat seluruh
penjuru bumi, sebagai contoh jika terjadi polusi besar besaran dikota maka
keseimbangan alam terganggu, bumi panas sehingga kutuh es mencair , akibatnya
muka air laut naik yang dapat menyebabkan daratan tenggelam.
C.
Persampahan
Sampah
adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Secara garis besar,
sampah dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
1. sampah
anorganik/kering
Contoh:
logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dll yang tidak dapat mengalami
pembusukan secara alamai.
2. Sampah organik/basah
Contoh:
sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau sisa buah dll
yang dapat mengalami pembusukan secara alami.
3. sampah berbahaya
Contoh:
baterai, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dll.
Solusi permasalahan
sampah antara lain sebagai berikut:
1.
meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan sampah pemukiman. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
adalah umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, keadaan lingkungan
permukimana.
2.
Program pengelolaan sampah permukiman.
3.
Dimasukkan ke dalam kurikulum SD, SPM,
SMA.
D.
Penurunan
Keanekaragaman Hayati
Sebagai
akibat kerusakan hutan, pembukaan lahan, praktek pengolahan lahan yang kurang
memperhatikan ekologi, pertanian monokultur dll., maka terjadi penurunan
keanekaragaman hayati. Kegiatan monokultur dapat menyebabkan sebagian flora,
fauna dan mikrobia musnah. Contohnya, kantong semar yang dahulu sangat banyak
dijumpai di Bengkulu sekarang menjadi sedikit jumlah dan jenisnya. Kegiatan
pembukaan lahan yang kurang ramah lingkungan seperti lahan disemprot dapat menyebabkan telur-telur dan flora
lainnya menjadi tidak berkembang. Satwa liar menjadi menurun dan kemudian masuk
kriteria dilindungi. Satwa-satwa tersebut antara lain badak Sumatera, gajah
Sumatera, harimau Sumatera, tapir, beruang madu, rusa sambar, napu, rangkong,
siamang, kuao, walet hitam, penyu belimbing serta kura-kura. Ada delapan jenis
kura-kura yang ada di Bengkulu yaitu kura nanas, kura garis hitam, kura patah
dada, beiyogo, baning coklat, labi-labi hutan, kura pipi putih dan bulus.
Baning coklat berstatus dilindungi dan sudah terancam punah. Flora langka yang
ada di Bengkulu adalah Raflesia arnoldi, bunga bangkai dan anggrek pensil.
Solusi untuk mencegah
punahnya flora dan fauna langka tersebut antara lain adalah:
1.
konservasi in-situ: upaya pelestarian
flora dan fauna langka beserta ekosistemnya di kawasan konservasi. Luas hutan
konservasi di Bengkulu adalah 426.203,23 ha.
2.
konservasi ex-situ: UNIB telah mencoba
membiakan Raflesia alnordi dengan
menggunakan kultur jaringan, tapi belum berhasil.
3.
program penangkaran satwa langka.
4.
Penyuluhan tentang penangkaran satwa
secara intensif.
5.
Memberikan pendidikan kepada masyarakat
tentang keanekaragaman hayati dan
manfaatnya bagi masyarakat.
6.
Peningkatan kemampuan sumber daya
manusia.
7.
Memasukkan keanekaragaman hayati ke
dalam kurikulum SD, SMP, SMU serta
perguruan tinggi.
8.
Memperluas habitat satwa liar.
E.
Kerusakan
Hutan Karena Illegal Logging
Pembalakan
liar atau penebangan liar (bahasa Inggris: illegal logging) adalah kegiatan
penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang tidak sah atau tidak memiliki
izin dari otoritas setempat.
Solusi untuk memulihkan
hutan yang rusak adalah sebagai berikut:
1.
dalam jangka pendek adalah penegakan
hukum. Hal ini sangat penting untuk
mencegah praktek-praktek ilegal logging dan perambahan hutan yang
semakin luas.
2.
Hendaknya kegiatan pembangunan
memperhatikan aspek lingkungan. Hal ini seringkali dilanggar oleh pelaksana
pembangunan.
3.
Upaya penanaman kembali hutan yang telah
rusak. Penghijauan telah dilakukan namun belum efektif memulihkan kondisi
hutan.
4.
Dalam jangka menengah dapat dilakukan
sosialisasi dan pendidikan lingkungan pada orang dewasa terutama yang tinggal
di sekitar hutan lindung dan konservasi.
5.
Dalam jangka panjang pendidikan
lingkungan menjadi salah satu pelajaran muatan lokal baik di SD, SMP, SLTA
maupun di perguruan tinggi.